Thirty six

80 12 0
                                    

Kita sama sama sibuk. Bedanya, kamu sibuk dengan gadis lain sementara aku sibuk merapihkan hati kembali.

***

Vamella menutup buku hariannya setelah menulis beberapa kalimat isi hati di dalamnya. Ia menghela nafas, lalu membuang nya nyaris tak terdengar. Mulai saat ini, ia harus terbiasa tidak bergantung pada David. Ya, karena beberapa bulan lagi David akan hilang dari pandangannya.

Kalau ia egois, ia ingin David tidak usah lulus sekalian agar kebersamaan mereka masih tetap ada. Ia ingin David tetap bersamanya.

Tentang Keisha, ia sebisa mungkin merelakan kedekatan David dengan Keisha. Bagaimanapun David adalah satu satunya orang yang Keisha miliki selain teman temannya. Vamella mengerti, jika dirinya masih orang baru di kehidupan David, tak seperti Keisha yang sudah bertahun tahun mengenal cowok tampan itu.

Ia bangkit dari duduknya, sekilas ia menoleh ke samping nya, tak ada Nichole disana. Sebab gadis itu izin untuk tidak masuk sekolah.

"Woi Mell, mau kemana?" Tanya Leo seraya merangkul Vamella.

"Mau ke pacar dong" Jawab Vamella angkuh.

Leo memutar bola matanya malas. "Sombong amat, kalo lagi galau nanti ke gue mulu lo! Dasar BTB"

"Eh, engga gitu dong Yo. Ya udah deh nanti kapan kapan gue traktir lo sebagai permintaan maaf dan terimakasih karena selama ini lo jadi tempat curhat buat gue" Vamella tersenyum manis sambil terus berjalan bersama Leo di sebelahnya.

Mata Leo berbinar. "Wahhh asik."

"Eh lo mau kemana?" Tanya Vamella.

Leo terdiam. "Oh heeh gue lupa. Gue duluan ya mau ke kantin" Seru nya sambil melambaikan tangan.

Vamella ikut mengangkat tangan, setelahnya ia kembali melanjutkan perjalanan untuk ke kelas pacarnya.

"HEYOOOOO!" Seru Vamella sambil menepuk agak keras punggung Marshall dan Dion.

"ASTAGFIRULLAH, ANAK AYAM KESASAR" Marshall terjatuh dari bangku.

Vamella sontak tertawa melihat kakak kelas nya itu. "Ngapain lo disitu? Ahahaha"

Marshall mendelik. "Gara gara lo anjir gimana si? Bukannya minta maaf malah nyibir" Ujarnya tak terima dengan perlakuan Marshall.

Dion ikut tertawa. "Udah bangun lo! Alay" Cowok itu menarik tangan Marshall untuk kembali duduk.

"Iya iya maaf bang Marshall" Vamella tersenyum manis.

"Udah ya, gue mau ketemu sama pacar tersayang gue dulu" Lanjutnya, namun Dion dan Marshall segera menahan langkah Vamella.

Dion menggeleng. "Dia lagi tidur, nanti aja gue suruh dia buat ke kelas lo"

Vamella mendelik. "Ih, yaudah gue mau liat David gaakan diganggu ko"

"Jangan Mell, nanti aja" Tahan Marshall kini.

Vamella terdiam sebentar, "Ada apa sih? Aneh banget, lagian kalo dia tidur gue cuma mau liat dia bentaran doang. Ngaku lo berdua, pasti ada apa apa ya?"

"Enggak!" Balas keduanya cepat.

"Ya udah, biarin gue masuk!" Vamella dengan cepat menyelip dari kedua tubuh cowok itu. Sontak Vamella menutup mulutnya, matanya tak lepas dari pemandangan yang membuatnya sedikit... Sakit?

Ia tersenyum. Harusnya ia menurut saja. Tak sampai satu menit, ia kembali berjalan cepat keluar dari kelas itu. Kali ini ia merasa, alasan itu tak lagi pantas untuk keduanya.

***

Vamella merutuk dalam hati. Mengapa orang orang terdekat menjadi pembohong seperti itu? Mengapa orang dengan darah yang sama dengannya juga malah membantu menyakiti hati nya?

Ia tak habis pikir, setelah kepercayaannya disusun kembali haruskah dihancurkannya..... lagi?

Ponsel nya sedari tadi bergetar, namun tak ingin ia membuka nya. Terlalu pedih atau dirinya yang terlalu menggunakan perasaan?

Harusnya ia rela, tapi tak ia lakukan. Hatinya berkata jika cowok itu adalah miliknya bukan milik dari pemiliknya di masa lalu.

"Dia sakit? Harus dijaga? Apaan banget sih, geblek!" Vamella menggebrak pintu kamar nya, lalu masuk dengan terburu buru. Kemudian ia menidurkan dirinya akibat capek harus pulang dengan angkutan umum.

Vamella tak kuat menahan dirinya untuk membuka pesan dari David. Semarah apapun, David selalu bisa menarik perhatiannya.

Ma boi💓

Ko ga nemuin gue?

Hari ini lo masuk kan? Ko gue ga
liat ya

Lo pulang bareng siapa?

Mell

Ada masalah?

Yaampun Mell, lo udah pulang?
jawab dong.

Dimana?

Astagfirullah.

Jaga diri baik baik yaaa

Kalo ada apa apa bilang.

Di rumah. Gapapa

Setelahnya Vamella menyimpan ponsel nya. Sedari tadi pun Dion meronta ingin masuk ke dalam kamar nya namun tak ia izinkan.

Bayangan David terlentang di lantai sudut ruangan kelas yang tertidur dengan paha Keisha sebagai bantalannya masih saja menghantui pikirannya. Tak hanya itu, Keisha juga mencium dahi David tepat ketika dirinya baru saja masuk.

Dapat ia lihat jika Keisha mengedipkan sebelah mata padanya sebelum Vamella meninggalkan kelas. Apalah itu ia tidak mengerti. Namun kebencian pada Keisha kini sudah mencapai level tertinggi.

Bajeng, awalnya gue prihatin tapi kalo tau kaya gini, gue dorong juga ke jurang! Batinnya merutuk.

"Hallo?"

"Mell, lo kenapa?"

Vamella mendengus mendengar perkataan David disana. Ia salah mengira David tak lagi memiliki perasaan pada Keisha. Ia tak peduli jika ia terlalu cepat mengambil kesimpulan, toh cara David memperlakukan Keisha pun terasa berbeda.

"Gue mau tidur, cape. Nanti lagi aja ya?"

Tak menunggu persetujuan David, ia mematikan sambungan teleponnya. Ia harus menenangkan dirinya lebih dulu. Daripada nantinya dia akan mengeluarkan kata kata kasar pada kekasih nya itu.

***

Terimakasih telah membaca cerita MBMR

Ikuti terus kisah David dan Vamella ya

I hope you like it.

All love,

W

My Beloved Mind ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang