Part 07 - Bangku

117 8 0
                                    

Aisyah POV

Hari ini agenda tetap sama, yaitu sekolah. Mata pelajaran Matematika lagi, si Pak Rudi yang gurunya idaman banget. Udah sabar, murah nilai, pengertian, pokoknya the Best lah, tapi terkadang juga menyebalkan!

"Pagi anak-anak! Sekarang saya akan membagi bangku buat kalian. Nama-namanya sudah ada pada ketua kelas. Jadi, no protes. Ok?" Sapa Pak Rudi.

"Alah!" Serentak satu kelas.

"Sekarang kalian bisa pindah bangku. Cepat!" Perintah Pak Rudi. "Kalau tidak segera pindah, saya tidak mengajar kalian." Lanjut Pak Rudi.

Sangat tidak diduga, aku bakal sebangku dengan Adrian. Sedangkan, Safira dengan Priyan. Semua siswa 100% terkejut, ada yang jail, ada yang iri, ada pula yang senang.

Kalau Rasti sebangku dengan cowok yang ngatain aku pantat baskom, si Alex. Si Alex ini anaknya sok kegantengan (padahal enggak), pokoknya sok kepedean dan sok lainnya. Apalagi, si Alex langsung jailin Rasti. Respon Rasti sok jual mahal sama Alex, tapi sebenarnya enggak di dalam hatinya. Kalau Alex gak nakal, dia pasti banyak yang muji kegantengannya.

Kalau Laura bangku sama Ineke. Sumpah, aku sedih banget. Soalnya, aku pisah bangku sama Safira, jujur saja aku ingin menumpahkan air mataku yang berusaha aku bendung. Alayers.

Aku duduk di bangku paling barat dekat jendela luar nomor dua dari depan, sedangkan nomor satu Priyan dan Safira. Hehehe tetep bisa deket sama Safira. Terus ditambah lagi, bisa ngeliat taman belakang sekolah yang menjadi tempat favorit para siswa di sekolah ini.

*****
"Kring..... kring. ..... kring...." Bel tanda istirahat telah berbunyi.

Saat aku keluar menuju kelas. Safira berlari ke arahku. "Kamu kok mau keluar kelas gak ngomong-ngomong. Kalo ke kantin, ayo!" Ajakan Safira.

"Enggak, aku gak ke kantin kok. Aku mau ke masjid, sekarang kan hari Kamis. Jadi, aku puasa Senin Kamis. Sorry ya!" Jawab ku.

"Oh gitu ya! Aku minta maaf, gak tahu." Ucap Safira. "Gak papa kok! Kalo kamu mau ke kantin, silahkan! Aku sendiri aja ke masjid." Sahut ku.

"Enggak deh! Aku gak jadi laper. Aku ikut kamu aja." Ujar Safira yang tersenyum ke aku.

Tanpa disadari, pembicaraan mereka didengar oleh 2 pasang telinga siswa cowok, Adrian dan Priyan. Mereka masih berada di kelas yang masih mengemas buku-buku mereka.

"Lo mau kemana?" Tanya Adrian.

"Bukan urusan lo." Jawab Priyan singkat.

"Lo mau ke masjid kan? Jadi gak usah bohong! Gak pantes lo bohong di depan gue." Ujar Adrian.

"Kalo iya, emang kenapa? Emang masalah buat lo?" Sahut Priyan. Priyan pun langsung meninggalkan kelas untuk menuju masjid. Sedangkan, Adrian menggeram tangannya kesal. "Kali ini gue gak boleh kalah dari lo." Gumam Adrian.

***Di Masjid***

10 menit kemudian, aku dan Safira sudah selesai Sholat Dzuhur. Priyan juga. Malah dia tadi jadi imam sholat, sedangkan Adrian juga sholat di masjid, tapi cuma jadi anggota jamaah. Soalnya, datangnya duluan Priyan daripada Adrian. Ungkapan yang tepat bagi mereka adalah 'Siapa cepat dia dapat'.

***Di Kelas***

Mapel selanjutnya adalah Kimia, Bu Wati. Dia cantik, berjilbab, sabar, murah nilai, kadang juga bikin ngantuk. Hehehehe.

Mapel Kimia adalah mapel favorit ku setelah Matematika. Maklum anak IPA 1.

Setelah 2 jam menerima materi. Bu Wati mengumumkan kalau minggu depan akan diadakan ulangan. Sontak satu kelas syok. Kalau aku mah, biasa aja. Apalagi Adrian dan Priyan, mereka santai banget. Maklum anak peringkat 3 besar seantero sekolah. Sedangkan Safira, hidupnya kayak gak tenang gitu. Jujur saja, dia termasuk kaum pembenci Kimia.

Tanpa disadari, bel pulang sudah berbunyi.

"Syah! Kita ke McD, yuk!" Ajakan Safira. "Ogah, ah! Malas. Aku kan puasa" Jawab ku singkat. "Oh iya, hehehe! Lupa." Sahut Safira dengan raut wajah cengengesan.

Saat kita akan keluar kelas, seorang cowok parkir di ambang pintu. "Kalian tadi bilang kalau mau ke McD?" Tanya Alex. "Gak jadi." Jawab singkat Safira. "Loh kenapa? Gini aja, kita jadi McD, gue deh yang traktir. Gimana?" Ujar Alex. "Malas." Sahut ku. "Siapa juga yang mau nawarin pantat baskom kayak elu. Gue cuma pingin nawarin Safira doang. Mau kan, sayang?" Kata Alex yang menggoda Safira sambil mengedipkan mata kanan yang berusaha untuk menggoda. "Kalau teman ku gak mau. Aku juga gak akan pergi. Lagipula sekarang kamu itu sedang kesambet setan yang punya virus labil. Jadi, sorry. Lain kali aja. Terus aku saranin, mendingan kamu istirahat di rumah untuk ngilangin virus labil kamu itu. Puas?" Jawab Safira yang jutek.

"Yaelah! Jutek amat, kalo kayak gini Safira tambah cantik deh. Gue tambah suka aja sama Safira." Sahut Alex yang masih berusaha menggoda Safira.

Tanpa ada balasan kata-kata, aku dan Safira segera pergi dari kelas. Saat mereka sudah menumpangi bus. Mereka isi waktu mereka dengan ngobrol.

"Kayaknya si Alex itu suka sama kamu, deh! Abisnya dia gatel banget sama kamu, Fir!" Kataku.

"Enggak kok! Hampir cewek satu sekolahan di gituin. Maklum aku kan cantik, jadi digodain terus sama dia. Tapi kalo dipikir-pikir, kamu punya keuntungan dengan nerd kayak gini. Kamu gak bakal dapet godaan kaum Adam yang begitu menyebalkan di luar sana. Kamu benar-benar beruntung. Abis ini, kalo udah sampek panti kamu bakal ngapain?" Kata Safira.

"Gak tau. Mungkin baca novel atau baca wattpad. Atau mungkin stalking doi. Hahahaha!" Jawab Aisyah yang asyik bercanda. "Hahahaha." Safira pun juga iku hanyut dengan candaan Aisyah itu yang begitu garing.

*****
Voment. Terimakasih!
Sekali lagi, maaf kalo ceritanya kependekan atau garing.

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang