Fifty : Last

404K 8K 147
                                    

Your touch is my opium.

•Citra•

•Citra•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author

"Oh astaga, aku bisa melihat menara eiffel dari sini."
Devan tersenyum, menghampiri istrinya yang sedang menatap menara eiffel dari jendela besar di kamar hotel berbintang yang mereka tempati.

Melingkarkan tangannya ke perut sang istri, Devan ikut mengamati menara eiffel seperti yang Citra lakukan, "Kau suka kamarnya?"

Citra mengangguk cepat, masih tak lepas memandangi menara yang terkenal di negara Perancis itu, "Ya, sangat suka. Nanti kita ke sana ya."

"Tak mau."

Citra berbalik cepat, memandang heran suaminya, "Mengapa?"

"Tak mau tanpa sebuah syarat."

"Syarat?"

Devan mengangguk, menampilkan smirk mesumnya, "Aku ingin melakukannya sekarang."
Tanpa basa-basi lagi, pria itu langsung menggendong tubuh Citra berbaring ke atas tempat tidur yang jaraknya tak jauh dari jendela tadi, menindih tubuh sang istri yang kini tampak kesal.

"Kau tau? Kita baru saja sampai di sini. Aku lelah."

"Kalau begitu, tak ada ke menara eiffel."

Citra mendengkus, tak habis pikir mengapa bisa punya suami yang gila seks seperti ini. Padahal mereka berdua baru saja sampai di negara ini---setelah selama tiga hari menetap di Australia---negara pertama yang mereka kunjungi.

"Oh ayolah, aku lelah. Sungguh. Kita kan sudah sering melakukannya di Sydney kemarin."

"Please, Baby. Hanya sebentar."
Devan mulai bergerak memberi kecupan di daun telinga Citra, kemudian turun ke leher jenjang milik wanita cantik itu.

"D-Dev, a-ada telpon!"

Devan berdecak kasar, menggulingkan tubuhnya ke samping, menghindar dari atas tubuh Citra saat mendengar suara ponsel istrinya berbunyi.
Dia mengumpat pada siapa yang berani mengganggu waktunya bersama sang istri.

"Halo?"
Kata Citra yang kini sudah berada di depan meja di sebelah kamar mandi, mengangkat ponsel yang berada di sana.

"Nauval?," Tanyanya, "Ada apa menghubungiku menggunakan nomor lain?"
Nada suara Citra terdengar dingin.

Devan yang sedari tadi mendengar nama Nauval disebut, langsung mengangkat kepala, mengubah posisinya menjadi terduduk di tepi ranjang.

"Maaf, tapi aku harus menutup---"

Kalimat Citra terpotong, semakin membuat Devan tertarik menyimak.

"Ya. Aku sudah memaafkanmu."

"Jangan konyol, aku masih membencimu, kau tau?"
Devan bergerak menghampiri Citra, menatap wanita itu meminta penjelasan atas apa yang dikatakan Nauval lewat telpon padanya.

My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang