Part 29

7.9K 512 43
                                    

 Mungkin sebaiknya author update ini selagi sempat....

Enjoy

***

“Selamat pagi, tukang tidur.”

 Katya mencium pipi kanan Zayn, tetapi cowok itu hanya mengerang lalu kembali tidur. Katya tersenyum kecil, sebelum akhirnya pergi ke dapur untuk mengeluarkan belanjaan yang tengah dipeluknya.

 Tadi Katya terbangun sekitar jam 7 pagi, dan saat hendak memasak untuk sarapan, Katya baru ingat dia tidak tinggal di flat ini lagi, jadi tidak ada makanan lain selain sereal. Katya akhirnya memutuskan untuk pergi ke supermarket di ujung jalan untuk membeli beberapa makanan, dan saat ia kembali, pacarnya (thank god, sekarang makhluk ini adalah pacarnya) belum juga bangun. Cowok itu masih tertidur di atas karpet sambil memeluk bantal.

 Sekarang sudah jam 9 pagi dan Zayn belum juga bangun. Dia memang susah dibangunkan sih, jadi Katya lebih suka menunggunya bangun sendiri.

 Katya membuat sandwich isi daging hari itu. Ia sudah menyiapkan roti gandum, daging sapi yang sudah diolah, dan sayur-sayuran lainnya. Katya juga membeli sekotak susu dan es krim vanilla untuk membuat milkshake.

 Semalam, Zayn tidak pulang. Cowok itu malah menginap disini, padahal jelas-jelas Rebecca masih ada di flat Zayn. Soal Rebecca....entahlah. Katya menolak untuk memikirkannya. Fakta kalau Zayn bukan pacar Rebecca membuatnya uring-uringan, apalagi fakta kalau ternyata mereka pernah pacaran.   

 “Selamat pagi,” erang Zayn. Cowok itu berjalan ke arah Katya sambil mengucek matanya. Rambut hitam Zayn acak-acakan, dan boxer yang dipakainya kusut. Seperti biasa, dia tidak memakai atasan. “Kau masak apa?”

 “Sandwich isi daging,” kata Katya. “Cuci muka sana.”

 Zayn tersenyum. “Cium aku.”

 Katya maju beberapa langkah, kemudian berjinjit untuk mengecup bibir Zayn singkat. “That’s it for today,” katanya kemudian. “Sana ke kamar mandi.”

 “Thats it?” Zayn mengerutkan dahi. “Kau kan pacarku. Artinya aku bisa menciummu kapanpun aku mau.”

 Katya tersenyum. “Tidak boleh.”

 “Kenapa tidak boleh? Kan aku cuma minta cium bukan—“

 “Pervert!” pekik Katya.

 Zayn tertawa sambil memegangi perutnya. “Aduh,” katanya di sela-sela tawanya. “Astaga Katya kau membuat perutku sakit.”

 Katya meninju lengan Zayn. “Sana ke kamar mandi.”

 “Kenapa kau menyuruhku ke kamar mandi?” tanya Zayn. “Wah, Katya. Jangan-jangan kau mau—“

 “ZAAAAAYN!”

 Zayn tertawa lagi. “Oke, oke, aku ke kamar mandi sekarang,” katanya. Cowok itu maju selangkah untuk mencium pipi Katya, sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka.

***

 Sekitar jam 2 siang, Zayn dan Katya pulang ke flat Zayn naik mobil Zayn sedangkan beetle Katya ditinggal di flat Aaron. Katya membawa barang-barang yang ingin dibawanya seperti baju tambahan, novel, boneka (yang dari Zayn waktu itu), dan beberapa barang-barang Aaron.

 Katya juga terlihat membawa sebuah kotak sepatu lusuh. Ada percikan darah di atas tutupnya, dan Zayn yakin kotak sepatu itu dari Aaron, tetapi Zayn tidak mau bertanya. Zayn meletakkan semua barang bawaan Katya di bagasi, lalu duduk di kursi pengemudi.

For You, I am.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang