“Have a safe flight!”
Keluarga Zayn melambaikan tangan kepada Zayn dan Katya begitu mereka masuk ke ruang tunggu yang berada di dalam. Malam itu keluarga Zayn mengantar Zayn dan Katya sampai bandara, dan sekitar 10 menit lagi pesawat mereka akan berangkat.
Zayn mengencangkan tali ranselnya. Ia sebenarnya membawa dua koper besar untuknya dan Katya, tetapi koper itu sudah diletakkan di ban berjalan jadi Zayn hanya membawa ranselnya ke dalam pesawat sementara Katya membawa tas selempang kecilnya.
Katya menunjukkan paspor dan tiket kepada pramugari, lalu pramugari itu mengantar mereka berdua ke bagian first class. Katya melirik sekilas ke arah Zayn, tetapi Zayn hanya mengangkat bahu. Yah, Zayn memang sengaja memesan dua kursi di first class untuk mereka berdua, dan Katya tidak tahu tentang itu.
“Kenapa first class?”
Zayn melirik sekilas begitu mereka sudah duduk di kursi first class yang nyaman. Zayn melepas sepatunya, kemudian menyelonjorkan kakinya dan menarik selimut sampai ke pinggangnya. Ia entah kenapa cukup merasa lelah hari itu.
“Perjalanannya bakal panjang,” gumam Zayn. “Kau bakal membutuhkan tempat yang nyaman. Anggap saja sedikit hadiah dariku, oke?”
Katya menggerutu. “Oke.”
Beberapa menit kemudian, pesawat mulai take off. Katya melihat keluar jendela selama pesawat beranjak naik secara perlahan, sementara Zayn hanya bersandar pada kursinya. Katya terlalu sibuk dengan lamunannya sehingga tidak menyadari kalau Zayn memperhatikannya.
Zayn kadang-kadang tidak percaya kalau cewek di sebelahnya ini adalah istrinya. Astaga, ia punya istri sekarang. Ia adalah seorang suami. Kenyataan itu membuat hati Zayn terasa hangat dan nyaman, membuat Zayn merasa seperti tengah meminum teh hangat di musim dingin.
“Zayn,” panggil Katya.
“Mmm?”
“Aku ngantuk.”
Zayn tersenyum kecil. “Sini, tidur dibahuku,” kata Zayn. Beberapa detik kemudian, Katya menyandarkan kepalanya di bahu Zayn. Tangan Katya memeluk sebelah tangan Zayn seperti menjadikannya guling.
“Zayn,” panggil Katya lagi.
“Ya?”
Zayn dapat merasakan senyum Katya mengembang. “Tidak apa-apa,” jawab Katya kemudian. “Aku tidur ya.”
“Oke.”
“Selamat malam Zayn.”
“Selamat malam, Kat.”
***
Siang itu mereka transit di Dubai untuk makan siang dan menikmati pemandangan sejenak. Dubai lumayan keren juga ternyata. Zayn sangat menikmati waktu siang mereka yang singkat di luar pesawat sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan lagi.
Setelah sekitar 8 jam, mereka sampai di Bandara Soekarno-Hatta untuk transit, lalu satu setengah jam kemudian mereka sampai di Bandara Adisucipto Yogyakarta. Mereka langsung naik mobil ke hotel mereka yang letaknya agak jauh dari Bandara.
Begitu Zayn tiba di kamar hotel, ia langsung merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata di atas kasur tanpa berkata apa-apa lagi. Benar-benar melelahkan. Zayn merasa Katya ikut rebahan di sampingnya juga, jadi Zayn menoleh dan membuka mata.
“Capek?” tanya Zayn.
Katya mengangguk. “Lumayan.”
“Kau mau tidur?”
Katya mengangguk lagi.
“Oke,” kata Zayn. Zayn langsung bangkit dari tidurnya, tetapi kemudian Katya menatapnya dengan sebelah alis terangkat. “Kenapa?” tanya Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You, I am.
Romance-Book 1- Katya Maguire awalnya mengira Zayn Malik yang ia temui itu orang yang dingin, suka membentak, dan tertutup karena perilaku cowok itu yang dingin kepada Katya. Tetapi, hal itu tidak menyurutkan Katya untuk berusaha mendekati Zayn dan menjadi...