Jam 11 malam.
Katya belum merasa capek sama sekali karena ia benar-benar senang. Teater tadi benar-benar hebat. Pemainnya memainkan peran masing-masing dengan sangat sangat bagus. Nyaris tidak ada cela sama sekali. Katya sangat senang Zayn mengajaknya menonton pertunjukkan keren ini.
“Kat, apa kau mau pulang?” tanya Zayn.
Katya mengangkat bahu. “Terserah kau, Zayn. Aku sebetulnya belum mengantuk sama sekali, tetapi kalau kau sudah mengantuk, kita pulang saja.”
“Aku juga belum mengantuk,” kata Zayn.
“Bagus,” kata Katya. “Sekarang, kita mau kemana?”
Mereka berdua terdiam. Katya melihat ke arah langit yang gelap. Salju belum turun, tetapi udara sudah sangat membeku. Katya berharap salju turun malam ini, karena itu akan menjadi pertanda bagus.
“Bagaimana kalau kita pergi ice skating?”
“Ice skating?” gumam Katya. “Ide bagus. Aku pandai ice skating.”
Zayn tertawa. “Kita lihat seberapa pandai kau meluncur di atas es.”
***
Tempat ice skating itu sangat ramai.
Zayn dan Katya menyewa sebuah loker dan dua buah sepatu. Zayn tidak memakai sarung tangan, sedangkan Katya memakai sarung tangan yang dibawanya dari rumah. Seperti kata Katya tadi sebelum mereka disini, Katya benar-benar jago meluncur di atas es.
Cewek itu meluncur bak penari balet yang memakai sepatu luncur. Lagu-lagu natal memenuhi penjuru arena es, dan tepat jam 12 malam, terputarlah lagu-lagu romantis. Zayn mendesah pasrah karena pasti orang-orang akan berdansa, sedangkan ia tidak bisa berdansa.
Katya menghampirinya dan mengajaknya berdansa. Zayn mau tidak mau mengikuti cewek itu. Zayn tidak mencoba berdansa waltz, alih-alih ia melakukan gerakan-gerakan simpel. Katya mengikuti gerakan Zayn dengan mudah. Katya tersenyum kepada Zayn, membuat Zayn tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum balik.
Sekarang sudah jam 2 pagi, dan Zayn sudah di rumah.
Ia mengantar Katya sekitar jam setengah 2 tadi, dan cewek itu mencium pipinya sebagai tanda terima kasih untuk kencan mereka yang hebat. Sekarang Zayn hanya tiduran di atas kasur dengan kedua tangannya sebagai bantalan, mengingat-ingat momen terhebat dalam hidupnya itu.
Mungkin tadi ia harusnya mencium Katya.
Zayn turun dari tempat tidur. Ia menyalakan stereonya, dan memutar beberapa lagu bertempo pelan untuk menemaninya tidur. Zayn tidak punya acara apa-apa selama sisa bulan ini, jadi ia bisa bersantai. Zayn lalu kembali ke tempat tidur, dan sejurus kemudian, ia baru ingat tadi Katya memberinya hadiah natal.
Zayn mengambil bungkusan kecil di samping tempat tidurnya. Ia belum membuka hadiah natal dari Katya. Zayn kemudian membuka bungkusan itu dan menemukan sebuah gelang. Gelang itu terlihat seperti gelang biasa, dengan sebuah papan kecil yang terbuat dari besi berwarna silver. Di papan itu terukir tulisan ‘be true to who you are’. Zayn kemudian memakai gelang itu dan pergi tidur.
***
Katya terbangun jam 6 pagi, dan saat ia hendak pergi ke luar rumahnya untuk mengecek kotak surat, Katya menemukan sebuket bunga mawar merah tepat di depan rumahnya. Ia juga menemukan beberapa hadiah, dan sebuah note bertuliskan:
Mery Christmas, Katya!
-Z
Katya tersenyum senang. Pasti Zayn, pikirnya. Ia benar-benar tidak mengira Zayn bisa semanis itu. Katya lalu membawa masuk semuanya. Katya meletakkan hadiah-hadiahnya di atas meja, sedangkan ia mengambil vas bunga besar untuk bunga-bunganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You, I am.
Romance-Book 1- Katya Maguire awalnya mengira Zayn Malik yang ia temui itu orang yang dingin, suka membentak, dan tertutup karena perilaku cowok itu yang dingin kepada Katya. Tetapi, hal itu tidak menyurutkan Katya untuk berusaha mendekati Zayn dan menjadi...