Aku tidak suka milikku dibagi-bagi.
•Devan•
Devan
Aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit sambil membawa sebuah bingkisan dengan Citra di sebelahku.
Pagi ini aku mengajaknya untuk menjenguk putri Liam yang baru lahir sebelum nantinya kami akan pulang ke rumah keluarga Lington, tinggal di sana untuk sementara waktu.
Setelah bertanya pada resepsionis rumah sakit, kami akhirnya sampai di depan pintu bertuliskan VIP. Tanganku bergerak memutar knop pintu tersebut dan disambut oleh Liam beserta istri dan putrinya, dan juga ada Nick di sana.
"Tuan Devan, Non Citra."
Sambut Liam yang tengah menggendong bayinya sembari menghampiriku dan juga Citra.Citra mengulas senyum sambil memperhatikan wajah dari bayi Liam yang sangat cantik.
Gadis itu tanpa aba-aba lagi langsung memberikan buket bunga yang sengaja kami belikan untuk istrinya Liam---Hailee---padaku.Citra terlihat sangat antusias tampak dari matanya yang berbinar saat ini, "Boleh aku menggendongnya?"
Liam mengembangkan senyum, "Tentu saja boleh, Nona."
Liam langsung menyerahkan perlahan bayi perempuannya ke Citra.Aku yang melihat hal itu hanya bisa mendengkus pada sikap yang ditunjukkan istriku itu.
Citra tampak senang sekali saat menggendong bayinya.
Padahal kan kita bisa membuatnya kalau saja dia bisa mempercayaiku.Karena merasa terabaikan oleh Liam dan Citra yang sedang asyik berbicara berdua, aku terpaksa menghampiri ranjang Hailee yang berada tak jauh dariku, "Kau baik-baik saja?"
Hailee terkekeh mendengar pertanyaanku seraya menerima sebuket bunga mawar merah yang kuberikan, "Tentu saja sangat baik, Tuan. Nona Citra sepertinya senang sekali melihat seorang bayi. Kapan kalian akan punya juga?"
Aku yang tengah menaruh bingkisan ke atas meja di samping ranjang Hailee hanya berdecak mendengar pertanyaan yang lebih menyerupai sindiran tersebut.
Sudah kuduga, dia pasti akan menanyakan hal itu.
Hailee Nouil, istri dari Liam itu memang sudah sangat dekat padaku, sama seperti hubunganku bersama Liam.
Sama seperti Liam, Hailee yang juga berdarah Amerika memiliki sifat yang friendly, membuatnya cepat dekat pada siapa pun termasuk aku."Sedang proses. Kau tunggu saja nanti bayi kami akan kembar."
Jawabku berbohong.
Bagaimana bisa lahir anak kalau istriku saja belum ingin disentuh?Aku mengerti dia masih ragu akan perasaanku.
Well, aku mencoba untuk menunggu sampai dia percaya padaku.
Maka dari itu aku perlahan merubah sikap dan perlakuanku padanya akhir-akhir ini untuk meyakinkan padanya kalau aku benar-benar sudah berubah.Ya, meski belum sepenuhnya.
"Benarkah? Aku tak sabar ingin melihat bayi tampan atau cantik dari Tuan dan Nona!"
Sahut Nick tiba-tiba dari belakang.
Dia memberikan senyuman misteriusnya membuatku sedikit penasaran akan apa maksud dari senyuman tersebut."Kira-kira Tuan maunya anak perempuan atau laki-laki?"
Timpal Liam yang kini sudah ikut bergabung bersama kami diikuti Citra di sampingnya.Aku melirik Citra, menampilkan smirk andalanku padanya, "Aku mau dua-duanya."
Sontak saja hal tersebut berhasil membuat Hailee, Nick, dan juga Liam yang mendengarnya turut bersorak heboh seolah antusias sekali menunggu kapan itu akan terjadi.
Sedangkan Citra yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangan ke arah bayi perempuan Liam dengan kedua pipi bersemu merah.
"Siapa nama bayi cantik kalian ini?"
Citra bertanya sembari masih menyibukkan diri pada bayi Liam, dia sedang berusaha mengalihkan pembicaraan rupanya.
Smart girl.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]
Lãng mạnSILAHKAN BACA NEW VERSION CERITA INI DI STORIAL. 17+ Bijaklah dalam memilih bacaan! DON'T COPY MY STORY! Demi memenuhi keinginan sang Ibu, Devan terpaksa menikahi teman masa kecilnya, Citra Maura Adigara. Keinginan itu seperti sebuah mimpi buruk unt...