"Jika dia lebih baik untukmu, maka aku akan biarkan kamu bersama nya. Kalau kau bahagia, aku pun bahagia"
---------------
Apa yang lebih menyenangkan ketika kamu bisa berkumpul lagi dengan seseorang yang kamu butuhkan.
Berbeda dengan David. Dirinya senang ada Andhika disini. Tapi, dia selalu memasang wajah seakan dia tidak menginginkan kehadiran ayahnya.
Menghilangnya Andhika selama 2 tahun telah membuat David membenci nya. Apalagi Andhika masih belum bisa menjelaskan alasannya.
"David mau ke kamar dulu" Cowok itu beranjak dari meja makan, padahal makanan nya masih tersisa banyak.
"Tunggu nak" Andhika menghampiri David dan mengajak nya duduk di ruang keluarga. David hanya diam dan mengikuti Andhika.
Sementara Andien melihatnya dengan senyum tipis di bibirnya. Setidaknya David tak seperti kemarin yang selalu berontak dan melontarkan kata kata yang pedas.
"Papa bangga sama kamu Dav"
David menoleh, ia menatap heran Andhika. Pria itu tersenyum lalu mengusap punggung David.
"Selama papa ga disini, jangan anggap papa gatau perkembangan kamu" Andhika menerawang jauh dimana ia memiliki mata mata untuk mengawasi David.
Nilai David di sekolah, prestasi David dalam sepak bola, pergaulan nya, dan bahkan gadis yang sedang dekat dengan David sekarang. Ia mengetahui itu semuanya.
"Kemarin kamu menang kan tanding bola?"
David mengangguk.
"Nilai kamu gaada yang di bawah rata tata kan?"
Lagi-lagi David mengangguk.
"Kamu lagi dekat kan sama Vamella?"
Cowok itu menoleh. "Papa tau darimana?"
Andhika tersenyum. "Papa seneng, kamu bisa manggil saya papa lagi. Awalnya papa kira kamu gaakan sudi bilang papa ke saya"
"Gausah kesenengan, David gini juga cuma pengen liat mama seneng." Cowok itu beranjak dari kursi dan berjalan dua langkah lalu kembali menatap Andhika.
"David juga ga sepenuhnya maafin papa, sebelum papa jelasin ke kami apa alasan papa ilang gitu aja"
"David ga butuh mata mata untuk ngawasin keseharian David, tapi David cuma butuh papa disini dukung semua aktivitas David"
Setelah selesai bicara, David pun pergi ke kamar meninggalkan Andhika yang hanya terdiam merenungi perkataan anak nya.
David meraih ponsel nya yang berada di nakas, lalu dirinya menelepon gadis yang entah kenapa sangat ia butuhkan dalam kondisi dimana ia tidak bisa mengontrol emosi nya sendiri.
"Malem Mel" Sapa David pada seseorang di seberang sana.
"Malem, ada apa Dav? Tumben"
"Lagi ngapain?"
"Ga ngapa ngapa in sih, gabut parah"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Mind Reader
Teen Fiction"Coba baca pikiran aku sekarang Dav" David tersenyum tipis menanggapi gadis didepannya ini. Gadis yang berhasil membuat nya berubah, gadis yang selalu hadir menemaninya, gadis yang selalu ada untuk menyelesaikan apapun masalah dia. Dan gadis itu a...