Part 47

5.7K 458 37
                                    

“Zayn?”

Katya langsung membuka matanya saat Zayn mengguncang-guncang bahu Katya pelan. Begitu mata Katya bertemu dengan mata Zayn, Katya tahu-tahu memeluknya sampai-sampai Zayn hampir jatuh dari tempat tidur karena ia hanya duduk di pinggiran.

“Katya, ada apa?”

Zayn bisa mendengar Katya terisak, jadi ia mengelus rambut Katya untuk menenangkan Katya. Katya mencengkram kaus Zayn sangat erat. Zayn jadi bertanya-tanya apa yang salah. Zayn menatap sekilas ke arah jam kecil yang terletak di meja belajar Zayn. Jam 1 pagi.

Katya tidur di kasurnya, dan Zayn tidur di lantai seperti biasa. Tetapi beberapa menit lalu Zayn mendengar Katya mengigaukan sesuatu. Awalnya Zayn tidak ingin membangunkan Katya, tetapi Katya terlihat sangat ketakutan jadi Zayn beranggapan Katya sedang mimpi buruk.

“Geez, Zayn.”

“Ada apa, Kat?”

Katya melepaskan pelukannya, lalu ia menyeka air mata dengan punggung tangannya. “Aku mimpi....” dia berhenti sebentar, “kau meninggal. Kecelakaan. Tepat beberapa menit sebelum kita menikah.”

Zayn tersenyum singkat. “Hanya mimpi, Kat.”

“Tapi itu terasa nyata, Zayn. Tidak ada yang salah dari mimpi itu,” kata Katya lagi. “Semuanya terasa...nyata. Aku merasakannya. Seperti kau benar-benar meninggal.”

“Tapi aku kan ada disini sekarang.”

“Aku tahu,” kata Katya kemudian. Katya menatap Zayn dengan mata abu-abunya. Mata abu-abu Katya terlihat sangat takut, seperti anak kucing yang berada jauh dari ibunya. “Jangan kemana-mana, ya, Zayn. Aku takut mimpinya jadi nyata.”

“Iya, aku bakal ada disini terus.”

“Janji ya?”

“Aku janji,” kata Zayn sambil menyeringai lebar. “Kau tidak bakal kehilanganku, Kat. Oke? Jadi tenanglah. Sekarang, kau tidur lagi saja. Masih jam 1 pagi, tahu.”

“Aku tidak mau tidur.”

Kening Zayn berkerut. “Kenapa?”

“Takut mimpi buruk lagi.”

Zayn tersenyum kecil. “Tidak bakal, Kat,” katanya. Zayn kemudian menggenggam sebelah tangan Katya, membuat Katya menatapnya. “Aku bakal menggenggammu selama kau tidur supaya kau bisa membedakan mana yang mimpi dan mana yang bukan.”

Katya akhirnya kembali berbaring dengan sebelah tangannya menggenggam tangan Zayn. “Kau bakal disini terus?” tanyanya. “Kau tidak mau tidur?”

Zayn hanya menggeleng. “Kau tidur saja.”

“Oke.”

Zayn beringsut maju untuk mencium ujung kepala Katya. “Selamat tidur, Kat,” gumamnya serak.

“Selamat tidur, Zayn.”

***

Saat Katya bangun pagi harinya, Zayn masih menggenggam sebelah tangan Katya. Zayn duduk di lantai sementara kepalanya berada di pinggir kasur. Katya dapat menyimpulkan kalau Zayn tidur dengan posisi seperti itu dari semalam.

Katya tidak mimpi buruk lagi setelah itu. Mungkin cara yang digunakan Zayn berhasil. Katya akhirnya memutuskan untuk bangun, dan saat ia bergerak sedikit, Zayn langsung terbangun. Cowok itu melepaskan genggamannya, membuat Katya harus berusaha keras untuk tidak menggenggam tangan Zayn kembali.

“Err, selamat pagi,” gumam Zayn serak. “Kau tidur nyenyak semalam?”

Katya mengangguk. “Sangat nyenyak,” katanya. Katya menyeringai lebar untuk membuktikan kata-katanya, dan Zayn tersenyum. “Kau kelihatan....cukup berantakan. Kau mau tidur lagi atau apa?”

For You, I am.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang