Part 37 - Permintaan Maaf

66 5 0
                                    

Kring. ... kring. ... kring. ... Bel pulang telah berbunyi.

Kini para murid segera bergegas menuju rumah mereka masing-masing. Saat Aisyah akan keluar dari gerbang sekolah, ada sebuah mobil sport dan sebuah motor ninja merah yang berada didepan Aisyah. Aisyah yang melihat itu sangat bingung dan menghentikan langkahnya karena siapa yang menghalangi jalannya.

Di saat bersamaan, sang pemilik motor melepas helmnya yaitu Adrian dan yang turun dari mobil adalah Priyan. Mereka secara bersamaan melangkah untuk menghampiri Aisyah.

Melihat tontonan itu, banyak siswa yang langsung mengabadikan itu. Priyan sebelah kiri, Adrian sebelah kanan, dan tentu saja Aisyah berada di tengah. Masing-masing menggenggam tangan Aisyah.

Aisyah sangat malu dengan tingkah mereka. Tak lupa pula, Rasti melihat itu bersama Safira dan Arjun, begitupula dengan Rachel bersama Laura dan Ineke.

Saat itu, juga ada sebuah mobil BMW hitam yang melihat mereka di dalam mobilnya. Dia masih menyaksikan itu.

Untuk menahan malunya, Aisyah hanya bisa menundukkan kepalanya. Sedangkan, Priyan dan Adrian saling bertatapan tajam. Dan tiba-tiba, Rachel datang menghampiri mereka, kemudian memeluk lengan kiri Adrian.

"Sayang, ayo kita pulang!"

Mendengar ajakan Rachel, semuanya pun heboh. Sedangkan Priyan tersenyum kemenangan. Dan saat itu, Rasti pun menghampiri Aisyah yang diikuti Arjun dan Safira.

Dan lagi-lagi kini Rasti lah yang memeluk lengan kanan Priyan untuk mengantarnya pulang. Adrian dan Priyan ingin menolak tapi Aisyah malah tersenyum dan mengangguk kepada Adrian dan Priyan. Dan akhirnya, diantara mereka tidak ada yang menang maupun kalah. Hanya tersisa Arjun dan Safira bersama Aisyah.

Setelah motor dan mobil mereka pergi. Arjun menepuk bahu Aisyah.

"Lo gak papa kan?" Tanya Arjun.

"Iya."

"Yaudah, gue tinggal dulu ya! Safira ayo!"

Kini Arjun dan Safira pulang bersama. Dan sikap Safira sepertinya masih sangat marah.

Kini para siswa bubar, karena tidak ada lagi tontonan gratis. Dan akhirnya Aisyah pulang sendiri dan menuju halte bus.

Sesampainya di halte, Aisyah duduk sambil termenung. Dan tiba-tiba ada sebuah mobil BMW hitam itu yang membunyikan klaksonnya yang membuat Aisyah sadar akan lamunannya.

Kaca jendela bagian sopir dibuka, dan dilihatnya adalah seniornya Aisyah dahulu, yaitu Kak Daffa.

"Hei!"

"Lho Kak Daffa, kok kakak ada disini?"

"Sudahlah gak penting. Sekarang lo naik ke mobil gue. Cepetan!"

"Enggak usah kak, ngerepotin aja."

"Udahlah, gak papa kok."

"Naiklah!"

"Enggak u---"

"Enggak ada penolakan. Sekarang naik atau gue gendong lo biar lo mau naik ke mobil gue."

"Ya Allah kak tega amat."

"Makanya jangan bandel, sekarang naik. Tenang aja nebengnya gratis kok."

"Ok!"

Aisyah pun memasuki mobil Kak Daffa seperti ia bilang meskipun terpaksa, daripada harus menanggung malu yang baru saja dikatakan oleh Kak Daffa.

Di dalam mobil keadaan begitu hening.

"Emm. .. kak, gue mau bilang sesuatu ... bo.. boleh?"

"Tentu saja. Kenapa lo gugup seperti itu?"

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang