Part 36 - Flashback

56 4 0
                                    

"Gue minta maaf, Syah!" Lirih Adrian.

Aisyah tidak menjawab, dia hanya diam sambil menundukkan kepalanya.

"Mungkin gue harus cerita tentang ini ke lo." Lanjut Adrian.

"Memangnya cerita apa?" Tanya Aisyah yang kini berpindah pandangan menatap Adrian karena penasaran dengan cerita Adrian.

"Dulu......."

Adrian POV

(Next from Part 26 - Story)

Sejak itu aku berumur 8 tahun, di sebuah restoran ternama di Jakarta. Terdapat keluarga yang sedang ada pertemuan.

Masing-masing dari mereka telah membawa keluarga mereka sendiri. Keluarga pertama membawa istri dan anak tunggal laki-lakinya. Yang satunya lagi, juga ada sepasang suami istri yang membawa anak tunggal perempuan mereka.

Dan pertemuan mereka merupakan pertemuan pribadi dan ada saut pautnya dengan perusahaan ataupun bisnis untuk sebagai penerus keluarga mereka.

Awalnya pertemuan mereka bertanya mengenai kabar dan pekerjaan, tapi lama kelamaan mereka membicarakan tentang masa depan anak mereka masing-masing.

Keluarga Maulana yang membuka pembicaraan dari inti mereka pertemuan.

"Harun! Kita sudah lama menjadi teman sejak SMP sampai kuliah, tanpa kita sadari kita bertambah tua dan memiliki istri dan anak. Bukankah kita saat SMA telah berjanji, apabila anak kita berjenis gender sama maka kita menganggap mereka adalah saudara. Sedangkan, beda jenis gender kita akan menjodohkan mereka berdua untuk meneruskan pekerjaan kita. Apa kau ingat?" Kata Tn. Yudha Maulana.

Seorang lelaki yang habis minum itupun langsung meletakkan gelasnya di meja dan menjawab pertanyaan dari teman karibnya itu.

"Tentu saja! Tak ku sangka, kamu memiliki putra yang tampan, sedangkan aku memiliki seorang putri yang cantik. Kalo kita satukan mereka pasti banyak yang iri pada mereka. Benarkan itu?" Jawaban Tn. Harun Putra.

"Hahahaha, kamu benar Harun. Jadi apakah kita sepakat dengan ini, kita tunggu mereka sudah tumbuh cukup dewasa. Bagaimana?" Sahut Tn. Yudha.

"Kita sepakat. Semoga saja, mereka tidak ada yang memisahkan." Ucap Tn. Harun.

Mereka pun saling bersulang minum, karena bahagia dengan kesepakatan mereka. Setelah itu, momen yang tidak diinginkan datang pada mereka.

"Papa, aku sama dia main ke luar dulu ya! Di kolam itu." Kata anak lelaki itu sambil menunjuk ke arah kolam renang yang ada dia luar restoran.

"Tentu saja sayang! Hati-hati ya!" Jawab Tn. Maulana.

"Hei, ayo kita kesana!" Ajak anak lelaki itu kepada seorang anak perempuan yang sedari tadi hanya menundukkan kepala karena malu.

Saat mendengar tawaran itu, gadis itu pun mengangguk kecil bahwa setuju untuk main dengan anak lelaki itu.

Setelah itu, anak lelaki itu menggenggam tangan anak gadis itu. Dua keluarga itu sangat senang melihat mereka begitu akur dan dekat, tanda bahwa harapan ada di depan mata mereka.

Mereka berdua begitu asyik bermain di kolam renang, hanya melempar air satu sama lain. Tapi kebahagian dan tertawa mereka sangat berarti. Dan sangking asyiknya, anak gadis itu terjatuh ke kolam renang dan dia tidak bisa berenang.

Sedangkan anak lelaki itu bisa berenang, dengan secepat mungkin dia segera menyeburkan diri ke dalam kolam. Keluarga yang mendengar kegaduhan itu langsung keluar dari restoran dan segera menghubungi pihak rumah sakit dan meminta pertolongan.

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang