penggoda

69.8K 1K 0
                                    

Karin sedang makan nasi goreng buatannya sendiri  di dapur.

"Kamu makan sendiri?"

Tanya Vano yang melihat Karin makan tanpa bersuara. Gadis itu tak menjawab dan hanya melahap makanannya sendiri.

"Setidaknya jangan masak buat diri sendiri.. masakin juga untukku"

Vano duduk tepat dihadapan Karin. Ketika melihat ada butir nasi yang menempel di samping bibirnya Vano langsung bergegas menggerakkan tangan.

Plak tangan Vano ditepis dengan sangat cepat. "Mau apa?" Sambil mengelap bibirnya sendiri.

"Aku cuman benci liat liat hal jorok"

Karin tersenyum tipis "Jangan drama"

Namun vano masih terus menatapnya cukup lama

Ngapain dia melototin gue terus? Pikir karin.

"Ngapajn kamu liatin aku terus?"

Vano mengganti posisi dan beralih menatap ke jendela dapur "Nggak ada salahnya. Aku dulu sering liatin anjing tetangga yang lagi makan"

Karin langsung melotot. "Anjing? Aku?"

"Kamu sendiri yang bilang barusan koq" sambil bersiap lari dari posisi menuju kamar.

"Awas kamu"

Makanan sudah habis,  kini saatnya untuk berolah raga. Lokasi rumah yang mereka tinggali tepat di perumahan elite dimana didaerah itu juga tersedia taman yang biasa di gunakan orang untuk berolahraga. Demi menjaga berat badan agar seimbang, Karin harus rajin berolah raga agar tubuhnya selalu sempurna.

Cuaca sangat panas, dia tidak takut panas matahari akan membakar kulitnya, karena dia sudah sangat putih dan terlalu putih hingga ingin rasanya karin berjemur layaknya orang amerika dengan ras kulit putih, tapi sayang dilarang oleh semua orang yang dia kenal karena negara tempatnya hidup sangat menyukai wanita berkulit putih.

Tidak terasa beberapa putaran telah dilewati oleh Karin, keningnya berkeringat kakinya mulai terasa lelah. Karin memutuskan untuk istirahat sejenak dan duduk di kursi taman sambil meminum air.

"Hai" sapa seorang laki-laki yang baru saja melepas masker.

Ini vano? Atau reno?

"Aku reno" jawab laki-laki itu seakan bisa mendengar pertanyaan dalam hati Karin.

Laki laki itu mengambil air milik karin dan meminumnya tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Wah sangat segar, apa ini rasa bekas bibir artis?"

What? Bekas bibir? Dalam hati

"Ngapain olah raga panas-panas gini, mending pagi aja" tanya Reno.

Karin melihat sekeliling takut ada orang yang memperhatikan dirinya "Emm aku cuman mau nurunin berat badan aja".

"Untuk apa? Kamu kan udah sempurna" sambil tersenyum lebar.

Karin sedikit tersenyum baru sekarang dia mendengar ucapan sejujur itu tanpa basa basi lebih dulu.

"Dimana kakak gue?"

"Dirumah.."

"Kamu hebat ya" ucap Reno sambil memainkan botol air yang dia pegang.

"Apanya"

"Awalnya aku fikir kakakku bakal selamanya jadi lajang dan tetep nunggu wanita itu"

"Maksud kamu?" Karin mengernyitkan dahi pertanda tidak mengerti.

Reno menatap karin langsung "Kamu nggak tau? Apa kakak belum memberitahumu? Perihal mantannya?" 

Karin menggeleng, tentu dia tidak tau karena mereka tidak pernah menanyakan hal pribadi satu sama lain.

"Padahal dia dulu nangis-nangis waktu kak Sinta nikah, bahkan mereka sebelumnya pernah berhubungan walaupun kak sinta sudah bersuami sampai ayah marah besar"

Vano? Menangis? Karin menggeleng tak percaya

"Dulu dia sangat konyol, jatuh cinta dengan perempuan yang lebih tua 4 tahun darinya. Tepatnya gadis yang gila harta, yang kini menikahi laki-laki yang jauh lebih kaya".

Karin hanya diam menjadi pendengar yang baik, dia tidak menyangka bahwa Vano pernah mencintai wanita sampai segila itu.

the imagination of naughty boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang