Part 20 - Aku Menemukanmu

67 5 0
                                    

Sesampainya di rooftop, aku tiba-tiba teringat akan masa laluku.

* Flasback on *

Saat aku tengah bermain di sebuah kolam renang yang berada di hotel di daerah Banyuwangi. Saat itu, umurku masih 8 tahun atau kelas 3 SD akhir atau semester genap. Saat aku tengah asyik bermain di pinggir kolam, sambil siram-siraman dengan seorang gadis kecil bersamaku itu, dia tercebur di dalam kolam. Sedangkan, gadis itu tidak bisa berenang. Dengan cepat aku pun juga langsung menyebur diriku, untuk menyelamatkan anak itu.

Setelah aku selamatkan dia, aku pun langsung memanggil orangtua ku dan orang tuanya. Saat itu pula, mereka sedang meeting kerja bisnis, langsung terkejut dengan anak gadis itu yang masih pingsan.

Dan sejak kejadian itu, orang tua kami tidak pernah ada kontak untuk pertemuan. Begitupun diriku yang hanya meninggalkan kenangan untuk kami. Insiden itu, hari terakhir aku bertemu dengannya.

Aku masih sangat ingat benar kejadian mengerikan itu. Sejak saat itu, selesai liburan aku pun pindah dari sekolah Banyuwangi ke Jakarta. Aku pun juga tidak pernah lagi melihatnya, seingatku namanya adalah Hanna.

* Flashback off *

Setelah menenangkan diri di rooftop, aku hendak pergi dari situ. Tapi aku menghentikan langkahku, karena aku merasa ada yang aneh di dalam gudang atau punya firasat buruk. Aku berusaha acuh, tapi saat aku pergi dari situ, perasaan ku ingin sekali membuka pintu itu.

"Daripada penasaran lebih baik aku buka saja." Gumamku.

Saat aku membuka pintu itu memakai kunci yang telah ku pegang. Aku sangat terkejut saat melihat ruangan itu, Aisyah dibungkam dan tangan kakinya diikat. Dan dia sudah sadarkan diri. Dia meminta tolong kepadaku untuk melepaskannya.

Dengan segera, aku melepas ikatannya dan isolasi bungkamannya. Setelah itu, Aisyah memelukku begitu erat. Aku yang dibuatnya seperti itu ragu-ragu untuk membalas pelukannya. Dengan pelan tapi pasti aku pun telah membalas pelukan itu, aku tidak bisa menahan senyumku dan pelukannya juga begitu hangat.

Setelah itu, aku menggendongnya. Dia begitu sangat lemas dan pucat. Aku segera menuju ke mobil untuk mengantarkannya ke rumahku. Kenapa tidak ke apartemennya sendiri? Because ada 2 alasan :
1. Aku gak mau ada Priyan.
2. Aku gak tau alamat apartemennya.

Jadi gak salah, sekali-kali ku ajak dia kerumahku.

***Adrian Home***

Author POV

Sesampainya di rumah Adrian, dia mengucapkan salam kepada orang tuanya yang sedang asyik menonton TV.

"Assalamualaikum." Salam Adrian sambil menggendong Aisyah ala bridal style.

"Ma, pa, nanti aku jelaskan! Bi, tolong siapkan obat. Saya akan membawanya ke kamar tamu." Lanjut Adrian. Aisyah sama sekali tidak berkata apapun, dia masih sangat pucat dan lemah.

Orang tua Adrian yang melihat pemandangan itu jadi penasaran, mereka pun juga menuju ke kamar tamu untuk melihat kondisi Aisyah.

"Siapa ini, Nak?" Tanya mama Adrian, Yusi.

"Dia Aisyah, ma! Teman sekelas Adrian. Tadi dia terkunci di gudang rooftop." Jawab Adrian yang sangat khawatir.

"Astagfirullah! Yaudah, untuk sementara dia boleh disini dulu, gak tega papa ngeliat." Sahut papa Adrian, Yudha.

"Terimakasih banyak, pa, ma!" Ucap Adrian sumringah.

Tak lama kemudian, Bi Atun datang membawakan nampan makanan dan obat untuk Aisyah.

"Sini Bi! Biar saya saja yang ngerawat dia. Bibi bisa mengerjakan tugas yang lain." Kata Adrian yang menerima nampan dari Bi Atun.

"Kamu kok perhatian sekali sama gadis itu, Nak?" Tanya Yusi yang berhijab itu.

"Ehem.. ehem. . Iya ma atau jangan-jangan punya rahasia lagi?" Sahut Yudha jail.

"Bukan seperti itu, pa, ma. Dia kan teman Adrian, jadi cuma berperikemanusiaan saja." Jawab Adrian.

"Oh gitu! Kirain calon menantu." Ujar Yusi yang tersenyum-senyum.

"Sudahlah, ma! Ayo kita keluar, anak kita ini sudah cukup dewasa rupanya." Goda Yudha sambil meninggalkan kamar dengan Yusi.

"Papa sama mama ada-ada aja deh!" Gumam Adrian sambil geleng-geleng kepala.

Setelah merawat Aisyah yang sedang tertidur, Adrian masih menemani Aisyah.

"Ternyata kalo diliat kayak gini kamu lebih dari cantik. Lebih baik besok dia tidak perlu masuk sekolah, kalo gitu gue juga gak usah masuk sekolah juga. Iya.... sekarang gue minta izin ke papa sama mama dulu." Gumam Adrian.

Adrian pergi ke ruang keluarga, orang tuanya sedang asyik menonton TV dengan tawa gembira.

"Pa, ma, Adrian mau ngomong sebentar." Sapa Adrian.

"Iya, bicaralah!" Sahut Yudha.

"Jadi begini, Aisyah itu masih lemah, pastinya dia besok gak akan masuk sekolah. Jadi, Adrian juga gak masuk sekolah buat jagain Aisyah. Apa boleh pa, ma?" Kata Adrian.

"Ya Allah, Nak! Kirain ada masalah apa? Ternyata cuma tanya mengenai itu. Tentu saja boleh. Iya kan pa?" Ucap Yusi.

"Iya, gak apa-apa kalo gak sekolah, nanti papa akan hubungi sekolah bahwa kalian tidak masuk." Sahut Yudha.

"Alhamdulillah. Terimakasih banyak, pa, ma. Kalau begitu, Adrian nemenin Aisyah lagi." Ujar Adrian meninggalkan ruang keluarga, tetapi langkahnya berhenti, karena mamanya memanggilnya.

"Oh iya, Nak! Nanti kamu ke bandara ya. Soalnya saudara dekat kamu bakal datang." Ucap Yusi.

"Siapa ma?" Tanya Adrian penuh heran.

"Masak kamu lupa sih! Saudara karib kamu." Sahut Yusi.

"Oh... Si jenius itu. Memangnya dia sudah selesai belajar di Amsterdam, ma?" Ujar Adrian.

"Sepertinya begitu. Sekalian kamu bawa Aisyah ke rumah sakit ya. Biar tau kondisinya." Ucap Yusi.

"Ok, ma." Sahut Adrian.

Adrian pun pergi menuju kamar tamu untuk melihat kondisi Aisyah.

*****
Sorry, kalo ceritanya rumit terus kalian dibuat bingung oleh cerita, sama aku yang bikin cerita juga bingung. Intinya, vomentnya guys! Terimakasih. Follow ig : @gpra695

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang