Karin focus dengan film sambil memakan popcorn, tangannya menyentuh hal aneh yang pasti bukan popcorn dia mengambilnya dan meneranginya dengan cahaya hp.
Sebuah kalung cantik "kalung?" Sambil melirik kearah Reno.
"Kejutan" dengan senyuman khas.
"Nggak perlu lakuin hal kayak gini" ucap karin
"Kejutan itu ada jika aku ada.. jadi tidak perlu menolak dan cukup dengan menerimanya saja" sambil memasangkannya di leher Karin.
Setelah itu tangan Reno memegang dagu gadis dihadapannya, membuat karin bertanya tanya apa lagi yang akan dilakukan oleh Reno di ruang bioskop penuh orang.
Sepasang tangan menarik lengan Karin dari belakang, "vano?" Dia lebih penasaran lagi mengapa Vano bisa sampai ada disana.
"Hai kak" reno tersenyum lebar menyapa kearah sang kakak.
Vano tidak membalas sapaan itu, sementara keringat bercucuran di keningnya akibat berlari.
"Ternyata kamu disini.. ada yang harus ku bicarakan denganmu" sambil menarik lengan karin dengan paksa.
"Harus sekarang? Aku masih belum nyelesain filmnya"
"Harus" sambil menatap tajam ke arah reno
Karin mengikuti vano "reno maaf aku harus balik dulu" ucapannya disambut oleh senyuman dan lambayan tangan dari reno.
Vano terus menarik tangan karin dengan kasar, cara berjalan vano yang cepat dengan kaki panjangnya, membuat karin terus berlari mengikuti tarikan itu.
"Vano.. tanganku sakit" seru karin sambil merengek.
Vano segera melepas tangan karin, disana pergelangan tangan karin memerah.
"Maaf"
"Mau ngomong apa?" Tanya karin
"Emmm" vano bingung harus berkata apa karena tadi dia hanya asal bicara tanpa berfikir panjang "jangan jalan dengan Reno, dia tidak baik"
Karin mendengus "kamu cuman mau ngomong gitu? Sampek buru2 narik aku?"
Karin berniat untuk kembali ke ruangan itu namun vano menarik tas yang dipakai karin. Tarikan itu terlalu kuat ditambah dengan kakinya yang tergelincir cukup membuat keduanya terjatuh di posisi aneh.
"Bruk!!" Vano terjatuh disusul oleh karin diatasnya.
Niatnya bagus menyanggah tubuh gadis itu agar mereka tidak sampai berciuman seperti di drama atau film
Namun sayang tangan Vano tidak menyanggah di posisi yang tepat.
"Aaaaaaaaaaaa" karin berteriak sambil langsung berdiri
"Dasar laki laki mesum" sambil memukul vano menggunakan tas, tanpa sengaja tangan vano malah menyanggah area dada karin dengan kuat.
"Aku nggak sengaja, lagian juga gak kera..sa.." vano menutup mulut dengan tangan setelah kalimat yang keluar begitu saja.
"Nggak kerasa? Apanya?" Teriak karin
Pipi vano memerah sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.
Sementara gadis itu terus memeluk tas, seakan takut diterkam oleh laki laki yang tengah menyetir disampingnya.
"Reaksimu itu berlebihan, emangnya aku cowok apaan" terang vano
"Aku kan gak tau apa yang ada di pikiranmu"
"Lagian kalo aku emang mesum aku mending cari cewek yang dadanya segede gaban daripada yang di bawah rata-rata" celoteh vano
Jawaban itu langsung diikuti oleh pukulan di bahu " jadi kamu mau bilang kalo punyaku kecil di bawah rata-rata?.. dasar mesum"
"Aku lagi nyetir kecelakaan baru tau"
Akhirnya karin berhenti sambil terus mengalihkan tatapannya kejendela seakan enggan untuk melihat vano begitu juga setelah sampai dirumah gadis itu memilih untuk langsung masuk kedalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the imagination of naughty boy
RomanceKarin dan vano terpaksa menikah karena beberap hal,semua terlihat begitu mudah saat dimulai.. Namun seseorang yang berwajah sama seperti suaminya datang dan merusak semua tatanan yang ada. Vano menikahi karin agar perusahaan orang tuanya tidak jatuh...