Seventeen : Cheating?

300K 9.2K 152
                                    

Percaya padaku, jika kau menyakiti hati seseorang, karma akan menandaimu, sampai tibanya suatu hari dia akan menghampirimu.
Untuk kemudian membuatmu sadar dan menyesal.
Tapi semua sudah sia-sia.

•Malvin•

Devan

"Bukannya kita akan pergi jam dua siang ya?"

Aku mengernyit dan mendongakkan kepala ketika sudah selesai memasang sepatu, melihat Citra yang bicara pada seseorang di depan pintu.

"Iya aku tau. Tapi nanti siang aku ada keperluan. Jadi, kita pergi sekarang saja ya?"

Aku melihat Citra menerima sebuket bunga lily dan langsung menepikan tubuhnya agar seseorang yang bicara padanya itu dapat masuk.

Ah, ternyata dia.

Siapa namanya kemarin?

Ya! Novel si pengantar bunga.

"Tapi aku tak bisa pergi sekarang."

"Mengapa tak bisa? Kau juga sedang tak sibuk apa-apa kan?"

Citra tampak berpikir untuk kemudian mengangguk setelahnya, "Jadwal kursus memasakku tidak ada sih hari ini, tapi bukankah ini terlalu pagi untuk menonton bioskop?"

Novel itu kelihatan menggaruk kepalanya yang kuyakini tak gatal, "Kau benar juga. Baiklah, kalau begitu bagaimana jika kita jalan-jalan dulu baru setelahnya nonton bioskop?"

"Ke mana?"

"Ke mana saja. Ayo, cepat ganti pakaianmu. By the way, ternyata ada Devan juga ya, hei Dev!"

Aku hanya memandangnya dingin tanpa berniat membalas sapaannya barusan.

Dia pikir aku ini siapa?
Tentu saja aku masih ada di rumah di jam segini.

Dan lagi, mengapa dia bersikap akrab padaku?
Mengenalnya pun tidak.
Mana mungkin aku mengenal pria pengantar bunga seperti dirinya.
Yang benar saja.

Persetan!

Segera saja aku melangkahkan kaki, segera beranjak keluar dari rumah ini.

Entah kenapa melihat wajah si pengantar bunga itu sering-sering membuatku rasanya ingin muntah.

"Dev, sudah ingin berangkat?"
Aku menoleh memandangi Citra dengan tatapan datar saat tangannya menahan lenganku ketika melewatinya.

Aku hanya mengangguk malas, dan dibalas dengan senyuman manis yang diberikan Citra padaku, "Baiklah, hati-hati ya. By the way, kau tetap tak sarapan?"

"Bukankah sudah kubilang kalau aku tak mau. Haruskah aku mengingatkanmu terus?"

Dia berusaha tersenyum dan menggeleng cepat. "Ah, tak perlu. Aku mengerti. Baiklah, kalau begitu hati-hati ya."

"Hm. Jangan lupa untuk menghadiri pesta Nino nanti malam."

Citra mengangguk, "Oke!"

Setelahnya dia langsung melepas cegatan tangannya di lenganku membuatku segera beranjak berlalu dari hadapannya dan langsung berangkat ke kantor menggunakan mobilku.

💍💍💍

Aku menaikkan sebelah alis heran ketika aku sedang sibuk menandatangani berkas-berkas penting yang bertumpuk di meja, Malvin masuk ke ruanganku dengan tiba-tiba.

Ada apa dengannya?

Detik selanjutnya aku terkekeh pelan.

My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang