Part 13 - Dont Cry

81 5 0
                                    

Aisyah POV

Saat malam hari, seperti biasa aku dan Safira sedang mengobrol. Aku terkejut dengan cerita Safira, bahwa geng Rasti memang benar memfitnah ku.

"Yasudah, kita tidur saja!" Kataku.

***Sekolah***

Keesokan harinya, masih ada yang membicarakan aku, mereka bagaikan haters atau antifan yang sangat amat membenciku. Tapi aku hanya menganggap angin belaka.

Jam terakhir adalah pelajaran B. Inggris. Gurunya adalah Mrs. Rini. Bu Rini memberikan kami tugas untuk membuat dialog bersama teman sebangku dan harus tampil di depan kelas.

Kring. .. Kring. .. Kring. .. Bel pulang telah berbunyi. Aku dan Adrian berencana untuk tidak pulang terlebih dahulu, karena untuk menyelesaikan tugas dari Bu Rini. Sedangkan, Safira mengerjakan tugas di luar lingkungan sekolah. Mungkin di Cafe atau restoran bersama Priyan.

eolyeoseo modeun ge eolyeowo jansolie 'mae' seoleowo
kkujungman deuddeon cheolbuji 'ae'
gyeou seumugogae neom-eo gippeumdo jamsi eomeo?! (Lirik lagu IU ft G-Dragon - Palette)

Telepon panggilan dari hp Adrian berbunyi, dia kemudian langsung keluar begitu saja.

10 menit kemudian.....

Adrian memasuki kelas dan melihatku yang sedang menangis begitu derasnya. Setelah aku melihat Adrian, aku langsung menghapus air mataku cepat-cepat.

"Lo kenapa nangis? Apa gue punya salah sama lo? Maafkan gue, kalau gue punya salah. Kalau begitu, kita bisa pulang saja sekarang.  Kita kerjakan besok pagi saja. Tapi kenapa lo nangis?" Tanya Adrian yang sangat merasa bersalah.

Aku hanya menggeleng kepala. "I'm fine! Tugasnya jangan ditunda, kita kerjakan sekarang saja." Jawabku.

"Tapi, lo sedih gitu. Pasti lo sedang bad mood banget. Iya gue tau, lo pasti marah sama gue. Karena gue kemarin juga marah sama lo, mengenai hal yang dituduh mencuri buku Rasti. Iya kan?" Ucap Adrian.

"Enggak kok! Bukan akan hal itu. Kalo soal itu, aku sudah memaafkan Rasti. Hanya masalah pribadi sedikit." Sahutku.

"Terserah lo aja. Kalo lo ingin membicarakan masalah ke gue, gue akan selalu dengerin lo. Kalo lo mau nangis dan butuh sandaran, gue akan selalu ada sama lo, kapanpun dan dimanapun yang ingin lo mau." Ujar Adrian yang membuat jantungku berdegup kencang.

Aku hanya menjawab dengan anggukan. "Dont cry! Senyum dong, kalo senyum lo cantik kok. Gue sama sekali tidak menganggap lo seperti yang dikatakan sama Alex, karena gue tau itu semua ciptaan Allah yang maha kuasa." Kata Adrian.

Setelah mendengar perkataan Adrian, akupun tersenyum kepadanya. Dan kemudian, kami bisa mengerjakan tugas dengan baik.

*****
Voment. Terimakasih!

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang