Forty four

43 6 2
                                    

"Dav, gue pergi dulu ya"

"Iya"

"Lo yakin gakan nyusul gue kesana? Padahal gue harap lo mau ikut gue ke Spanyol, jaga gue. Temani gue"

David tersenyum. "Sha, pasti lo punya banyak temen kan disana? Gue tau lo punya. Jadi, cukup sampe disini aja gue jagain lo. Gue punya urusan gue sendiri begitupun lo"

Keisha menangis. "Dav, kalau boleh jujur, gue sayang sama lo"

"Gue juga"

"Lo sayang gue?"

"Iya, Sha"

"Serius?"

"Iya gue sayang lo"

Keisha memeluk David lagi. Ia tak rela meninggalkan David di Indonesia. Rasanya ia tak ingin berpisah lagi dengan cowok itu. Ia kini benar benar merasa bergantung terhadap David.

"Dav, gue ga mau pergi"

"Sha, lo ga bisa kayak gini." David menangkup wajah Keisha, menatap nya dengan sungguh sungguh.

"Iya, lo masih punya banyak teman yang peduli sama lo disana" Ujar David.

Keisha mengangguk.

"Iya Sha boleh, kalau lo ada sesuatu lo bisa hubungi gue. Gue akan selalu ada buat lo"

Lagi lagi Keisha mengangguk.

"Yaampun Sha, lo kan tau gue ga jadi tc?" David sedikit kesal saat ia membaca pikiran dari gadis itu.

Keisha tertawa. "Ya udah gue pamit ya, gue sayang lo" Katanya seraya mencium pipi David.

David tersenyum tipis seraya melambaikan tangannya. Perlahan keduanya berjalan saling memunggungi.

***

Sudah seminggu sejak Dion minggat dari rumah ini. Bahkan orang suruhan Raphael pun tidak berhasil mengetahui dimana Dion berada.

Vamella sedih dan kecewa. Ia tidak tahu harus berpihak pada siapa. Di satu sisi ia kecewa pada kedua orang tuanya. Belasan tahun ia hidup dan tidak mengenal saudara kembarnya. Dan sisi lainnya ia tidak tega melihat Carra yang sangat terpuruk.

Mengapa kedua lelaki yang ia sayangi pergi dari hidupnya? Tak cukupkah David meninggalkan dirinya dan sekarang Dion pun

Ponsel nya berdering, ia menatap lesu. Nomor tidak diketahui meneleponnya, tangan kanannya meraih benda pipih tersebut mengangkat teleponnya.

"Hallo? Ini siapa?"

"Your brother is here"

"Maksud lo? Dimana abang gue sekarang?"

"Ssssttt, he's sleeping"

"Bangsat! Dimana sekarang lo?!

"Oh, you're being so rude! So I can't tell you"

"Terus lo ini ngapain hah? Jangan main main ya lo sama gue!"

"Do you want to play?"

"Fuck"

"Slowly, I'll fuck him up"

My Beloved Mind ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang