Part 21 - Brother

79 5 0
                                    

Setelah mendapat izin dari kedua orang tua Adrian. Adrian pun membawa Aisyah ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Aisyah untuk sementara dirawat disana, sedangkan Adrian harus menuju bandara. Supaya Aisyah tidak sendirian di rumah sakit, dia menghubungi Safira untuk menemani Aisyah.

Tak lama kemudian, datanglah 2 wanita yang menghampiri rawat inap Aisyah. Setelah itu, Adrian pergi dari rumah sakit.

Beberapa saat kemudian, Aisyah sudah siuman. Safira dan Bu Imah sudah merasa lega, karena Aisyah telah membaik.

Setelah Aisyah sadar, Safira bertanya banyak hal kepada Aisyah secara detail kejadian itu.

Akhirnya, Aisyah bicara semuanya setelah dipaksa Safira yang begitu sangat kepo. Bercerita dari awal yang bla bla bla hingga akhirnya Aisyah yang disekap di gudang rooftop.

Tentu saja, reaksi Safira dan Bu Imah sangat terkejut akan peristiwa yang Aisyah alami.

"Yaudah kalo gitu! Sekarang yang kamu pikirkan adalah kondisi kesehatan kamu." Kata Safira. "Tapi aku juga minta maaf, karena aku telah membuatmu seperti ini. Aku sama sekali gak tau kalo Rasti akan melakukan ini. Sekali lagi aku minta maaf Aisyah. Sungguh aku sangat menyesal." Lanjut Safira sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya, karena Safira hampir saja mengeluarkan air matanya.

"Iya gak apa-apa kok. Aku bisa mengerti dengan kondisi ini." Sahut Aisyah. Aisyah menjawab dengan anggukan sambil tersenyum kepada mereka.

"Iya, Nak! Justru manusia yang mengakui kesalahannya adalah manusia yang dicintai oleh Allah SWT." Sahut Bu Imah. "Ibu ngerti, ini semua juga salah ibu." Lanjut Bu Imah dengan wajah sedih.

"Ya Allah, Bu! Jangan kayak gitu deh! Safira merasa durhaka sama ibu." Ucap Safira juga ikutan sedih.

"Sudah-sudah, yang penting saling memaafkan saja. Lihat para pembaca bingung sama genrenya, ini fiksi remaja bukan genre drama. Hehehe." Kata Aisyah.

Kemudian, ruangan itu menjadi tempat canda tawa mereka. Mereka pun lega, karena saling memaafkan satu sama lain.

***Bandara***

Perjalanan dari rumah sakit sampai bandara hanya membutuhkan waktu sekitar 35 menit.

Sesampainya di bandara, Adrian menunggu saudaranya di ruang tunggu. Tak membutuhkan waktu lama, ada seorang pria yang melambaikan tangannya ke arah Adrian, begitu pun sebaliknya.

Setelah mereka bertatapan langsung yang tepat di depan mata, mereka langsung berpelukan untuk melepas rindu mereka.

Dia adalah saudara laki-laki terbaik bagi Adrian. Ciri-cirinya dia begitu jenius, tampan, hidung mancung, tinggi kayak sidratul muntaha, mirip idola artis Korea, yang tak jauh beda dari Adrian. Dia mendapat beasiswa sekolah High School yang ada di Amsterdam. Dia masih kelas 12 SMA, sederajat dengan Adrian. Namanya adalah Arjun Haikal Justin. Panggilannya Arjun.

"Lo apa kabar?" Tanya Arjun.

"Seperti yang lo liat, i'm fine. Kalo lo gimana?" Jawab Adrian.

"Alhamdulillah. Sehat walafiat." Sahut Arjun.

"Yaudah. Kita pulang yuk! Pasti banyak yang bakal lo cerita ke gue." Ujar Adrian.

"Iya. Bener banget." Sahut Arjun.

Mereka pun menuju ke mobil untuk perjalanan. Selama perjalanan mereka juga sambil mengobrol.

Adrian yang mengendarai mobilnya, sedangkan Arjun duduk disamping Adrian.

"Tapi, Jun. Gue harus ke rumah sakit dulu." Kata Adrian.

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang