Part 17 - Pindah

84 4 0
                                    

Hari ini weekend. Yup! Hari Sabtu, hari ini seperti biasa, Aisyah akan jogging pagi. Dia mengajak Safira untuk menemani Aisyah.

30 menit kemudian. ......

Mereka beristirahat di sebuah bangku yang ada di taman sambil memakan roti dan air putih.

"Safira! Aku ingin bilang sesuatu kepadamu!" Ucap Aisyah tiba-tiba.

"Oh iya! Katakan saja!" Sahut Safira sambil memakan roti di genggamannya.

"Emmm. ..... Begini, besok aku harus pindah ke apartemen yang telah abi belikan untukku. Jadi, besok aku harus berangkat ke apartemen. Hari ini, hari untuk berkemas dan hari terakhir untuk tinggal di panti. Sebagian barang-barang ku sudah aku kemas, dan nanti masih kulanjutkan untuk berkemas." Kata Aisyah yang sebenarnya tidak tega untuk mengatakannya.

"What? Uhuk-uhuk! Kok mendadak banget ngomongnya!" Jawab Safira kaget sambil tersedak-sedak.

"Maaf! Soalnya, kemarin saat aku dipanggil untuk ke TU, ternyata Bu Ningsih memberikan dokumen abiku untuk memberikannya kepadaku. Jadi, suami Bu Ningsih, yaitu Pak Suyono adalah tangan kanan abiku yang mengurus semua tentang abiku. Jadi, sekali lagi, tolong maafkan aku! Aku juga menyadari kalo aku salah. Lagian aku juga sangat ngerepotin kalian berdua, jadi aku tidak mau ini semua berkelanjutan terus menerus." Ujar Aisyah yang memasang ekspresi wajah yang sedih.

"Ya Allah, Aisyah! Kenapa kamu bilang kayak gitu sih? Aku dan ibu sama sekali enggak terbebani ada kamu, anak-anak panti juga senang kalo ada kamu. Justru, aku dan ibu sangat bahagia kamu ada dan tinggal bersama kami. Lagian kamu kan juga termasuk selebriti." Jawab Safira yang menghibur Aisyah.

"Terimakasih atas semua yang kalian lakukan kepadaku. Aku janji, kalo ada waktu aku akan mampir ke panti, sebagai obat kangen ku pada kalian dan juga anak-anak." Ucap Aisyah.

"Iya, deh! Kalo ini keputusan kamu, ya kami dukung. Harus janji lho ya, harus berkunjung ke panti. Harus itu!" Sahut Safira sambil menampakkan jari kelingkingnya.

"Emmm, iya, Insya Allah!" Balas Aisyah sambil membalas jari kelingking juga.

Setelah itu, mereka berpelukan sebagai tanda persahabatan mereka.

*****

Keesokan harinya. ......

"Apa semuanya sudah siap, Aisyah?" Tanya Bu Imah kepada Aisyah.

"Alhamdulillah, sudah Bu! Sebentar lagi aku akan berangkat. Dan ini alamat apartemen ku kalo kalian ingin mengunjungiku!" Jawab Aisyah sambil menyerahkan selembar kertas ke Bu Imah.

"Tentu saja, kami akan datang untuk mengunjungimu." Jawab Bu Imah.

"Assalamualaikum!" Salam Aisyah sambil mencium tangan Bu Imah. "Waalaikumussalam." Sahut Bu Imah dan Safira.

Setelah itu, Aisyah berpelukan dengan Safira. Kemudian Safira berkata, "Hati-hati ya! Semoga selamat sampai tujuan. Kalo ada masalah, gak usah sungkan-sungkan untuk bercerita kepadaku. Ok?" Ujar Safira.

Aisyah hanya membalas dengan anggukan dan senyuman manisnya. Setelah itu, dia berangkat dengan taxi yang telah ia pesan. Aisyah, Safira, dan Bu Imah sambil melambaikan tangan satu sama lain.

***Apartemen***

Setibanya di apartemen yang berada di lantai 25 nomor 2002. Aisyah melepas penatnya dengan berbaring di kamarnya.

"Ternyata disini sangat nyaman dan tenang. Terimakasih abi umi, kalian tetap yang terbaik dan nomor satu bagiku." Gumam Aisyah.

Krucuk. .. Krucuk. ...

"Aku sangat lapar, sebaiknya aku harus beli makanan di luar, sekalian belanja di mall untuk bulanan disini." Gumam Aisyah.

Setelah siap, Aisyah mengambil dompet dan hpnya kemudian dia siap untuk keluar dari apartemen. Saat Aisyah menutup pintu apartemennya, tiba-tiba Aisyah berjumpa dengan dengan seseorang yang ia kenal yang juga sepertinya akan keluar dari apartemennya, dia adalah Priyan.

"Lho, Priyan! Kok kamu ada disini?" Tanya Aisyah kaget.

"Eh! Aisyah, gue emang tinggal disini. Terus lo kok juga bisa ada disini?" Jawab Priyan.

"Oh gitu! Aku juga tinggal disini. Wah! Berarti kita tetanggaan, dong! Hehehehe." Ucap Aisyah.

"Iya! Lo mau kemana?" Tanya Priyan.

"Aku mau keluar cari makan, terus beli bahan-bahan untuk bulanan di apartemen. Terus kamu juga mau kemana?" Jawab Aisyah.

"Ya kalau gitu sama! Gue juga mau beli makan, terus beli kebutuhan juga." Jawab Priyan.

"Yaudah kalo gitu! Kita barengan aja! Kamu kan udah lama tinggal disini, jadi pasti tau dong makanan yang enak deket sini. Iya kan?" Ujar Aisyah.

"Iya. Ayo!" Ajak Priyan.

Akhirnya mereka pun berangkat berdua, turun dari lantai 25 paling atas ke lantai 1.

Setelah asyik berbelanja, mereka pun menuju untuk pulang.

"Kenapa lo pindah?" Tanya Priyan yang membuat Aisyah terkejut dari diamnya.

"Apartemen itu adalah apartemen yang dibeli oleh abiku. Emm. ... aku mau tanya, setiap lantai itu punya 5 apartemen ya?" Jawab Aisyah.

"Hahahaha, cewek aneh! Kenapa lo tanya mengenai itu?" Sahut Priyan sambil tertawa.

"Emangnya gak boleh ya?" Ujar Aisyah sambil cemberut.

"Ya enggak, cuma aneh aja." Kata Priyan. "Iya, setiap lantai punya 5 apartemen. Emangnya kenapa?" Lanjut Priyan.

"Nothing! Cuma tanya doang!" Ucap Aisyah.

"Kalo begini terus, kita bisa berangkat sekolah bareng. Lo gak perlu lagi naik bus." Kata Priyan.

"Enggak mau! Nanti ngerepotin kamu." Sahut Aisyah dengan raut wajah masam.

"Kenapa? Sama sekali gak ngerepotin, kok! Justru gue tambah seneng, soalnya ada yang nemenin." Ucap Priyan.

"Emangnya kamu punya cuma temen aku doang? Yang lain kan banyak." Ujar Aisyah.

"Meskipun lo lihat gue banyak teman, tapi yang sebenarnya gue kayak sendirian. Semua cuma manfaatin gue, cuma mau harta gue." Sahut Priyan dengan raut wajah sedih.

"Oh, maaf! Pasti kata-kata ku salah!" Sahut Aisyah yang merasa tidak enak.

"Gak perlu minta maaf! Lagian lo kan gak tau detail tentang gue. Jadi, enjoy aja. Gak usah ngerasa bersalah." Kata Priyan yang berusaha tersenyum.

Aisyah menjawab dengan anggukan dan senyuman. Dalam hati Aisyah berkata 'Aku akan berusaha, supaya Priyan tidak merasakan sendirian dan kesepian.'

Sedangkan dalam hati Priyan bergumam, 'Kamu sangat cantik dengan tambahan senyuman wajahmu itu. Aku harap kamu tidak tersenyum seperti itu kepada orang lain selain aku.'

*****

Voment & Thanks!

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang