Twenty Seven

85 8 0
                                    

Aku baik baik saja, tidak mengapa.

****

"Mana ada gue sama dia lagi."

Marshall mencebikkan bibirnya, belum juga ia mengatakan sesuatu, tapi David sudah membaca pikirannya. Hush.

"Gue belum ngomong apa apa loh Dav" Ujar Marshall seraya mendudukkan dirinya di samping David.

"I can reading your mind"

"Sombong, gue bisa baca buku aja ga sombong" Jawab Marshall.

Dion menabok kepala Marshall. "Semua orang di kelas ini juga udah bisa baca ogeb"

"Eh iya, kirain gue doang. Hehe" Marshall menyengir.

"Kantin yuk, mumpung masih 10 menitan lagi ke bel masuk" Ajak Marshall.

David dan Dion sama sama menggeleng.

"Ih kalian tuh ya, ga ada gitu yang mau nemenin gue?" Tanya Marshall.

Lagi lagi kedua temannya menggelengkan kepala.

"KEISHA, ALETTA, KALIAN MAU NEMENIN GUE KE KANTIN?" Teriak Marshall pada kedua cewek itu yang duduk di barisan paling ujung darinya.

Keisha menoleh. "Boleh Shall, sekalian mini tour, mau nemenin?"

Marshall mengangguk kuat. "Waahh boleh dong, ayo ayo."

Keisha tersenyum lantas beranjak menghampiri Marshall.

"Lo mau ikut Lett?"

Aletta menggeleng. "Ga ah kalian aja."

Marshall dan Keisha pun pergi dari kelas meninggalkan tatapan dari David.

"Dav, sebelum hubungan lo sama Vamella makin jauh. Gue ingin lo mantapin siapa yang ada di hati lo." Ujar Dion.

"Ya jelas Vamella"

"Gue harap perkataan lo sesuai hati lo sendiri." Dion menatap David.

"Gue ga mau Vamella terluka karena cinta pertamanya. Gue ga mau." Tegas Dion yang lalu membuka bukunya.

David terdiam mendengar perkataan dari teman sekaligus kakak dari pacarnya.

Flashback on

"Spageti double keju nya satu"

Aletta terdiam memandangi wajah David yang sempat membuat ia jatuh cinta. Tiga kali sekelas dengan David membuat ia susah lupa. Namun, ia harus sadar diri. David bukan miliknya, David tidak pernah memandangnya. Dan David adalah masa lalu dari teman dekatnya.

"Gue khawatir sama dia, Dav"

David menatap gadis di hadapannya. "Dia kenapa?"

"Mereka bilang, dia masih terlalu muda untuk hal ini. Mereka semua gak yakin, semua akan berjalan lancar."

"Gue takut, dia akan pergi." Aletta menitikkan air mata nya yang tak mampu ia tahan lagi.

My Beloved Mind ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang