"WOI MELLA LO KO DULU-"
Dion menatap punggung Vamella yang menjauh dari perkarangan rumah nya. Biasanya adik nya itu akan pergi bersama dia, namun kali ini ada yang beda dari Vamella. Bahkan dia tersenyum pada Dion pun tidak.
"Lah ko sama si Ned anjir" Dion mengacak rambutnya seraya kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil tas nya. Lalu setelah menyalami kedua orang tua nya, dirinya pun langsung menjalankan mobil nya menuju Merah Putih.
Sementara di tempat lain, Vamella tengah memakan roti yang sengaja ia bawa karena belum sempat sarapan tadi di rumah. Dirinya mngetuk keras helm yang dipakai Ned sebagai tanda memanggil. "Apa?" Tanya Ned di balik helm full face nya.
"Udah sarapan belom lo?" Tanya Vamella dan dibalas anggukan oleh Ned. Gadis itu mengangguk lalu meneruskan sarapannya.
Ned memberhentikan motornya setelah sampai di parkiran sekolah, ia langsung membuka helm nya dan menaruh di kaca spion begitu pula dengan Vamella. Keduanya pun langsung memasuki area sekolah dan menuju kelasnya.
"Mel anjir gue ditinggal" Dengan nafas terengah engah, Dion menghampiri Vamella yang jaraknya tidak terlalu jauh darinya.
"Lo udah gede bang, lagian lo berangkat masih pake mobil, ga dibawa sama gue" Vamella melanjutkan langkah nya bersama Ned. Dion menautkan alisnya bingung, entah apa salahya sehingga Vamella bersikap cuek seperti ini kepada nya.
"Gue bilangin David lo pergi bareng Ned loh ya" Ujar Dion sukses membuat Vamella menoleh, begitupun dengan Ned. Gadis itu pun langsung menarik tangan abang nya dan membawa agak jauh dari Ned.
"Apaan sih lo masa aduan" Vamella memutar bola matanya jengah.
Dion mengedikkan bahu nya. "Bodo amat terserah gue lah ya, udah gede ini" Jawab nya santai yang justru semakin membuat Vamella geram dan ingin langsung menancapkan jarum di pipi Dion.
"Lagian gue sama Ned cuma temen. Ga salah dong kalo gue bergaul sama yang lain. Ga harus sama lo dan temen temen lo doang kan." Vamella menatap ke arah Ned dan menggerakan tangannya pertanda 'Duluan aja' Ned pun mengangguk dan berjalan ke kelasnya.
"Sama David juga cuman temen kan?" Goda Dion yang sukses membuat Vamella terdiam seketika. Benar juga ucapan Dion tadi, dirinya dengan David kini memang masih sebagai teman dan tak lebih.
"Sekarang temen kalo nanti she's my girlfriend. Kalem Di, dalam proses"
Vamella tak kuat mengulum senyum nya sesaat mendengar ucapan David yang tiba tiba saja sudah berada di belakang mereka. Dapat jelas ia lihat bagaimana tampan nya seorang David memakai sweater hitam yang membalut tubuhnya. Seakan aura kegantengannya keluar begitu saja.
Dion tertawa kecil menanggapi omongan temannya. "Jangan kelamaan proses, takut nya ketikung.''
"Apaan sih lo?" Vamella menoyor kepala Dion hingga cowok itu hampir terhuyung ke belakang. Namun cowok itu hanya tertawa dan lalu meninggalkan David dan Vamella untuk mengobrol berdua tanpa ada dirinya.
"Kenapa tadi pergi bareng Ned?" Tanya David seraya merangkul Vamella.
Gadis itu mendongakkan wajahnya. "Ini rencana gue buat birthday party nya" Vamella menatap sepatu nya, "Biar ada serunya gitu gue jauhin dia dulu"
"Kenapa ga sama gue aja, hm?"
Bibir Vamella mengatup, rasanya benar juga apa yang dikatakan oleh David. Kenapa harus Ned dan tidak David. Tapi, terlanjur pula Vamella sudah berjanji pada Ned untuk pergi bersama selama 1 minggu, dan waktu itu pas menjelang hari ulang tahun Dion yang memang tinggal menunggu minggu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Mind Reader
Novela Juvenil"Coba baca pikiran aku sekarang Dav" David tersenyum tipis menanggapi gadis didepannya ini. Gadis yang berhasil membuat nya berubah, gadis yang selalu hadir menemaninya, gadis yang selalu ada untuk menyelesaikan apapun masalah dia. Dan gadis itu a...