Twenty Six : Dinner

309K 8.9K 488
                                    

You better keep quiet, instead of talking sweet words but only falsehood.

•Citra•

Devan

"Lalu kenapa kau memberiku lingerie itu?"
Dahiku berkerut mendengar suara Citra barusan saat aku sudah berhasil menapakkan kaki memasuki dapur, dengan gerakan cepat aku segera melarikan diri memutar kembali langkahku sehingga kini aku bersembunyi di samping pembatas dapur dengan dinding sebagai tameng agar Citra tak dapat melihatku. Beruntung gadis itu belum melihat kedatanganku sama sekali dikarenakan tubuhnya dalam posisi membelakangiku tadi.

Gadis itu pasti tengah berbicara pada Novel. Terbukti dari pertanyaannya mengenai lingerie yang kemarin.
Sama seperti Citra, aku juga penasaran mengapa si Novel pengantar bunga itu memberi lingerie pada istriku?

Seperti yang kubilang, hanya ada dua kemungkinan.
Entah itu karena dia punya perasaan pada istriku.
Atau dia ingin berbuat yang macam-macam pada Citra.

Well, memang begitu 'kan?
Otak laki-laki tak jauh dari itu.

"Iya aku tau, tapi ini aneh kau memberiku lingerie. Sedangkan lingerie adalah pakaian dalam wanita. Sebenarnya apa maksudmu, Val?"

"Apa? Kenapa bicaramu seperti itu? Kau membuatku takut."

Aku mengangkat satu alis. Takut?

Memangnya apa yang dikatakan Novel sampai Citra berkata demikian?

"Nauval, apa kau mabuk?"

Tidak salah lagi, jawabannya ada di opsi kedua.
Pria itu pasti punya niatan buruk pada Citra dengan memberikan lingerie tersebut padanya.
Sial! Kemarin Nino, sekarang Novel.

Mengapa semua pria memperebutkan tubuh tak menarik milik Citra?

Aku yang tak sadar atau mereka yang tak sadar?
Entahlah, i don't care!

"Nauval bicaramu ngelantur, akan aku tutup telponnya."

Setelah beberapa detik aku tak mendengar Citra berbicara lagi pada Novel, barulah aku keluar menampakkan diri membuat gadis itu langsung menoleh mendengar dehamanku.
"Siapa yang menelpon barusan?"

"Ah, kau sudah pulang? Aku sedang memasak makanan untuk malam ini---"

"Apa kau baru saja mencoba menghindari pertanyaanku?"

Citra hanya diam seribu bahasa. Dia kemudian bergerak mematikan kompornya yang tengah memasak sesuatu yang kuyakini adalah steak---tercium dari aroma enak panggangan yang khas memenuhi indera penciumanku.

Dia berjalan mendekatiku dengan wajah yang terlihat gelisah, "Aku menelpon Nauval dan menanyakan tentang lingerie itu."

"Lalu?"

Citra memain-mainkan jarinya sembari mengalihkan pandangan ke arah lain selain padaku.
Dia seperti ketakutan, dan hal itu semakin membuatku penasaran akan apa yang dikatakan Nauval sampai bisa membuat dia bersikap demikian.

"Dia bilang...entahlah, aku tak mengerti maksudnya. Dia meracau tak jelas seperti orang mabuk. Dia bilang lingerie itu dia berikan karena ingin melihatku dalam keadaan setengah telanjang."

See? Dugaanku selalu benar.

Aku hanya tak mengerti mengapa para pria bisa memperebutkan tubuh Citra yang bagiku sungguh tak menarik?

Aku saja yang suaminya berusaha menolaknya mati-matian.

Ya, meskipun aku sendiri kemarin akhirnya mengakui kalau aku terangsang saat melihat tubuhnya yang hanya terbalutkan bra dan cd. Tapi---oh come on, tubuhnya masih masuk kategori tak menarik!

My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang