Saat Katya terbangun, tempat di sebelahnya kosong.
Katya langsung bangkit. Punggungnya bersandar di sandaran tempat tidur sementara kedua matanya masih terpejam. Katya akhirnya membuka mata, lalu turun dari tempat tidur untuk mencari Zayn.
Sesuai dugaannya, Zayn tengah duduk-duduk di pekarangan belakang. Samar-samar Katya bisa melihat asap rokok di sekitar Zayn.
Oh, bagus sekali.
Dengan kesal, Katya memanggil Zayn, yang tampaknya membuat cowok itu sedikit kaget. Zayn menoleh ke arahnya, dan ketika mata mereka bertemu, Katya langsung berjalan menghampiri Zayn.
“Seriously, Zayn?”
Zayn cepat-cepat mematikan rokoknya, kemudian cowok itu berdiri. “I’m sorry, okay. I’m sorry. I was just, uh, I—“
“You were so damn pissed of when I was trying to kill myself and do you think I couldn’t be pissed off when you’re trying to kill yourself?” kata Katya setengah berteriak. “What were you thinking?”
“Katya, I’m—“
“Don’t ‘Katya’ me, Malik,” potong Katya gusar. “How many times did you smoke after I told you not to smoke?” tanya Katya masih dengan nada yang sama.
Zayn diam saja.
“Zayn Malik.”
“3, maybe?”
Katya mengangkat sebelah alisnya. “Are you sure?” tanyanya. “Only three times after I told you not to smoke ever again?”
Zayn menghela napas panjang. “Ok, more than 3.”
Katya masih menunggu jawaban.
“Fine!” Zayn mengerang. “I couldn’t remember how many times but maybe it’s around 8 or 9. Or 10, maybe?” Zayn mengangkat bahu. “I can’t remember.”
Katya hanya menatap Zayn.
“Kenapa sih, kau tidak membiarkan aku merokok?” kata Zayn kemudian. Dari suaranya, sepertia ia mulai kesal juga. “Kan aku yang merokok, Kat. Aku yang senang, aku yang bahagia, aku yang tanggung akibatnya, dan aku yang mati. Bukan kau, kan?”
“Lalu, kenapa waktu itu kau mencegahku saat aku ingin mati?” jawab Katya kemudian. “Kan aku yang akan mati. Aku yang senang, aku yang bahagia, dan aku yang akan mati. Bukan kau.”
Zayn diam saja.
Katya sempat bertatap-tatapan dengan Zayn, saat mereka masih sama-sama bersikeras. Sebenarnya Katya tidak ingin bertengkar dengan Zayn, tetapi kali ini ia benar-benar kesal pada cowok itu. Apa, sih, yang dipikirkannya?
Karena Katya tidak ingin lama-lama bertengkar, ia pun langsung berjalan ke arah kamar tanpa berbicara apa-apa lagi. Sepertinya Zayn juga tidak mencegahnya. Bagus, karena Katya sedang tidak mood untuk berbicara dengan Zayn.
Cukup lama Katya menyendiri di kamar, sampai akhirnya Katya mendengar pintu kamar terbuka. Katya tidak perlu menoleh untuk memastikan kalau itu Zayn.
***
Ini pertengkaran pertama Zayn dengan Katya dalam beberapa bulan belakangan ini. Sejujunya, Zayn merasa bertegkar bukan hal yang buruk sama sekali walaupun hal itu memang tidak terasa benar.
Ujung-ujungnya, Zayn bakal minta maaf juga. Walaupun tadi ia sempat kesal kepada Katya, walaupun ia sedikit keras dalam berbicara, tetapi Zayn tidak bakal tahan lama-lama bertengkar dengan Katya.
Setelah menjernihkan otaknya dan berusaha berpikir dewasa, Zayn memutuskan sebaiknya ia meminta maaf—apapun keselahannya—kepada Katya. Sebenarnya, merokok kan tidak salah-salah amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You, I am.
Romance-Book 1- Katya Maguire awalnya mengira Zayn Malik yang ia temui itu orang yang dingin, suka membentak, dan tertutup karena perilaku cowok itu yang dingin kepada Katya. Tetapi, hal itu tidak menyurutkan Katya untuk berusaha mendekati Zayn dan menjadi...