Karin membuka mata, rasanya seluruh tubuhnya terasa sakit. Airmatanya kembali mengalir melihat laki-laki yang tengah tertidur pulas disampingnya seakan tidak ada beban.
Hatinya kembali tersayat ketika kembali teringat saat lelaki itu memanggilnya dengan sebutan Sinta. Dia sadar laki laki itu melakukannya bukan karena tergila-gila padanya tapi karena tergila-gila pada sinta, itu adalah hal utama yang paling menyakitkan bagi Karin. Karin bangun meraih kemeja, memasangya dan menuju kamar mandi, membasuh seluruh tubuhnya dengan air sangat lama. Setelah selesai mandi dia keluar duduk di kursi pinggir pantai, Tatapan matanya kosong, dia melihat beberapa pasangan yang bercanda dan tertawa bahagia, dia benar-benar iri.
"Kapan aku akan menemukan laki laki yang mencintaiku? Aku juga menginginkan seseorang yang bisa menjagaku." berbicara seorang diri.
dia habiskan berjam-jam hanya dengan menatap ombak pantai dan memainkan pasir yang terus di hembus angin, menjadi debu yang beterbangan. Gelak tawa terdengar dari beberapa orag yang tengah berbahagia, Karin menutup telinganya meringuk lesu menenggelamkan kepala diantara lututnya yang kurus.
"Karin" laki laki itu terengah-engah memanggil Karin dengan rambut berantakan dan baju tidak rapi.
Karin tidak ingin melihat Vano. Dia langsung bangkit dari posisinya, berniat pergi ketemat lain, akan tetapi Vano terus mengejarnya dan terus mengikuti karin kemanapun.
"Karin.. apa yang terjadi?"
Karin enggan berbicara dan hanya menatap benci kearah Vano, dia menepis tangan laki-laki itu dengan kasar, tanpa ingin mmberikan penjelasan.
"Kamu mau kemana? Setidaknya kita bicarakan dulu" ucap Vano
"Bicara apa? Apa yang harus dibicarakan? Semuanya sudah terjadi.. kamu nggak akan pernah bisa mengembalikan hal berharga yang udah kamu renggut dariku secara paksa"
Dia menekankan setiap kata dalam nada bicaranya. Karin terlihat sangat menakutkan, bukan karena wajah ataupun kata katanya, Vano takut apa yang akan terjadi selanjutnya. Vano hanya bisa melepas tangan Karin, kepalanya masih terasa pusing akibat alkohol. Vano sadar ini semua salahnya dan Karin hanyalah korban.
mungkin Karin membutuhkan waktu untuk sendiri, Vano hanya memerhatikan dari jauh selama seharian, bahkan gadis itu tidak membei makanan atau minuman sebagai pengganjal rasa lapar. Sesekali Vano menyewa seseorang untuk berpura-pura menawarka minuman gratis, namun gagal karena Karin menolak semuanya.
selera makan Vano juga hilang melihat Karin yang berbeda dari biasanya, hanya menunggu, itulah yag bisa dilakukan Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
the imagination of naughty boy
RomanceKarin dan vano terpaksa menikah karena beberap hal,semua terlihat begitu mudah saat dimulai.. Namun seseorang yang berwajah sama seperti suaminya datang dan merusak semua tatanan yang ada. Vano menikahi karin agar perusahaan orang tuanya tidak jatuh...