Part 25 - Bingung

63 5 0
                                    

Author POV

Aisyah terbangun dari tidurnya, dan tangannya langsung meraba-raba laci yang dekat dengan Aisyah. Dia tidur bersama Safira, tapi Safira belum bangun dari bunga tidurnya.

Setelah mendapat ponselnya. Aisyah langsung melihat WhattsApp maupun Line. Dan terlihat hanya pemberitahuan status para pengguna. Aisyah mengernyitkan bibirnya kesal.

Kemudian, dia melihat jam pada ponselnya. Ternyata, jam menunjukkan pukul 4.10 pagi. Dengan segara, Aisyah bangkit dari tempat tidurnya dan segera mengambil air wudhu.

40 menit kemudian, Aisyah telah selesai sholat dan bertadarus. Dan dilihatnya, Safira yang baru saja bangun dan menguap bagaikan singa yang juga bangun dari tidurnya, karena rambut Safira acak-acakan seperti Simba.

"Lo udah bangun. Cepetan ambil air wudhu setelah itu sholat! Terus langsung mandi aja. Lagian gue juga udah mandi." Kata Aisyah yang masih memakai mukena.

Safira hanya mengangguk nurut tapi masih mengantuk. Dengan dampingan mata bengkak, karena dia semalam habis menangis puas.

"Tenang aja! Gue siapin sarapannya. Setelah itu, ke panti untuk ambil buku mapel hari ini. Makanya, gue nyuruh lo mandi sekarang." Kata Aisyah, tapi diacuhkan oleh Safira.

Jam telah menunjukkan pukul 5 pagi. Mereka berdua menuju ke meja makan untuk sarapan. Aisyah hanya menyiapkan dua mangkuk sereal dan dua gelas susu. Setelah sarapan, mereka bergegas menuju panti.

Mereka naik taksi uber yang telah Aisyah pesan. Sesampainya di panti, Safira segera masuk ke kamarnya, untuk mengambil mapel hari ini.

Sedangkan, Aisyah menunggu di ruang tamu dan ditemani oleh Bu Imah.

"Nak! Ada apa dengan Safira?" Tanya Bu Imah.

"Enggak ada apa-apa kok, Bu! Memangnya kenapa?" Jawab Aisyah.

"Kalo begitu. Jaga Safira baik-baik ya! Dia pasti gak bisa menceritakan semua masalahnya kepada ibu." Ujar Bu Imah yang sedikit mengeluh.

"Iya, Bu! Tapi kenapa Bu Imah bicara seperti itu? Apa kalian ada masalah?" Sahut Aisyah.

"Tidak ada, Nak! Ibu hanya mencemaskan Safira, ibu percaya sama kamu Aisyah. Untuk menjaga Safira selalu." Ucap Bu Imah.

"Insya Allah, Bu! Saya akan menjaga Safira sebaik mungkin." Jawab Aisyah.

Setelah itu, Safira siap berangkat sekolah meskipun jam masih menunjukkan pukul 05.35. Setelah itu, mereka berangkat sekolah memakai taksi uber lagi.

Sesampainya di sekolah masih pukul 6 pagi. Dan sampai di koridor. Tentu saja masih sangat sepi bagaikan tempat pemakaman. Hanya suara tukang kebun yang sedang bersih-bersih, dan suara jangkring yang menandakan sangat sunyi, sepi, hening, senyap, kosong, dan hampa.

"Safira, Aisyah." Seseorang memanggil mereka dari belakang, mereka begitu terkejut kemudian berbalik badan dan ternyata dia adalah Priyan.

"Priyan! Kok jam segini udah ada di sekolah. Kesambet apa lo? Biasanya dateng 10 menit sebelum bel masuk." Kata Aisyah.

"Ini! Hasil penelitian kemarin, kalian berdua kan kemarin gak kerja. Jadi, kalian diberikan tugas ini." Jawab Priyan sambil menyerahkan selembar kertas folio yang sudah kusut. Aisyah pun mengambil kertas itu.

"Lo mau kemana?" Tanya Aisyah kepada Priyan.

"Enggak kemana-mana. Cuma pengen nikamatin udara segar pagi di sekolah. Jadi, gue berangkat pagi. Hehehehe. Oh iya! Pulang sekolah lo ada acara enggak?" Jawab Priyan.

"Enggak ada. Emangnya kenapa?" Sahut Aisyah.

"Kalo gitu, pulang sekolah bareng gue ya! Gue pengen ngajak lo jalan-jalan. Gimana?" Ujar Priyan.

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang