Thirty Nine : Playground

312K 8.7K 276
                                    

Aku baru tau ternyata pelangi itu bukan cuma ada di langit. Saat melihat matamu, aku sudah bisa melihat pelangi.

•Devan•

Devan

"Kita akan jalan-jalan sebelum pulang ke rumahku. Sebut saja ini sebagai kencan pertama untuk kita."
Aku mendelik untuk melihat reaksi Citra sembari mengegas mobil menjauhi apartemen Rick.

Citra hanya memberiku tatapan heran tanpa berniat sedikit pun untuk membalas kata-kataku.
Membuatku sedikit merasa kesal lantaran reaksi yang ia tunjukkan tak seperti yang kuharapkan.

"Kita akan ke mana?"
Tanyaku akhirnya berusaha membuatnya bicara.

Dia mengedikkan bahu, "Mana aku tau. Bukankah kau yang mengajak kencan? Seharusnya kau tau tempat yang akan dituju."

Ada benarnya juga.
Tapi aku sungguh bingung mau ke mana.
Biasanya kalau aku pergi kencan dengan Steff kami akan berkencan ke hotel dan ujung-ujungnya berakhir pada kegiatan di ranjang.

Well, jika aku mengajak Citra seperti itu juga sudah bisa dipastikan dia akan menolak.
Ya, aku tau. Itu ide yang buruk.
Lantas, ke mana aku harus membawanya?

Ke bioskopkah?
Oh no, kurasa itu bukan tempat yang tepat sebagai kencan pertama untuk kami.

Lalu ke mana?
Ke mall?
Ke taman bermain?
Ah, bagaimana jika ke club?

Shit! Aku jadi merindukan perempuan-perempuan di sana untuk ditiduri.

Well, jika kami akan kencan ke club, itu juga ide yang buruk.
Ya, sudah bisa dipastikan Citra juga tak menginginkan tempat itu. Lagipula, kalau aku mengajaknya ke sana, bisa-bisa para wanita di sana membeberkan kalau aku sering memesan mereka.

"Tempat mana yang kau inginkan? Beri aku ide."

Citra tampak berpikir, "Um...Ah! Tak tau."

Aku mendengkus sebal, entah kenapa nada bicara Citra seperti orang mengejek. "Kau tak membantu. Aku serius, aku butuh ide darimu."

"Kau tak dengar? Aku tak tau. Pikirkan saja sendiri."

"Kenapa kau menyebalkan sekali? Sebenarnya apa yang salah padamu?"

Citra mendelik tak suka padaku, "Itu deritamu. Pikirkan saja tempatnya, aku tak tau!"

Beruntung aku sedang mengemudi saat ini. Kalau tidak, sudah kuberi hukuman dengan menggigit bibirnya yang manis itu.
Bisa-bisanya dia bersikap menyebalkan di waktu yang tak tepat seperti ini?

Well, sudah ada satu tempat di pikiranku sekarang.
Kuharap dia suka.
Karena aku sudah bingung mau membawanya ke mana lagi.
Ya, ini pertama kalinya aku kencan dengan seorang gadis yang benar-benar aku cintai.
Jika diingat-ingat, aku sering berkencan dengan banyak wanita, namun tempat yang kami tuju selalu hotel atau pun club. Dan itu semua pasti berakhir pada kegiatan di ranjang.

Maklum saja kalau aku tak tau harus membawa gadisku yang satu ini ke mana.
Karena dia berbeda.

🎡🎠🎡

"Turun."
Titahku sembari melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil.
Aku mengernyitkan dahi saat mendapati Citra belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar dari mobil, membuatku mendesah malas dan bergerak membukakannya pintu.

"Kau ingin tinggal di sini, hm? Ayo."
Aku mengambil sebelah tangannya dan menuntunnya untuk turun.
Well, ternyata gadis itu sengaja tak turun karena menungguku untuk membuka pintu mobil dan juga meraih tangannya untuk keluar.

My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang