Pagi ini cukup cerah untuk sepasang suami istri mengawali kisah mereka yang agak rumit. Ya! Keduanya harus pergi ke kantor bersamaan hari ini.
Vano memerhatikan karin yang sedang berdandan menghadap kaca. Lubuk hatinya mengakui kalau Karin memang sangat cantik, apapun yang gadis itu kenakan semuanya menjadi nampak menawan.
"Kenapa? Terpana ngeliat aku?" Ucap Karin dengan percaya diri.
"Mimpi.. aky gagal fokus sama tahi lalat di lehermu, sekilas kayak tai cicak"
"Ih jorok".
Mengejar waktu mereka bergegas menuju mobil agar tidak terlambat di hari pertama mereka bersama.
Vano mengambil hp di saku kemeja untuk memberitahu sekertaris bahwa dia akan tetap masuk pagi ini walaupun acara pernikahan baru saja selesai semalam.
"Jangan lupa, di kantor kamu harus perhatian sama aku." Karin mengingatkan agar vano nampak baik padanya di kantor,apalagi mungkin akan ada banyak wartawan disana.
"Supaya?"
Karin mendesah pelan seakan menahan rasa kesal "Bakal ada wartawan disana".
"Ngarep"
Vano tidak mempercayai itu, sebelumnya dia tidak pernah berhubungan dengan artis sehingga dia tidak tau seberapa ribetnya memiliki istri seorang model yang pernah memainkan beberapa film terkenal. "Lagian kamu kan udah lama pensiun main film.. sekarang kan kamu cuman model iklan".
Vano kaget ketika mobilnya diberhentikan oleh beberapa orang yang baru saja dia sadari bahwa mereka adalah wartawan.
"Aku bilang aoa, mereka itu gak mau kehilangan momenku sama kamu"
Vano segera menghubungi petugas satpam untuk membantunya masuk.
Rambut Vano menjadi berantakan karena dia harus pura-pura melindungi istrinya dari wartawan."Kamu keliatan kayak baru abis dirampok" Karin tertawa terbahak bahak melihat suaminya seperti itu. Vano berusaha menghiraukan gadis itu dan terus berjalan kearah ruangannya. Karin langsung duduk disofa sambil memesan kopi kepada sekertaris.
Tok tok
Terdengar suara ketukan pintu. Beberapa wanita masuk sambil membawa baju tas dan peralatan lengkap lainnya.
"Sebentar lagi ada pertemuan penting, direktur meminta agar nyonya mengganti pakaian dengan produk asli perusahaan" ucapnya dengan sangat sopan, tentu saja Karin tidak bisa menolak.
Setelah wanita itu keluar dia harus segera mengganti baju.
"Wanita tadi kemana?"
"Balik keruangan ayah biasanya" sambil bermain game di komputernya. Orang-orang berfikir Vano sangat rajin bekerja karena banyak menghabiskan waktu di ruangan dengan tangan sibuk mengetik keyboard. Siapa sangka yang dia lakukan hanyala memainkan zuma yang sudah menjadi hobi sejak kecil.
"Terus aku ganti bajunya dimana?"
"Disini aja gak usah lebay" tanpa menatap karin
Karin hanya mendengus kesal dan berusaha membuka bajunya, namun sulit karena resleting belakang terlalu panjang.
"Apa?" Tanya vano yang melihat karin berdiri tepat disebelah.
"Bukain resleting belakangku" pintanya.
Vano diam sejenak dengan mata tak berkedip.
"Bu bukain?"
"Tanganku gak nyampek pak manajer" ucapnya.
Karin langsung berbalik kearah berlawanan agar memudahkan Vano untuk membantunya.
Vano berdiri sambil menarik resleting itu kebawah dengan pelan, dia bisa melihat langsung punggung gadis dihadapannya. Terlihat halus lembut dan putih, hanya terlihat tali bra di area belakang.
"Kamu mau liatin aku telanjang?"
Suara karin mematahkan rasa gemetar ditangan Vano. "Gak minat" dengan ketus.
Setelah itu Karin pergi sendiri tanpa Vano sesuai permintaan ayah Vano yang hanya membutuhkan Karin di pertemuan penting perusahaan. Vano masih memiliki cukup banyak pekerjaan yang harus dikerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
the imagination of naughty boy
RomanceKarin dan vano terpaksa menikah karena beberap hal,semua terlihat begitu mudah saat dimulai.. Namun seseorang yang berwajah sama seperti suaminya datang dan merusak semua tatanan yang ada. Vano menikahi karin agar perusahaan orang tuanya tidak jatuh...