Fourty Eight : Help

367K 7.9K 118
                                    

Hatiku diciptakan hanya untuk diberikan padamu. Only you.

Citra•

Author

"Dasar sialan! Bayar hutangmu, bodoh! Apa kau tau sudah berapa uang yang kau dan anakmu pinjam itu? Lima belas juta! Lima belas juta, apa kau mengerti? Sekarang bayar hutangmu, dasar wanita tua sialan!"
Pria berbadan gendut menerjang si wanita tua berpakaian lusuh dengan membabi buta.
Mengalihkan perhatian orang-orang yang berada di supermarket dan juga toko baju di sebelahnya.

Sesekali orang yang kebetulan melewati jalanan itu bertanya pada sang pria gemuk, menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan langsung mendapat jawaban keras dari pria tadi.

Beberapa dari orang-orang yang melihat itu, tak mau ikut campur dan memilih untuk pergi dari jalanan.
Meski sempat ada orang yang menyuruh pria tadi untuk bersabar dan mengontrol emosinya, namun pria gendut tetap memarahi sang wanita tua yang terlihat sudah menangis terduduk di lantai semen jalanan.

Sedari tadi ia terus mengucapkan kata maaf dan beberapa kata permohonan lainnya, karena dia sendiri belum bisa membayar hutang-hutangnya seperti yang disebutkan pria pemilik supermarket tadi.

Devan dan Citra yang baru keluar dari toko baju di sebelah terjadinya kejadian itu juga ikut penasaran melihat seorang pria berteriak sekuat hatinya memarahi seorang wanita tua.

"Ada apa itu? Mengapa dia memperlakukan wanita tua itu dengan tak sopan?"
Tanya Citra lebih kepada dirinya sendiri.
Sedangkan Devan yang juga mengikuti arah pandangan Citra hanya mengangkat bahu, "Entahlah. Yang pasti itu bukan urusan kita, ayo pulang."

"Tunggu Dev, kita harus menghentikan dia."

"Sebaiknya kita tak usah ikut campur pada apa yang bukan menjadi urusan kita---tunggu."

Sebelah alis Citra terangkat saat melihat raut wajah suaminya terpaku ketika wanita tua tadi tak sengaja membalikkan kepalanya, menghadap ke arah mereka, "Ada apa? Kau mengenalnya?"

"Ibu Steffani."

Citra membulatkan kedua mata, kembali menatap wanita tua itu dari kejauhan, "K-kau serius? Kalau begitu ayo kita hentikan pria itu."

"Tidak, kita tinggalkan saja."
Devan mengerang kesal saat Citra tak mendengarkan kata-katanya dan sudah berlari kecil menghampiri wanita tua bersama pria tadi.

"Ada apa ini? Kenapa kau marah-marah padanya?"

Pria berbadan gemuk tadi mendelik Citra sejenak sebelum akhirnya mengarahkan jari telunjuk tepat di depan muka wanita tua berambut hitam setengah beruban di depannya, "Dia berhutang padaku sebanyak lima belas juta dan belum dibayar sama sekali!"

"Maaf...aku janji akan melunasinya setelah menemukan anakku nanti. Aku mohon, beri kami waktu..."
Isak wanita tua dengan pilu.

"Kau bisa bicara baik-baikkan padanya? Mengapa harus seperti ini? Bagaimana pun dia lebih tua darimu. Di mana sopan santunmu?"
Nada suara Citra terdengar meninggi, memarahi pria gemuk tadi.

Namun hal itu justru semakin memperparah amarah si pria gendut, ia mendelik tajam pada Citra yang berani-beraninya menasehatinya, "Kau pikir kau itu siapa, hah? Berani-beraninya menceramahiku! Kau tak tau---"

"Hei, turunkan telunjukmu dari istriku."
Suara berat nan tenang itu berhasil mengalihkan perhatian si wanita tua, Citra, dan juga tentunya si pria gendut.

"Devan?"
Lirih si wanita tua, mengenali Devan yang bicara barusan.

"Dia istrimu? Ajarkan istrimu untuk tak mencampuri masalah siapa---"

My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang