15. Rasa Canggung

2.1K 238 27
                                    

"Kemarin melamun, sekarang demam, apa perlu aku mengantarmu ke dokter?"

Ya, benar. Aku demam. Ini bukan karena aku sakit sungguhan atau apa, tapi seharian ini wajahku selalu memerah bahkan tanpa hotpack. Mia berada di hadapanku, seperti biasa menyapa setelah kelas selesai.

Astaga. Yoongi juga masih ada di kelas ini. Ia baru saja selesai mengajar di kelasku dan masih bertahan disini karena beberapa mahasiswa di kelas sedang berkonsultasi padanya.

Apa aku kabur saja ya dari kelas ini? Ah pasti sangat terlihat.

"Mia-ya."

"Apa?"

"Bagaimana caranya mengatasi rasa canggung?"

"Mwoya? Tiba-tiba bertanya seperti itu?"(Apaan?)

Aku menghela nafas panjang. Tak bisakah ia langsung menjawabnya? Kenapa aku harus menjelaskannya panjang lebar?

"Jawab saja!"

"Aish, aku mana mengerti. Masalahnya apa saja aku tak tahu."

ARGGHH orang ini benar-benar tidak membantu.

"Yang paling simple sih, bersikap seperti biasa. Lagipula kau canggung dengan siapa sih?"

Dengan siapa, ya. Ada tuh, di depan. Sedang memberikan sedikit bimbingan pada mahasiswanya. Melihat wajahnya membuatku mengingat kejadian semalam.

"Aduh, panas."

"Tuh, 'kan! Kau aneh! Dingin begini kau bilang panas!"

Aku melirik Mia. "Kau tidak mengerti!!" Ucapku mencubit kedua pipi Mia.

"Aku ingin pulang.." Ucapku

"Ya pulang saja, apa susahnya."

"Kau tidak tahu rumahku dimana?"

"Dimana?"

"Di Jakarta."

Mia bungkam, lalu tersenyum tak lama kemudian. "Ehehe.. Maaaf…." Katanya. Gadis ini lucu sekali, aku jadi tertawa melihatnya.

"Kurasa aku akan mati…" Ucapku. Pandanganku berada pada Yoongi.

Otomatis Mia mengikuti arah pandanganku. Ia menopang dagu dengan tangannya lalu menghela nafas.

"Kenapa? Kau mau mati melihat Yoongi gyosu-nim? Kalau yang itu aku mengerti, lagipula siapa yang tak jatuh cinta padanya?"

Jatuh cinta, Ya? Kurasa mereka hanya mengidolakan Yoongi. Aku tahu bukan hanya aku yang jatuh cinta padanya, entahlah. Aku tak ingin mengungkapkannya sekarang ini.

"Kau suka dengannya, Ghania?"

Aku menoleh. Secara umum, ya kembali pada kalimatmu tadi. Siapa yang tak suka padanya?

"Kau pasti suka, ya. Aku salah bertanya hal itu padamu."

Kenapa orang ini malah bermonolog.

Sesaat kemudian gerombolan mahasiswa itu bubar, aku mengalihkan pandangan tiba-tiba dan memusatkannya pada ponselku. Ya, aku tahu ini sangat canggung dan aku ingin menghindari setiap tatapan yang ia berikan!!!

Tapi beberapa detik setelahnya saat aku nekat melihatnya, ternyata ia sudah memperhatikanku sebelumnya dan memberikan senyum simpul saat ia menyadari aku melihatnya.

Wajahku kembali memerah untuk ke sekian kalinya.

Sialan kau, Min Yoongi!

"Ini perasaanku saja atau memang ia terus melihat ke arahmu?"

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang