menjadi kuat

6.8K 194 7
                                    

Beberapa reporter menghalangi laju kendaraan karin dan keluarganya menuju bandara.

Sopir tidak berani menginjak pedal gas, terlalu banyak wartawan menghadang, rupanya mereka sudah siaga di daerah rumah Vano, dengan siaran live. Karin menghela nafas panjang membuka pintu, saat itu juga kamera aktif langsung menyorot wajahnya. Beberapa pertanyaan menyakitkan terus menghujam.

"Ada kabar beredar bahwa anda yang menggoda ed?"

"Benarkah anda menemui
Ed di sebuah hotel bersama, bahkan setelah scandal kalian tersebar?"

"Apakah suami anda kurang memuaskan dalam berbagai bidang?".

"Berama lama kalian menjalin hubungan terlarang itu?"

Karin merasa mual, muak dan kesal, dadanya terasa sesak.

Brak!  Kamera salah satu reporter jatuh   ketika karin menepis langsung kamera yang paling dekat dengan wajahnya. Suasana menjadi hening sesaat, hingga seorang reporter kembali bertanya "seorang saksi berkata bahwa kalian bahkan menginap bersama di sebuah apartemen beberapa bulan sebelumnya"

"Diam" karin menatap semua orang dengan tajam. "Kalian berisik, aku beritahu hal yang lebih penting dari itu" berjalan maju "apa kalian tidak punya pelerjaan lain selain mengurusi kehidupanku?"

Para wartawan mulai berbisik, karin tertawa pelan "kalian para sampah, budak fitnah, menyingkir dari hadapanku, atau aku akan menabrak kalian semua.. ah karena ini jalan raya disana ada CCTV kalianlah yang sengaja ingin mati, berhentilah memberi makan para heters dengan berita sampah" kembali masuk ke dalam mobil, karin memerintahkan sopirnya untuk terus maju, para wartawan berhamburan menyingkir dari jalan. Mulai saat itu hampir semua masyarakat menyebut Karin seekor rubah berparas cantik sehingga mampu menutupi sifat aslinya yang kasar.

Itulah salah satu penyebab Karin enggan kembali, sejak saat itu seluruh media memberitakan hal buruk untuknya, dan sebaliknya Vano menjadi orang yang diidamkan dianggap sebagai korban dari wanita gila seperti Karin. Karir Ed sangat lancar, alih2 mendapat hinaan justru dia dianggap korban rayuan Karin.

____

Sebuah pesta kelulusan diadakan oleh lauren yang baru saja lulus S2, mereka satu angkatan tapi karin lulus lebih dulu mendahului Lauren, maklum temannya itu sangat jarang masuk dan lebih senang berfoya-foya walaupun begitu dia dengan percaya diri mengadakan pesta, orang tuanya sangat kaya.

Sebotol wine di letakkan di hadapan Karin, "no, thank you" sambil tersenyum.

"Come on"

Karin tetap menggeleng, dia menjauhi minuman alkohol, semua demi kebaikan dirinya sendiri.

2 teman lauren tiba, ini pertama kali Karin melihatnya.

"My friend from canada"

Karin mengangguk sambil menjabat tangan "caroline"

"You are beautifull, my name Brian" ucap salah satu diantara mereka.

Kalimat paling klise yang sering di dengar Karin. Brian langsung duduk disebelah Karin, sambil mengajak berbicara.

"Where are you from?"

"Indonesia"

David mengangguk beberapa kali, entah karena tau atau sebaliknya "bali" tambah Karin.

"Ah Bali, i know.. i like it, asian girl" mulai merayu.

Pacar lauren datang dengan membawa beberapa minuman botol ber alkohol "don't seduce her, she's married"

"Whats? Married? How old are you? 21 years?" Apa? Menikah? Berapa umurmu? 21 tahun?

Karin tertawa "yes, 6 years ago" iya, 6 tahun lalu

Mereka kembali bersenang-senang hingga larut malam, sebenarnya tidak ada kata larut malam di kota yang ramai itu. Hampir separuh dari teman Karin mabuk berat, dia harus membantu mereka memesan taxi. Yang terakhir hanyalah David, sebenarnya Karin sangat malas membantunya tapi bagaimana lagi dia adalah teman masa kecil Lauren. Berdiri saja tidak mampu, karin harus membantu Davit berdiri dengan sedikit memeluknya, dan memberitahukan alamat kepada sopir taxi.

Selesai sudah tugas Karin, kini saatnya karin pulang. "Wah sekarang kamu sungguh bebas"

Suara itu menandai bahwa karin tidak bisa beristirahat lebih cepat malam ini "kamu memata-mataiku"

Vano menggeleng, "aku menelfon alex untuk tanda tangan" memperlihatkan selembar kertas.

Alasan yang sangat bodoh, meminta tanda tangan kontrak saat larut makan. Tak ingin lama, karin langsung mengambil pulpen yang selalu dia bawa dan langsung menandatangani kontrak yang sudah dia baca sebelumnya. "Sudah? Kalau begitu aku pulang dulu"

Vano meraih pergelangan tangan Karin, telapak tangan itu terasa sangat hangat "ada apa"

"Kamu akan pergi begitu saja?"

"Kenapa?" Balik bertanya

"Aku akan pulang 2 hari lagi"

"Lalu?"

Kecewa, itu yang dirasakan Vano, karin sudah berubah jauh. "Aku akan mengantarmu"

"Tidak perlu" berjalan menjauh untuk mendapatkan taxi, namun Vano kembali menarik Karin, kali ini dia mencengkeram erat bahu Karin.

Beberapa saat kemudian, tubuh Vano terpental jatuh setelah 2 teman laki-laki karin mendorongnya dengan cukup kuat.

"she was beautiful, but she was married, stop approaching her" dia memang cantik, tapi dia sudah menikah, berhentilah mendekatinya.

Vano kembali berdiri "Temanmu semua preman" sambil merapikan kembali kemejanya yang terlepas.

"Tapi mereka lebih punya hati, dibandingkan yang terlihat seperti malaikat"

"Oh ya? Contohnya?"

"Lihatlah, buka matamu lebar-lebar. Bagaimana bisa preman menjauhkan orang dari iblis"

Vano melotot "kamu mengataiku iblis?"

"Lagi-lagi kamu yang bilang, aku tidak mengatakan apapun"

"What should I do with this man" harus kuapakan laki laki ini?

"Let it go, he's a lonely man" biarkan saja dia laki laki yang kesepian.

Jangan lupa vote dan komentnya..

the imagination of naughty boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang