Part 48

5.5K 481 46
                                    

Zayn merasakan sebuah jari mengelus pipinya lembut. Saat Zayn membuka matanya, di hadapannya ada Katya. Rambut Katya basah seperti habis mandi, dan cewek itu hanya memakai t-shirt putih polos serta celana sebetis warna hijau.

“Zayn, ibumu sudah menunggu dibawah.”

Zayn mengerang. “Jam berapa sekarang?”

“Jam 10.”

“Astaga.”

Zayn langsung merasa semua kantuknya hilang begitu sadar kalau saat itu memang sudah jam 10. Acara pernikahan mereka digelar jam 2 siang, dan sekarang sudah jam 10. Dan Zayn baru saja bangun. Entah ini hanya pemikirannya, atau pernikahan ini memang benar-benar santai.

“Kau mandi sekarang,” kata Katya begitu Zayn sudah duduk. “Aku akan menemui penata rias dan semacamnya. Dan—oh, Candace dan Sam sudah datang tadi pagi. Aku ke bawah dulu, oke?”

Zayn mengangguk. “Cium aku.”

“Kau kan bakal menciumku nanti.”

“Tapi aku mau sekarang.”

“Kau ini,” gerutu Katya, tetapi Zayn samar-samar bisa melihat kalau kedua sudut bibir Katya terangkat membentuk senyuman. Katya mencondongkan tubuhnya untuk mencium Zayn singkat, kemudian langsung berdiri. “Aku ke bawah, ya.”

“Oke.”

Katya tersenyum tipis tepat sebelum menutup pintu kamar Zayn.

***

“Kau mau rambutmu ditata seperti apa?”

Katya menggeleng-geleng tidak tahu. “Terserah kau saja,” sahut Katya kemudian. Si penata rias yang kalau tidak salah namanya Mia langsung mengangguk-angguk. “Aku kepang ala prancis saja, ya,” katanya riang. Katya hanya mengangguk.

Beberapa belas menit kemudian, Mia selesai menata rambut Katya. Menurut Katya, kepangan Mia sangat bagus. Karena rambut Katya dikepang, wajah Katya jadi lebih terlihat. Mata abu-abunya terlihat lebih jelas lagi.

Setelah selesai dengan rambut Katya, Mia memberi sedikit make up di wajah Katya. Katya dengan sabar memejamkan matanya saat Mia memberi entah apa saja yang menurutnya bakal membuat Katya terlihat lebih cantik, padahal Katya lebih suka tampil tanpa make up.

“Sudah,” kata Mia riang. “Coba lihat wajahmu.”

Begitu Katya membuka matanya, ia melihat seorang yang berbeda sedang balik menatapnya. Katya tidak terlihat lebih tua, tetapi hanya lebih....entahlah, ia hanya agak terlihat berbeda. Katya berterima kasih kepada Mia kemudian.

“Sekarang, coba gaunmu.”

Katya mengangguk patuh. Ia menerima gaun yang disodorkan Mia, kemudian pergi ke kamar mandi untuk berganti. Beberapa menit kemudian, Katya keluar. Mia menyodorkan sebuah high heels warna putih yang sangat cantik. Sayang sekali Katya agak kesusahan memakai high heels.

“Kau tidak bisa pakai high heels?”

Katya tersenyum tipis. “Bisa, sedikit-sedikit,” jawabnya. “Hanya saja, high heels bukan favoritku.”

Tiba-tiba, Katya mendengar pintu kamar tamu dibuka dan Candace beserta Cassie menghambur masuk ke dalam. Senyum mereka berdua langsung mengembang saat melihat Katya, dan Katya sendiri juga tersenyum saat melihat mereka.

“Kau cantik sekali, Kat,” kata Candace seraya memeluk Katya. “Astaga, aku hampir menangis seperti baru saja melihat malaikat.”

Katya melepaskan pelukannya, kemudian beralih untuk memeluk Cassie. “Kat, ingatkan aku untuk meninju Zayn seandainya dia tidak melongo ketika kau menghampirinya di altar nanti,” kata Cassie, membuat Katya tertawa.

For You, I am.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang