0. Prolog

11.8K 510 45
                                    

"Namaku Min Yoongi."

"Ghania Ayu Pertiwi. Salam kenal."

Perkenalan itu berlangsung singkat. Pria di hadapanku ini adalah pemilik apartemen yang menerima aku menjadi salah satu penghuninya selama 4 tahun kedepan.

Seperti perkenalan diatas, nama lengkapku Ghania Ayu Pertiwi. Aku adalah salah satu dari ribuan pelamar beasiswa yang beruntung dan mendapatkan bangku kuliah di Korea via Kedutaan dari Indonesia. Sekarang ini, aku diterima di salah satu universitas kesenian terbaik di Korea.

Mengapa aku memilih tinggal di apartemen orang daripada di apartemen yang sudah disediakan? Aku dengar apartemennya bagus dan memadai, sayangnya lokasi apartemen itu akan sangat jauh dari universitasnya. Jadi jika kalian berharap untuk tinggal di sebuah apartemen yang disediakan universitas dan berekspektasi kalau apartemen kalian berjarak dekat dengan universitas kalian, tidak juga.

Atau mungkin hanya aku yang kurang beruntung.

Apartemen yang berada di dekat universitasku semuanya sudah penuh. Ayolah, Seoul itu kota metropolitan yang serupa dengan Jakarta. Hal ini sama seperti kalian tak mendapatkan kos-kosan di dekat tempat kerja/universitasmu. Daripada buang-buang ongkos, lebih baik aku bertamu di apartemen seseorang.

Dan kebetulan, rekan kerja ayahku adalah seseorang yang berkewarganegaraan Korea. Ia bilang ia memiliki keponakan yang tinggal sendiri dan lokasi apartemen yang dekat dengan universitas di tempat yang aku tuju.

Jadilah ayahku mempercayakan anak bontotnya pada pria asing keponakan rekan kerjanya ini.

Jahat banget enggak sih?

Menurutku sih, tidak. Awalnya aku berpikir akan menjengkelkan tinggal bersama seseorang yang belum pernah aku kenal sama sekali. Apalagi, berbeda bahasa dan kebangsaan. Tapi setelah aku belajar bahasa mereka dan lancar berbicara dengan mereka, kupikir tak ada salahnya ngobrol dengan pria ini.

Apalagi, dia ganteng banget!!

Cewek mana yang tidak tergila-gila oleh pria tampan? Terutama bagi yang menyukai K-pop. Aku yakin jika aku ceritakan pada mereka yang di Jakarta bahwa aku tinggal bersama oppa ganteng ideal kalian, pasti aku akan dihajar sekalinya aku pulang ke Indonesia.

Dan tentang pria di hadapanku ini, Namanya adalah Min Yoongi. Ia berusia 24 tahun dan bekerja sebagai dosen. Ia tak mengatakan apapun soal hobinya, namun jika aku perhatikan terdapat piano dan sebuah studio musik kecil di apartemen ini, ia pasti sangat menyukai musik.

"Namamu sangat rumit untuk dilafalkan."

"Simple saja. Gha. Ni. A. Kau bisa membacanya seperti ganiya."

"Oooh.. Ghania.."

Aku mengangguk secara canggung. Mak, aku jadi kangen rumah.

"Oh iya. Kamarmu disitu. Disamping pintu kamarku."

Wah, bersebelahan toh.

Ia membantuku membawa koper dan aku mengikuti langkahnya menuju kamar yang dimaksud. Setelah aku lihat, kamarnya begitu simple. Apa mungkin sebelumnya adalah kamar tamu? Yah, apapun itu, aku sangat bersyukur mendapat tempat tinggal disini.

"Terimakasih banyak."

"Tak usah sungkan, kau akan tinggal disini selama empat tahun jadi anggap rumah sendiri. Apa ada lagi yang kau butuhkan?"

Aku menoleh ke arahnya. Ia tersenyum manis dimana hal itu membuat aku hampir terjatuh karena gemetaran. Sial, senyumannya bahkan membuatku lemas seperti ini.

"Ahh tidak ada."

"Baiklah. Aku akan keluar sebentar hingga waktu makan malam. Take your time."

Setelah mengatakan hal itu, ia pergi dan menghilang dari pandangan.

Sejauh ini, Yoongi adalah orang pertama yang aku kenal di Seoul. First impressionku adalah, dia sangat baik. Yah.. Bukankah semua orang baik pada awalnya? Tapi mari berdoa agar semuanya akan berjalan lancar sampai aku lulus dari universitas ini.

Semoga saja....

🎡

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang