Twenty one

104 10 0
                                    

Terkadang kita harus melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Kamu tidak bisa menilai suatu hal hanya dari pandangan mu saja.

------

"Shall lo bener bener minta gue tabok lo parah" Dion menatap tajam Marshall yang mengganggu tidur nya.

Hari Sabtu hari nya Dion untuk berleha leha dan malah diganggu oleh si cacing kutu bernama Marshall.

"Syalan lo. Pulang sana, ganggu" Dion masih memejamkan matanya ketika tubuhnya telah digoyangkan oleh Marshall yang hanya menunjukkan cengirannya.

"Ayolah abang ku, kita jalan jalan sore ini lah abang ku" Ucap Marshall sudah seperti adik dari Dion. Sementara Dion yang mendengarnya merasa jijik.

Dion menabok wajah Marshall menggunakan bantal nya. "Apaan sih lo? Jijik gue"

Marshall masih tersenyum menggelikan. "Ayo abang jalan jalan abang" Cowok itu terus memaksa agar Dion bangun dan mengikuti keinginannya.

"Ajak David aja jangan gue"

"David sibuk sama bonyok nya" Jawab Marshall.

"Buru lo anjing lama amat" Ujar Marshall kembali emosi saat Dion tak kunjung beranjak dari tempat tidur nya.

Sontak Dion membuka mata nya. "Ko lo jadi ngegas sih njing"

"Lo juga anjing"

"Diem mulut lo bau"

"Lo yang bau geblek"

"Lo bgst"

"Ah udah sono lo mandi abis itu traktir gue makan sekalian ngerjain tugas. Lo lupa kalo tugas biologi dikumpulin minggu depan? Makanya gue mau ajak lo kerja bersama sekalian nongki buruan lo mandi udah bau juga cepet lo cowo tuh harus cepet jangan lelet kayak lo nanti kalo lo jadi tentara abis lo ditembak" Ucap Marshall membuat telinga Dion panas seketika.

"Ngomong apaan sih lo? Ga ngerti gue" Dion beranjak dari ranjang lalu mengambil handuk putih miliknya.

"Bangsat lo. Gue cape udah ngomong butuh tenaga butuh pikiran. Eh ga dirupiahin" Lantas Marshall menidurkan dirinya diatas ranjang.

"Hargain geblek"

Marshall melempar guling ke arah Diom yang sudah berjalan menuju kamar mandi. "Lo yang geblek"

Dion hanya menjulurkan lidahnya dan lalu masuk ke dalam kamar mandi. Padahal tadinya hari ini ia hanya ingin untuk bersantai di rumah, tidur makan tidur makan dan terus seperti itu.

Marshall meraih ponsel nya yang ada di nakas lalu menelepon seseorang.

"Hallo, gimana shall beres?"

Cowok itu tersenyum. "Udah mell si kunyuk udah mandi ko"

"Lo terserah bawa dia kemanapun, nanti sebelum jam 12 malem lo bawa dia ke tempat pesta nya ya"

"Siap bos 26"

"86 bege"

"Kalo gue harus beda"

My Beloved Mind ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang