Terkadang, jika kita menyimpan perasaan pada seseorang, kita akan jadi yang paling peduli pada hal sekecil apa pun yang terjadi pada orang itu.
•Nauval•
Author
Lelaki berparas manis dengan setelan kaos oblong merk supreme berwarna putih dan ditambah jaket bomber army sebagai luarannya itu berjalan santai keluar dari mobil mewah berwarna putihnya.
Ia melirik arloji berkelas miliknya sekilas sebelum akhirnya kakinya yang terbaluti sepatu vans berwarna merah berhenti di depan sebuah pintu rumah bertingkat dua milik seseorang.
"Ini terbilang masih pagi ingin berkunjung ke rumah Citra. Kuharap tak mengganggunya."
Gumamnya seraya memandangi sebuket bunga lily putih yang sengaja ia bawa untuk Citra.Menekan bel rumah beberapa kali, pria itu menghela napas lega ketika mendengar sahutan dari dalam rumah.
Tak lama setelahnya, pintu terbuka menampilkan seorang perempuan paruh baya yang diyakini oleh pria tersebut sebagai pembantu rumah yang dikunjunginya.
"Selamat pagi, mohon maaf ada yang bisa saya bantu?"
Lelaki itu menyunggingkan senyum tipisnya, "Selamat pagi, ini benar alamatnya Citra Maura Adigara 'kan? Saya Nauval Larsson sahabatnya Citra yang kebetulan baru pulang dari Amerika subuh tadi. Ehm, apa Citra ada di rumah?"
Sontak saja bibi Noura mengangguk cepat sembari membalas senyuman Nauval dengan sumringah, "Iya, iya. Non Citra ada kok, tunggu ya Bibi panggilkan dulu."
Nauval membalas tanggapan bi Noura dengan menganggukkan kepalanya kemudian wanita tersebut segera beranjak pergi beberapa saat, sebelum akhirnya kembali lagi kali ini dengan membawa Citra.
"Oh Nauval! Kaukah itu?"
Tanya Citra dengan nada tak percaya sembari melangkahkan kakinya mendekati ambang pintu."Tentu saja, siapa lagi sahabatmu yang wajahnya serupawan aku?"
Gadis yang memiliki rambut panjang hingga siku itu reflek memukul dada bidang Nauval pelan lalu setelahnya meloncat, memeluk erat-erat pria di depannya hingga telapak kakinya tak menginjak lantai, bergantung pada tubuh Nauval.
Nauval terkekeh kecil mendapat perlakuan Citra barusan, dia merasa senang Citra masih tak berubah seperti dulu, setidaknya dari segi fisik.
Ia mengelus rambut Citra lembut sembari membalas pelukan gadis cantik itu."Oh astaga, aku benar-benar tak menyangka kau akhirnya kembali ke Indonesia!"
"Okay, okay, akan kita bicarakan itu nanti ya. So, sekarang apa kau tak akan menyuruhku untuk masuk dan duduk, Nona?"
Citra tergelak lalu menepuk jidatnya pelan. "Ah maaf, Val, aku benar-benar lupa saking bahagianya. Ayo masuk, aku akan membuatkanmu minuman."
Langsung saja Citra menarik lengan Nauval untuk masuk dan berbicara bersama pria itu.Tanpa disadari oleh siapa pun, sedari tadi ada sepasang mata sapphire yang memperhatikan dari jauh kedekatan Citra dan juga Nauval.
Tapi tampaknya pria berambut coklat keemasan itu tak terlalu mempedulikan kedua sejoli tadi hingga membuatnya langsung beranjak saat Citra membawa Nauval masuk.
🍵🍵🍵
"Katakan padaku, kapan kau kembali ke sini dan dari siapa kau mendapatkan alamat baruku?"
Citra bertanya sembari menuangkan green tea hangat ke dalam sebuah cangkir untuk kemudian menyodorkannya ke dekat Nauval di atas table coffee.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]
RomanceSILAHKAN BACA NEW VERSION CERITA INI DI STORIAL. 17+ Bijaklah dalam memilih bacaan! DON'T COPY MY STORY! Demi memenuhi keinginan sang Ibu, Devan terpaksa menikahi teman masa kecilnya, Citra Maura Adigara. Keinginan itu seperti sebuah mimpi buruk unt...