"David?"
Vamella sangat kaget melihat cowok jangkung itu berdiri tepat di depannya.
"Ngapain kamu disini?" Tanya David.
Belum sempat Vamella menjawab, Javier ikut membalikkan badannya lantas tersenyum. "Oh, you again"
David membelakakan matanya tak percaya. "How dare you be with her?!"
"I just accompanied her. Be calm" Ucap Javier menunjukkan wajah baik nya. David memutar bola matanya malas, lalu menarik Vamella agar berada dekat dengannya.
"Don't be close with her. I ask you to go away from her. Got it?" David menatap tajam cowok itu.
Sementara Vamella masih terdiam. Tidak tahu harus apa, karena ia sendiri pun tidak mengerti mengapa David begitu marah dan keduanya terlihat berseteru.
"Who she is for you?"
"She is my girlfriend!" David menjawab setengah membentak. Ia semakin menggenggam tangan Vamella yang mungil.
"Go away" Suruh David dengan tampang dingin. "Just go!" Katanya lagi ketika Javier akan bicara pada Vamella.
Javier hanya melambaikan tangannya pada gadis itu dan berkata sampai jumpa yang tak bersuara. Lalu hilang dibalik tinggi nya gedung.
Vamella melepaskan tangan David. "Apa apaan lo? Dia temen gue, kenapa lo usir?"
"Dia ga baik buat lo" Jawab David datar.
"Ga baik gimana, emangnya lo kenal sama dia?" Tanya Vamella penuh penekanan.
"Gue tau dia orang seperti apa. Jangan deket deket dia, gue ga mau lo dalam bahaya" David mengusap kepala Vamella.
Gadis itu diam saja. Terlebih dia tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini. David sudah ada di hadapannya, apa yang akan ia lakukan?
"Tadi kenapa lo bilang gue pacar lo.."
"Biar dia jauhin lo"
"Gimana bisa gue percaya kalo lo ga kasih alasannya, Dav?!" Vamella kembali jutek.
"Di dunia ini ga semua perlu alasan Mell" Katanya seraya melihat ke sekitar.
Vamella tertawa remeh. "Apa lo bilang? Ga semua perlu alasan?"
"Iya."
"Terserah" Gadis itu membalikkan badannya.
David menahan. "Lo mau kemana?"
"Kenapa lo ada disini?" Katanya lagi.
Vamella menunduk. "Apa salahnya gue dateng ke tempat lahir gue sendiri?"
"Lo bohong Mell"
"Apa sih?!"
"Lo kesini gara gara gue kan? Kenapa lo lakuin ini? Lo ga perlu sampe datang kesini karena gue padahal lo lagi ada masalah"
Vamella menahan air matanya agar tidak turun, ia memandang David dengan sendu. "Lo bener. Gue ada masalah lalu kenapa gue datang kesini ninggalin masalah gue?"
"Itu karena lo tinggalin gue, Dav"
"Gue ga butuh permintaan maaf lo. Gue cuma butuh lo disaat gue ada masalah. Lo boleh anggap gue terlalu childdish atau apapun itu. Maaf, gue kesini karena lo" Ia menoleh nafasnya.
"Kenapa lo lakuin ini ke gue, Dav?" Vamella memukul David berulang kali. Air mata nya tak dapat ia tahan lagi. Ia mengusap pipi nya dengan tangan, jejak air mata itu berpindah namun sakit nya masih tinggal.
David memeluk Vamella. "Udah ya? Lo pulang."
"Pulang ke orang tua lo"
Vamella menepis pelukan itu. "Siapa lo suruh suruh gue?!"
"Oke Dav. Gue emang bodoh, selamat tinggal" Vamella membalikkan badannya lalu berjalan cepat meninggalkan David.
Mengapa ini semua terjadi?
***
"Mau sampai kapan lo buat mereka khawatir?!" Ujar Ned.
Dion menggeleng lemah.
Ned memutar bola matanya malas. Sudah berapa minggu Dion jadikan rumahnya sebagai pelarian?
"Gue tau ini berat buat lo. Tapi Di, apapun masalahnya lo harus omongin baik baik sama mereka. Jangan kayak gini, lo kayak pengecut tau ga?!" Ujar Ned begitu membuat Dion kesal.
"Heh lo ga tau apa yang gue rasain! Coba kalau lo ada di posisi gue. Lo bukan anak kandung dari orang tua lo saat ini. Apa yang bakal lo lakuin? Omongin baik baik seperti yang lo bilang tadi? Gue juga bakal omongin baik baik kalau itu mudah bagi gue." Dion menatap tajam Ned.
"Jangan jangan lo ga mau gue disini terus?" Tanya Dion kemudian.
Ned menggeleng. "Gak! Bebas lo mau disini sampai kapan pun. Tapi, mereka juga keluarga lo, mereka yang selalu ada buat lo. Jangan buat mereka susah disaat keadaan udah susah"
"Lo ngomong apa sih?!"
"Lo ngomong kayak gitu berasa lo tau keluarga gue aja!" Dion kembali menidurkan dirinya.
Ned melemparkan batal pada kakak kelas yang sangat ajaib itu. "Lo dikasih tau juga!"
"Lo tau ga Vamella sekarang dimana?"
"Dimana?"
"Spanyol"
Dion tersentak dan bangun. "Serius adek gue ke Spanyol?"
Ned mengangguk.
"Ngapain dia kesana?!" Dion semakin penasaran.
"Nyusul David" Jawab Ned enteng.
Dion semakin kaget. "David ke Spanyol?!"
"ANJING!"
Cowok jangkung itu bangkit dari duduk nya dan langsung keluar kamar berniat untuk menuju rumahnya.
Ned memicingkan matanya. "WOI DION!"
*****
ENJOY!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Mind Reader
Novela Juvenil"Coba baca pikiran aku sekarang Dav" David tersenyum tipis menanggapi gadis didepannya ini. Gadis yang berhasil membuat nya berubah, gadis yang selalu hadir menemaninya, gadis yang selalu ada untuk menyelesaikan apapun masalah dia. Dan gadis itu a...