"Tok tok"
Suara bunyi pintu membangunkan Vano, dia mengusap mata dan merasakan ada tangan yang memeluknya dari arah sampung hingga terperanjak duduk karena kaget. Karin yang masih tidur akhirnya terbangun, gadis itu langsung mengalihkan pandangan ke arah Vano.
"Tok tok" ketukan pintu masih terus berbunyi.
Vano segera membuka pintu.
"Sinta?"
Karin mendengar nama gadis itu langsung keluar dari kamar untuk memastikan.
Sinta menatap karin yang baru saja keluar dari kamar, mata kedua gadis itu beradu.
"Ada apa kesini?" Tanya vano pada mantan kekasihnya.
"Aku nggak bisa tanpamu.. aku sudah mencobanya.. tapi aku benar benar tidak bisa.. melihatmu dengannya membuatku benar benar tidak rela" ungkap gadis dengan tampilan glamor itu
"Jadi apa maumu?"
Karin hanya diam menjadi penonton, dia hanya menontin tanpa mengatakan apapun
Dia ingin mengusir Sinta tapi rasanya dia tak memiliki hak sedikitpun tentang itu.
"Kembalilah, aku akan meninggalkannya aku akan mengikuti kemanapun kamu berada" ungkap sinta sambil memegang tangan Vano
Laki laki itu terlihat bimbang dan bingung, ini terlalu tiba-tiba.
Karin maju menghampiri Vano, memegang pipi laki laki itu dengan kedua tangan.
"Pilih aku.." karin memberanikan diri mengatakan itu, walaupun kini dia benar-benar tidak percaya diri.
Tak ingin kalah sinta memegang tangan Vano "masih ingat janji kita? Kamu bilang kamu akan selalu setia menungguku.. jangan biarkan wanita ini merusak ikrar yang sudah kita buat" sambil menatap sinis ke arah karin.
"Bukankah kamu yang pertama kali merusak janji kita?" Jawab Vano
"Karena itu beri aku kesempatan.." Sinta menarik kalung yang di pakai Vano "kamu bahkan masih memakainya kan? Aku juga masih memakainya ini artinya kamu masih mengingatku"
Karin benar benar merasa terjebak diantara keduanya. Dia merasa seperti hama diantara tanaman subur. Dia tidak bisa berkata apa apa lagi karena memang karin hampir tak memiliki kenangan istimewa dengan laki laki di hadapannya.
Merasa akan kalah dengan cepat dia mengambil tas.
"Mau kemana?" Tanya Vano
Karin memaksa senyuman "akan sangat sakit jika aku melihatmu memilihnya.."
Perlahan tangan vano terlepas melihat wajah karin yang terlihat tertekan.
Karin terus berlari sambil menangis, tanpa memperdulikan orang yang sejak awal menguping.
"Bruk" dia membentur seseorang
"Maaf" tunduknya tanpa melihat orang itu
"Kamu kenapa?" Mendengar suara yang tidak asing, karin mendongakkan kepala.
Karin langsung memeluk Reno sambil terisak
"Kenapa?" Tanya reno
"Aku benar-benar terbuang, aku benar-benar tidak berarti" ucap karin berulang kali.
Orang yang berada di tempat itu langsung mengabadikan moment itu dengan hp.
Lebih kaget lagi saat Vano datang mengejar karin diikuti oleh Sinta dibelakang, langsung semua orang berbisik kaget. Awalnya mereka menyangka Reno adalah adalah vano namun semenjak vano muncul semuanya tau itu adalah Reno.
Saat itu juga banyak orang semakin bergerombol sambil merekam.
Itu membuat Vano semakin marah membenci orang orang yang tidak menghargai privasi.
"Hentikan... kalian ingin aku menuntut kalian semua?" vano juga langsung mengambil hp seorang laki laki yang merekam mereka, dan kemudian langsung melempar dan menginjaknya.
Tidak puas vano mengambil kamera milik salah seorang reporter yang sejak tadi malam sudah standbye di sana "kamu ingin aku membunuhmu?"
Ini adalah sisi lain vano, sisi lain yang menampakkan kehawatiran vano, sisi dimana vano sangat membenci para wartawan yang selalu membuat cerita palsu.
"Hentinkan Vano" teriak Karin dengan air mata masih dipipi membuat vano terhenti dan mendekatinya.
"Jangan berlindung padanya" ucap vano sambil menatap Reno.
Reno awalnya ingin meminta maaf pada sang kakak namun urung, emosinya kembali tidak stabil "hanya melihatku, maka aku akan selalu membahagiakanmu" ucap Reno sambil memegang pinggang Karin
Semua diluar dugaan bahwa Reno akan memberikan kalimat perang di tempat ramai dan terbuka seperti itu.
Bukan hanya itu Reno juga langsung memeluk Karin di hadapan semua orang "Dia hanya terus membuatmu menangis, dia tidak pantas untukmu" tambah reno yang semakin mempererat pelukannya.
Apakah yang akan di jawab oleh karin?
Episode terakhir semakin dekat..
KAMU SEDANG MEMBACA
the imagination of naughty boy
RomanceKarin dan vano terpaksa menikah karena beberap hal,semua terlihat begitu mudah saat dimulai.. Namun seseorang yang berwajah sama seperti suaminya datang dan merusak semua tatanan yang ada. Vano menikahi karin agar perusahaan orang tuanya tidak jatuh...