Karin mendekati laki-laki yang terlihat lunglai itu.
"Kamu mengenalnya?" tanya menjaga bar yang tidak mengenali Karin. Walaupun cukup terkenal masih banyak orang desa yang tidak mengenalinya terutama pulau yang di datanginya saat ini. Pulau terpencil dengan penduduk yang sedikit.
"Saya istrinya" ucap Karin
"Oh baguslah, aku kira dia sendirian, aku lihat sepertinya banyak hal berat yang dia alami" tambah penjaga bar
Karin hanya tersenyum sambil membawa vano (di bantu oleh pegawai) yang tengah mabuk kembali ke kamar.
Karin membuka jaket Vano. Melihat kemeja laki laki itu yang nampak basah karena kejatuhan minuman, mau tak mau karin juga harus melepasnya.
Dia bingung bagaimana cara melepas tanpa melihat. Baru saja dia melepas 2 kancing Vano membuka mata dan terlihat menatap kearah Karin.
Karin berusaha melarikan diri, namun tangan Vano berhasil meraihnya.
"Tidurlah denganku malam ini asinta"
Tidur? Sinta?
"A aku bukan Sin"
Belum sempat menjawab laki laki itu langsung menariknya dan beralih posisi tepat diatas Karin.
Vano mengelus rambut karin "Va Vano aku bukan Sinta" ucap Karin seraya menepis tangan laki-laki itu dari wajahnya.
"Kenapa kamu selalu menolakku?" Gertak Vano.
"Vano kamu mabuk sadarlah"
Karin berusahan melarikan diri namun lagi-lagi tangannya berhasil diraih kembali.
Vano langsung mencium bibir gadis dihadapannya dengan buas lalu melemparnya kekasur dengan kasar.
Tidak mau menyerah karin terus meronta "Vano aku bukan Sinta"
Seakan menutup telinga Vano tetap tidak sadar dan terus berusaha melepas satu persatu kancing kemeja Karin.
Karin tetap memegangi bajunya dan terus melawan.
Plak
Tamparan keras mendarat dipipinya ."jangan membuatku emosi.. kamu diam saja ketika bapak tua itu menyentuhmu wanita jalang"
Vano kembali mencium leher Karin dengan kasar "ini aku Karin bukan Sinta" sambil terisak. Kepalanya terasa pusing akibat tamparan keras yang pertama kali dia terima dalam hidupnya.
Telinga vano seakan tertutup, matanya sudah buta bahkan hatinya tak lagi bisa merasa apa yang dirasakan Karin saat ini.
"Aku mencintaimu sinta" hanya kalimat itu yang sering terdengar membuat hati Karin semakin terkoyak.
Apa yang terjadi pada malam itu tak bisa terelakkan, Karin harus menahan perih dan menerima perlakuan Vano yang sangat kejam. Dia hanya bisa menangis di balik selimut tebal tampa sehel pakaian menempel ditubihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the imagination of naughty boy
RomanceKarin dan vano terpaksa menikah karena beberap hal,semua terlihat begitu mudah saat dimulai.. Namun seseorang yang berwajah sama seperti suaminya datang dan merusak semua tatanan yang ada. Vano menikahi karin agar perusahaan orang tuanya tidak jatuh...