waktu

6.9K 203 24
                                    

6 tahun kemudian..

Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat, tidak terasa sudah 6 tahun lamanya Karin menetap di negara yang terlampau jauh dari keluarga.

Banyak hal yang membuat Karin masih memilih untuk tetap tinggal dibandingkan pulang, rasa aman tanpa perasaan takut bahwa gerak geriknya akan di perhatikan. Disana tidak ada yang perduli dengan status sosialnya, dia bisa bertindak bebas tanpa ada paparazi, tanpa ada yang menghujat dan memaki.

Karin melihat hp sambil mengirim pesan kepada seseorang, dengan berjalan pelan.

Karin melihat hp sambil mengirim pesan kepada seseorang, dengan berjalan pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang laki laki bule datang sambil menggendong anak laki2 berumur 2 tahunan.

Seorang laki laki bule datang sambil menggendong anak laki2 berumur 2 tahunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I'm late"

Karin tersenyum, mengambil anak itu, bergantian menggendongnya. "Mama" ucap anak itu dengan lucu sambil terus memeluk Karin.

"that person is still on his way" orang itu masih dalam perjalan.

"Okay" karin masih sibuk menelitik ke 2 orang wanita yang sedang menata sebuah toko yang akan segera launcing.

Mata mereka bertemu, wanita itu menganga. "Caroline" dengan suara nyaring, berlari dan langsung memeluknya dari belakang. "How are you, one year not meet"

"Fine"

Cukup lama berbasa-basi mereka harus kembali terpisah, karin tidak ingin terlalu lama menganggu aktivitas temannya.

"Caroline that person has arrived at the cafe"

Disana karin dipanggil dengan nama caroline sesuai nama panjangnya, Karin caroline sendy

"Then let's go there" berjalan lebih cepat.

Ini bukan yang pertama kali, karin akan mulai menjalin kontrak dengan perusahaan dari negeri kelahirannya. Walaupun masih menetap di inggris dia tetap menjalin kerja sama dengan perusahaan di negara manapun yang menyukai desain karyanya. Pensiun dari dunia hiburan tidak membuat karin putus asa, dia memiliki banyak bakat contohnya sekarang, dia menjadi desainer cukup terkenal dalam kurun waktu 7 tahun, membawa konsep pakaian Asia.

"He is there" menunjuk seorang laki laki yang sedang menunggu dengan minuman soda.

Karin berhenti mematung, sementara alex terus maju sambil menyapa laki-laki dengan pakaian serba hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karin berhenti mematung, sementara alex terus maju sambil menyapa laki-laki dengan pakaian serba hitam.

"Why?" Tanya alex

Karin menunduk, alex meraih tangan Karin dan menggenggamnya hingga duduk.

Laki-laki terperangan saat melihat Karin, dia langsung duduk tegak tanpa berkedip. Alex segera bergantian mengambil nino (anak laki laki berumur 2 tahun), tapi anak itu menolak di pangkuan alex dan terus memanggil Karin dengan sebutan mama.

"It is okay nino.." sambil memeluk nino yang hampir saja menangis.

"She is caroline, I will let you talk" sebelum pergi alex mencium nino yang duduk dipangkuan Karin.

"sorry for the long wait" maaf membuatmu menunggu lama

Vano masih diam tak bergeming, memandangi wajah Karin cukup lama.

"What are you doing"

Vano mengalihkan pandangan sesaat "jangan berpura-pura tidak mengenalku"

"Aku tidak berpura-pura" jawaban yang sangat cepat

"Buktinya kamu tidak menyapaku"

"Bagaimana denganmu"

Vano kembali diam, tidak ada yang salah dari jawaban Karin. "Berikan kertasnya aku akan menantanganinya"

Alih alih memberikan apa yang di minta, vano malah kembali menatap Karin "kamu bahagia? Tanpaku?"

"Haruskah aku menderita?"

"Kamu yang menghianatiku, bukankah ini keterlaluan? Bagaimana bisa kamu terlihat baik-baik saja di depanku"

"Bukankah kamu sudah membuangku. Untuk apa lagi kamu perduli"

"Tentu saja aku perduli seharusnya kamu menderita sama seperti..."

"Jika perduli kamu tidak akan melepasku.." mata mereka saling beradu "apapun yang terjadi"

"Itu anakmu? Lalu siapa ayahnya? Laki-laki tadi?"

Karin mengambil pulpen dan beberapa berkas yang ada di atas meja. "Aku berhak untuk tidak menjawab" bersiap pergi.

"Kenapa? Kenapa tidak mau menjawab"

"Memangnya siapa kamu?"

Vano tertawa sinis "mantan suamimu, dan kita pernah saling mencintai"

Ekpresi Karin masih datar "kamu tau tempatmu, bahkan anjing jantan tidak akan membuang anjing betina yang dicintainya"

"Kamu mengataiku anjing?"

Karin kembali menoleh "kamu yang ngomong, aku bahkan tidak berbicara" berlalu pergi, dengan hanya meninggalkan sebuah alamat email, bukannya nomor hp yang bisa dihubungi.

Jangan lupa vote dan koment ya kak..
Biar author makin semangat lanjutin partnya..

Bentar lagi akan ada perubahan dalam judul barangkali ada yang bisa  ngasih masukan judul yang pas buat cerita ini.. silahkan koment atau chat.. ditunggu

the imagination of naughty boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang