"Hei bangun"
Tubuh vano terus diguncang oleh temannya.
"Ngapain lo tidur disini bro.. istri lo nunggu dirumah" ucap Faki
Vano akhirnya bangun, tanpa menjawab dia ke kamar mandi dan mandi disana tanpa izin.
"Lo gak ada gunanya kaya.."
Ucap teman itu sambil melemparkan jaket vano. "Cewek gue mau dateng".
"Terus?"
"Lo pulang" usir temannya "lo mau liat gue gitu gitu sama pacar gue?"
Vano mengangkat alisnya mencoba mencerna. "Maksudnya?"
"Gak usah sok bodoh bro.. itu lo yang lo lakuin setiap mau tidur.."
Vano hanya menggeleng sambil memasang jam tangannya. Faki adalah teman yang baik bagi Vano. Tapi dia hanya baik sebagai teman, bagi seorang wanita Faqi hanyalah seorang laki-laki brengsek yang suka berganti pasangan.
"Gimana rasanya?" Tanya faqi kembali
"Rasa apa?"
"Malam pertama lo.. wah badannya pasti mulus, putih, halus"
Vano langsung memukul kepala temannya itu dengan cukup keras. "Jangan berani-berani Lo ngayalin istri gue?"
"Hehe maaf bro"
Sesudah itu dia keluar dan kembali kerumahnya untuk berganti baju. Disana gadis itu tengah menonton tv. Layaknya anak kecil yang tengah bertengkar tidak ada satupun yang mau memulai pembicaraan.
Ting nong terdengar bunyi bel
Karin segera mengintip dari sela-sela jendela.
"Ngapin ibu sama ayahku kesini?"
Mendengar itu Vano langsung ikut bergabung mengintip "ibu mertua?"
Vano berlari menuju kamar dan mengganti baju, menyisir rambut dengan kilat dan berpura-pura akrab dengan sang istri.
"Pagi ibu, bapak"
"Pagi nak Vano"
"Ngapain ibu kesini?" Tanya karin
Vano langsung menggandeng Karin "biarlah sayang, mungkin ibu kangen sama kamu"
Sok pengertian pikir karin
Vano mempersilahkan mereka duduk sambil menyiapkan beberapa makanan karena sepagi ini mereka pasti belum sempat sarapan.
"Kamu ngapain?" Tanya karin
"Masak"
"Bisa?"
Vano mengangguk sambil memotong beberapa sayuran dengan cepat "apa yang gak bisa aku lakuin?" Menyombongkan diri. Walaupun begitu Karin sungguh takjub dia baru tau jika vano bisa jadi koki yang handal, tentunya jauh lebih pintar darinya.
Keahlian Vano yang kedua adalah pintar mengambil hati kedua orangtua Karin, mereka selalu tertawa setiap kali Vano melucu jauh berbeda saat mereka hanya berdua.
Susasana kembali sepi ketika orang tua Karin pulang.
"Makasih" karin membuka pembicaraan.
"Untuk?"
"Setidaknya ibuku senang"
Vano tersenyum
"Ini bukan berarti gue maafin kamu" tegas perempuan itu.
"Aky harus gimana supaya kamu maafin aku?" Ucapnya
Vano langsung bergeser tepat disamping karin. "Ayo bilang aja.. apapun aku berikan"
Karin menatap usil kearahnya "ayo liburan keluar kota"
Tentu saja vano tidak bisa karena masih banyak urusan kantor yang harus dia urus "aku harus bekerja"
"Ambil cuti"
"Pasti nggak boleh"
Karin langsung mengambil hp dan menelfon seseorang. "Ayah aku ingin berlibur keluar kota bersama vano.. apa boleh ayah?"
Ucap gadis itu dengan nada bersemangat, vano tidak bisa mendengar suara ayahnya hingga Karin menutup telfon. "Ayah membolehkannya"
"Ayah yang manaan?" Tanya Vano memastikan
"Ayahmu"
Vano menyilangkan kedua tangan "Mustahil"
"Serius aku.. ayo cepet" sambil menarik narik vano
KAMU SEDANG MEMBACA
the imagination of naughty boy
RomanceKarin dan vano terpaksa menikah karena beberap hal,semua terlihat begitu mudah saat dimulai.. Namun seseorang yang berwajah sama seperti suaminya datang dan merusak semua tatanan yang ada. Vano menikahi karin agar perusahaan orang tuanya tidak jatuh...