Kabar mengenai perceraian sudah mulai tersebar walaupun belum ada pernyataan resmi diatara Karin dan Reno.
"Kami mendengar kabar angin tentang rumah tanggamu, ada kabar menyebutkan bahwa hubunganmu dengan vano berada diambang kehancuran terlebih lagi akhir-akhir ini kamu lebih sering terlihat sendirian.. bagaimana tanggapanmu tentang kabar itu?" Tanya pembawa acara
Mendengar pertanyaan itu karin mulai merasa takut, sangat berat untuk menjawab.
"Ada sedikit masalah.. kami masih mendiskusikannya" ucap karin yang tidak bisa berbohong
"Ada foto beredar di dunia maya, foto dimana Vano terlihat bersujud di hadapanmu, apakah ada orang ke 3 diantara kalian? Maksud saya apakah vano mengingkari janji hingga harus berlutut di hadapanmu?"
Karin memerhatikan foto itu, itulah betapa kejamnya sebuah foto mampu merubah segala sesuatu dan persepsi seseorang. Padahal yang benar saat itu Vano memberikan sepatu untuk karin bukannya bersujut memohon ampunan.
Karin masih berusaha bersikap tenang "tidak itu tidak benar"
"Apakah masalah itu cukup serius hingga mampu membuat hubungan kalian hancur?"
Karin terus berusaha mengatur expresi tapi pertahanan itu hancur tat kala foto pernikahannya muncul di layar tepat di belakang entah kenapa hari ini terasa berat tanpa dia sadari air mata mulai menetes di hadapan kamera yang sedang aktif.
Sontak hal itu membuat para staf kaget, sementara pemandu acara tidak mau menghentikan acara, mereka memilih memanfaatkan moment itu untuk menaikkan rating acara.
"Bisakah.. ini.. ini menjadi sesuatu yang bisa saya simpan.. dan biarkan hanya saya dan suami saja yang tau?" sambil memaksa senyumnya dengan terus menyeka air mata.
Pembawa acara mengangguk sambil mencoba menenangkan karin. "Apakah kamu sangat mencintainya?"
Cinta? Ya sepertinya aku benar benar jatuh cinta. Karin baru menyadari itu.
Dia mengangguk "aku sangat mencintainya" dengan suara pelan diikuti oleh isak tangis.
Cukup lama menangis cukup membuat karin merasa pusing dia memutuskan kembali dengan taksi karena dia tidak punya supir pribadi, dulu Vano bersedia mengantar Karin di kesepakatan awal mereka.
Karin hanya terus menatap jendela dengan pikiran kosong.
"Masalah tidak harus di akhiri dengan perpisahan.." ucap supir taksi
Yah nampaknya supir taksi itu juga mendengar kabar burung tentang dirinya.
"Pertengkaran dalam sebuah keluarga adalah hal yang lumrah.. semuanya harus di hadapi dengan kepala dingin, api yang berkobar jangan semakin disulut" tambahnya, sementara karin hanya tetap diam.
Vano sudah berhari hari tidak pulang ke rumah, sudah beberapa hari mencarinya, ke kantor bahkan ke kafe dimana vano biasa nongkrong namun semuanya nihil.
Dia membaca beberapa berita di hp, ada salah satu berita yang baru saja di pos.
Vano terlihat menginap di sebuah hotel, benarkah hubungan keduanya telah kandas? Kira kira begitulah judulnya
Karin mengenali hotel itu dia langsung mengarahkan sopir taksi untuk kesana.
Sampai disana dia langsung pergi ke bagian resepsionis "dimana kamar suamiku?" Ucapnya tanpa basa-basi dan tak memperdulikan orang orang yang menatapnya dengan aneh.
Kehadiran karin disana memang cukup membuat beberapa orang terperangah terutama ketika semua orang tau bahwa gadis itu bahkan tidak tau nomor kamar suaminya sendiri.
Dengan sedikit santai karin berjalan menuju lantai 7 kamar dimana vano tinggal selama beberapa hari semenjak pertengkaran mereka, dia hanya berharap laki laki itu tidak mengunci kamar seperti biasanya.
Harapannya terkabul saat memegang gagang pintu, dengan mudahnya pintu itu terbuka. Suasana ruangan itu sangat berantakan beberapa kertas berhamburan, beberapa botol minuman keras juga tersebar dibeberapa tempat.
Karin melihat laki laki itu tengah terbaring di kasur, dengan tangan sudah diperban, dan mendekatinya.
"Vano" panggilnya sambil sedikit mengguncang tubuh laki laki itu.
"Aku pasti berkhayal" ucap vano sambil membuka mata menghadap karin "walaupun begitu aku tidak akan menyia nyiakannya"
Vano bangun dan memeluk karin dengan erat, bau minuman keras tercium oleh karin, dia tau laki laki itu dalam pengaruh alkohol.
Karin juga memeluk laki laki itu, memang terlambat menyadari perasaannya.
karin memegang pipi vano tangan kanan merapikah rambut Vano yang terlihat berantakan.
"Sepertinya aku benar benar jatuh.. jatuh hati pada laki laki kasar sepertimu" ucap karin
Sementara vano tetap menatapnya tatapannya tak pasti karena masih dalam keadaan mabuk.
Karin langsung mengecup bibir Vano
Ups apa yang terjadi selanjutnya ya? Lanjutannya dilarang untuk bawah umur ya..
Jangan lupa vote dan komentnya.. suara kalian sangat membantu untuk author..
KAMU SEDANG MEMBACA
the imagination of naughty boy
RomanceKarin dan vano terpaksa menikah karena beberap hal,semua terlihat begitu mudah saat dimulai.. Namun seseorang yang berwajah sama seperti suaminya datang dan merusak semua tatanan yang ada. Vano menikahi karin agar perusahaan orang tuanya tidak jatuh...