Part 40

6.5K 512 33
                                    

Pagi itu, Zayn bangun dengan senyum di wajahnya. Ia memang tidur di lantai semalam, sedangkan Katya tidur di kasurnya, tetapi rasanya tidur itu adalah yang terbaik sepanjang sejarah hidupnya. Zayn melongok sekilas ke atas tempat tidur. Disana masih ada Katya, artinya cewek itu belum bangun.

Semalam, sebelum makan malam, Zayn meminta Waliyha dan Doniya untuk membantunya mempersiapkan acara kecil-kecilan itu. Sebenarnya Zayn sudah mengirim pesan singkat kepada Waliyha beberapa hari lalu. Zayn meminta Waliyha untuk membeli lilin-lilin itu.

Dan untungnya rencana kecilnya itu berjalan lancar. Waliyha dan Doniya entah bagaimana bisa menyusun lilin-lilin itu dan menyalakannya tanpa tertiup angin. Doniya juga sudah memberikan sebuket bunga mawar yang kemudian di simpan di dalam lemari pakaian Zayn.

Soal cincin itu, Zayn membelinya sendiri sehabis latihan kemarin. Zayn hari itu mengatakan kepada Petr Cech kalau ia akan melamar Katya, dan Petr dengan antusias menemani Zayn membeli cincin itu. Ternyata selera Petr lumayan bagus. Dan tampaknya cincin itu juga pas di jari Katya.

Sekarang Zayn tinggal memikirkan pernikahannya saja. Mungkin ia baru bisa menikah akhir November atau awal Desmber, karena saat itulah Zayn libur musim dingin. Tetapi ia tidak begitu peduli. Yang jelas, ia akan menikah dengan Katya. Itu yang penting.

Zayn berdiri, lalu duduk di pinggiran tempat tidur. Katya masih tidur dengan baju Zayn yang ia pinjam karena ia lupa membawa baju tidur. Seperti biasa, Zayn senang memperhatikan Katya tidur. Wajahnya sangat lugu. Sangat damai.

“Zayn?”

Zayn tersenyum ke arah Katya begitu cewek itu membuka matanya. “Good morning beautiful,” kata Zayn. Katya langsung tersenyum saat Zayn memanggilnya seperti itu. “Saudara-saudaraku sebentar lagi datang. Aku mau mandi dulu, oke?”

Katya mengangguk. “Jam berapa sekarang?”

“Jam 8.”

“Oke.”

Zayn beringsut mendekat untuk mencium puncak kepala Katya sebelum akhirnya beranjak lalu masuk ke dalam kamar mandi.

***

Begitu Katya dan Zayn turun dari lantai dua, lantai satu sudah dipenuhi saudara-saudara Zayn. Ibu Zayn telah membocorkan kepada mereka semua kalau Zayn melamar Katya semalam, jadi semua orang yang ada mengucapkan selamat kepada mereka berdua.

Katya mendapat pertanyaan-pertanyaan seperti ‘kapan kalian akan menikah?’ lalu ‘dimana kalian akan menikah?’ dan pertanyaan-pertanyaan itu, tetapi Katya hanya tersenyum seadanya. Ia dan Zayn benar-benar belum memikirkan detail apa-apa, sih.

Keluarga besar Zayn berkumpul di meja makan. Katya membantu ibu Zayn memotong ayam kalkun dan membagi-bagikannya ke setiap piring. Setelah itu, ibu Zayn meminta Katya mengambil sampanye di lemari dapur, jadi Katya pergi untuk mengambilnya.

Saat Katya sampai di dapur, Katya melihat Waliyha yang sedang memotong-motong kue. Waliyha langsung tersenyum cerah saat melihat Katya. Katya balas tersenyum, kemudian Waliyha berlari kecil untuk menghampiri Katya.

“Selamat, Kat!” kata Waliyha, lalu ia memeluk Katya. “Akhirnya aku bakal punya kakak ipar cantik,” kata Waliyha lagi, membuat Katya tertawa. “Akhirnya aku punya adik ipar cantik,” Katya membalas kata-kata Waliyha, membuat cewek itu tersenyum.

“Apakah Zayn baik kepadamu selama ini?” tanyanya.

Katya mengangguk. “Sangat baik.”

“Dia berkorban banyak untukmu?”

Katya membuka lemari teratas di dapur, kemudian mengeluarkan sebotol besar sampanye yang ibu Zayn minta. Biasanya keluarga Zayn tidak menyediakan minuman beralkohol saat sedang Thanksgiving, tetapi entah kenapa sekarang berbeda.

For You, I am.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang