Now I understand, love is not a sex style.
•Devan•
DevanPagi ini merupakan pagi yang sangat berbeda untukku.
Seolah aku baru saja dibangkitkan kembali untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik lagi.
Semoga saja.Aku menghirup napas panjang sebelum membuangnya melalui mulut.
Tak ada rasa kantuk lagi yang menyerangku seperti hari-hari sebelumnya saat aku dibangunkan oleh Citra.
Mungkin ini efek dari sudah kebiasaan bangun pagi.
Dan itu semua karena istriku yang sudah merubahku seperti sekarang.Ngomong-ngomong mengenai istriku, aku bingung lantaran sudah tak mendapatinya di sebelahku ketika aku bangun.
Sebenarnya jam berapa gadis itu bangun?
Jam enam kah?Entahlah, yang pasti saat ini aku sudah mencium bau sesuatu yang enak yang kuyakini berasal dari masakannya.
Membuatku segera menuju ke dapur untuk memastikan.Seperti dugaanku.
Saat ini Citra tengah membolak-balik sesuatu dalam posisi membelakangiku dengan gadis itu yang mengenakan apron berwarna biru."Good morning, Baby."
Bisikku tepat di telinganya sambil melingkarkan lengan di pinggangnya.Citra menghentikan kegiatannya sejenak dengan tubuhnya yang kurasakan sedikit terperanjat, dia pasti terkejut atas kedatanganku yang tiba-tiba.
"Ma-masih setengah jam waktu untuk kau bangun 'kan?"
Tanyanya yang kini sudah kembali membalik pancake yang dibuatnya menggunakan spatula dan tubuhnya perlahan kembali normal, tak menegang seperti tadi.Aku bergerak mencium tengkuknya yang terekspos dikarenakan rambutnya dalam keadaan digulung cukup tinggi saat ini, "Memangnya aku tak boleh bangun terlalu awal dari biasanya?"
Citra menggeleng dan bergerak mematikan kompor karena pancake yang dibuatnya sudah matang, gadis itu membalikkan badan menghadapku, "Bukan begitu. Hanya saja, tak seperti biasanya."
"Beri aku morning kiss."
Citra sontak mengangkat satu alis, "Apa?"
"Beri aku morning kiss, Baby."
"Tapi---" Citra menghela napas berat saat melihat perubahan ekspresiku yang mulai kesal.
Dengan sedikit ragu dan kedua pipi yang sudah bersemu, dia perlahan mendorong kepalaku agar sedikit menunduk mendekati wajahnya dikarenakan tinggi kami yang tak sejajar dan mulai menyatukan bibirnya ke bibirku.Sebenarnya Citra hanya akan memberiku kecupan, namun aku segera bergerak cepat menggigit kecil bagian bawah bibirnya membuatnya reflek membuka mulut, memberiku akses untuk memasukkan lidah di sana.
Cumbuan itu semakin lama semakin panas dengan Citra yang juga membalas ciumanku, namun selang beberapa menit itu terjadi kami berdua langsung mengakhiri cumbuan panas kami lantaran pasokan oksigen yang mulai menipis."Mau mandi bersama?"
Citra terbelalak mendengar tawaranku, ia menggeleng cepat dan berbalik badan setelahnya dengan wajah memerah, "Tidak. Aku harus memasak terlebih dahulu."
Aku hanya terkekeh mendengarnya, "Baiklah, tapi lain kali jangan menolak lagi, okay?"
Godaku, beranjak pergi dari situ meninggalkan Citra yang masih memasak sarapan yang lain di dapur.🍞🍞🍞
"Semua makananmu enak."
Pujiku bersungguh-sungguh seraya membersihkan mulut memakai napkin. Di meja makan saat ini masih tersisa sedikit makanan yang sudah kumakan bersama Citra.
Tadinya di atas meja terdapat pancake ditaburi blueberry dengan tambahan madu di atasnya, oats yang juga ditaburi blueberry, strawberry, dan sedikit potongan pisang di dalamnya, roti bakar dilengkapi selai, berbagai macam buah-buahan seperti apel dan anggur, dan juga empat gelas minuman yang terdiri dari dua gelas air putih dan dua gelas susu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]
RomanceSILAHKAN BACA NEW VERSION CERITA INI DI STORIAL. 17+ Bijaklah dalam memilih bacaan! DON'T COPY MY STORY! Demi memenuhi keinginan sang Ibu, Devan terpaksa menikahi teman masa kecilnya, Citra Maura Adigara. Keinginan itu seperti sebuah mimpi buruk unt...