Vamella masih diam di parkiran. Sekitar setengah jam sudah ia menunggu abangnya yang entah kapan akan datang. Awalnya ia kira Dion sudah pulang namun mobil nya masih ada. Dan ia memutuskan untuk menunggu hingga sampai sekarang, Dion belum menampakkan dirinya.
"Mana sih tuh anak, lama amat" Gerutu nya kesal. Dari posisi berdiri lalu duduk, lalu berjalan, lalu kambali berdiri dan menyandar ke mobil abangnya.
Sudah berapa kali ia mengirimi pesan pada Dion, lalu menelpon nya namun hasilnya nihil. Tidak ada pesan balasan dari Dion apalagi menjawab telpon nya.
"Pulang bareng gue"
Vamella mendongakkan wajahnya ketika tangan nya di tarik paksa oleh David ke arah mobil nya yang terpakir di ujung.
Gadis itu menatap genggaman tangan David, entah mengapa jantungnya selalu berubah maraton jika sedang bersama cowok ini.
"Nanti abang gue nyari" Katanya seraya diam di depan mobil David.
David hanya diam tak bicara lalu menarik kembali lengan gadis itu dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil, Vamella tak berontak.
"Dion lagi dihukum gara gara ga ngerjain pr" Ujar David saat mobil nya sudah meninggalkan kawasan sekolah.
"Pantesan gue nungguin lama amat tuh anak" Gerutu nya kesal. David tertawa sedikit lalu kembali serius menyetir mobil nya.
"Laper gak?" Tanya David dengan santai dan di balas gelengan oleh Vamella.
"Gue tau lo laper" Ujar David dan kemudian dibalas tatapan sebal dari Vamella. Benar saja, David tak menuju jalan untuk ke rumah gadis itu, ia membelokkan mobil nya ke restoran.
Setelah pesanan datang, mereka makan dalam diam. Tidak ada yang mengawali pembicaraan. Si cowok makan dengan lahap, si cewek makan dengan menjaga image nya.
Terkadang Vamella bahagia bersama nya, namun kadang-kadang ia kesal dengan sikap keras kepala dan tukang paksa dari cowok itu. Dan yang paling membuat ia kesal adalah David selalu berhasil membuat jantung nya maraton.
"Makan, ko malah bengong" Tegur David saat Vamella hanya menusuk-nusuk steak nya. Namun gadis itu tak menjawab, merasa gemas ia mengambil alih steak milik Vamella.
Dengan santai, David memotong dan menusuk nya dengan garpu lalu menyuapkan nya pada Vamella. Gadis itu membelakakan mata nya tak percaya.
"Makan, aa" Ujar David dengan mulut nya yang ikut terbuka. Vamella tertawa, sekarang kan ia yang akan makan namun malah David yang membuka mulutnya lebar. Karena terus di sodorkan sepotong daging itu, akhirnya ia menerima suapan dari David.
"Mau gue suapin terus atau lo makan sendiri?" Tanya David dengan memainkan manja alisnya.
"Gue bisa makan sendiri" Vamella menjulurkan lidahnya. Lalu memakan nya tanpa mau melihat lagi ke arah David yang sudah menyunggingkan senyum menggoda nya.
"Kalau makan gausah jaim, gue gak suka sama cewe sok cantik" Ujar David tak lepas memandangi gadis di hadapan nya.
"Hei, gue emang cantik kali" Sahut Vamella sembari mengibaskan manja rambut nya. Lalu memainkan alisnya percis seperti yang di lakukan David tadi.
"Iya lo cantik" Vamella terdiam.
"Kayak sekarang nih, lo makan imut banget, gatau deh kalau di rumah mungkin amit-amit ya?" Ujar David sukses membuat Vamella mencebikkan bibirnya.
"Shit." Vamella memutar bola matanya malas. Jujur, Vamella baru menemui cowok seperti ini. Cowok yang sangat cepat berubah, kadang dingin, kadang menyebalkan, dan kadang membuatnya nyaman.
"Gue gatau romantis itu apa. Tapi, gue pengen lo terima ini" Ujar David tiba-tiba seraya menyerahkan kotak panjang berwarna biru langit diatas meja.
Vamella terdiam dengan mata yang masih memandang lekat David. 'Apaan, hah?'
David tertawa melihat gadis itu yang masih melongo tak percaya. Dengan santai ia membuka kotak itu dan menampilkan sebuah kalung dengan liontin huruf D.
Vamella belum bicara lagi sampai David berdiri dibelakangnya dan memakaikan kalung itu dileher nya.
"Suka?" Tanyanya seraya duduk kembali.
"Tapi kok ini huruf D? Kan nama gue V?" Ujar Vamella yang baru menyadari jika liontin kalung itu bukan huruf dari namanya.
David tampak tersenyum. "D itu David, tandanya lo itu milik gue, bukan yang lain"
***
Hope you like it.
All love.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Mind Reader
Teen Fiction"Coba baca pikiran aku sekarang Dav" David tersenyum tipis menanggapi gadis didepannya ini. Gadis yang berhasil membuat nya berubah, gadis yang selalu hadir menemaninya, gadis yang selalu ada untuk menyelesaikan apapun masalah dia. Dan gadis itu a...