Part 60: Rival

8.1K 278 0
                                    

A/n : Votess :( and give me a comment💗💗 biar aku semangat update nya... ini udah deket banget sama part-part akhir nih genks.. kasih kesan kalian selama baca cerita aku dong:))

Author Pov

    Havana yang sedari tadi gelisah di ranjang tidur nya pun akhirnya memutuskan untuk duduk dan menyender di ranjangnya itu. Havana mengenttikkan kuku-kuku jarinya namun pikirannya pergi entah kemana.

Setelah membiarkan dirinya terjerat pelukan 'mantan tunangannya' itu , tak lama Havana memaksa melepaskan pelukan Xaverius tadi.

     Bagaimana mungkin ia masih bisa bertahan berpelukan lama dengan laki-laki itu, jika tadi detak jantung nya berdetak sangat hebat. Lebih baik ia pergi daripada harus merelakan malu ketika Xaverius menyadari suara detak jantung Havana yang tidak beraturan tadi. 

Havana menarik nafas nya pelan, kemudian menutup mata nya

'Kau harus bisa memilih Havana, salah satu dari Da Vinci atau tidak sama sekali' batin nya dalam hati

     Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, ketika Havana melihat jam dinding yang terus bergerak di hadapan nya. Tetapi ia masih tetap bisa tidur karena mengingat hal yang dilakukan oleh Xaverius kepada nya , setelah berbulan- bulan lebih lelaki itu tidak pernah melakukan interaksi dengan nya.

                                     🔮🔮🔮

Havana Pov

Aku terbangun dari tidur ku, ketika mendapati suara telfon masuk dari ponsel ku yang berada di atas nakas.

Sebentar aku merenggang kan otot-otot tubuh ku, lalu kemudian barulah aku mengambil ponsel yang sedari tadi berdering tanpa henti.

"Bonjour" ucap ku kepada lawan bicara ku di sambungan telfon

"Havana.. bisa kita bertemu?" Sahut seseorang yang tidak ku ketahui siapa di dalam di sambungan telfon

"Pardon, who's that?" Tanya kemudian

"Elena, aku elena ingin menemui mu.. apa kau ada waktu kosong hari ini ?"

Aku mengerutkan kening ku, menyadari yang saat ini menghubungi ku adalah perempuan jalang itu.

"Boleh.. " jawabku singkat

"Malam ini pukul 7 di Augusto Restaurant yah, see u there" ucap Elena lagi kepadaku

"Oke" jawab ku lalu mematikan saluran telfon

      Aku berjalan perlahan menuju kamar mandi, hendak mencuci muka dan menggosok gigi.
Aku menatap cermin yang berada di hadapan ku saat ini. Sebentar lagi umur ku 20 tahun.
Tepat dimana wasiat almarhum orangtuaku menginginkan diriku untuk menikah dengan putra dari Keluarga Da Vinci ini.

      Setelah selesai membersihkan wajah dan menggosok gigi, aku kembali duduk di pinggir ranjangku tadi nya aku ingin menjenguk Bastien siang ini, tapi seperti nya tubuh ku sedang tidak enak badan. Dan aku memilih untuk beristirahat saja di mansion Mom Sofia lagi pula nanti malam aku harus bertemu dengan Elena. Lebih baik aku mempersiapkan diri untuk menghadapi perempuan itu, agar tidak cepat terpancing Emosi.

Merasa bosan, aku memilih untuk bersantai di balkon kamar yang langsung menghadap ke kolam renang di bawah nya.

Sepertinya ada seseorang yang sedang berenang.

"Ah gila saja orang itu berenang siang-siang seperti ini" gumam ku pada diriku sendiri

Tapi sebentar, orang itu membalikkan badan nya. Dan memperhatikan ku.

Da Vinci Love Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang