30. Orang Tua

1.4K 146 1
                                    

Yoongi's pov

"Yoongi."

Suara itu memecah lamunanku yang sedang berada di lobby rumah sakit dimana Ghania di rawat. Seperti gurauanku sebelumnya, aku ingin menculik anak itu walau hanya sehari saja.

Melihat Hyoah datang dengan seorang pria yang kelihatannya seumuran denganku dan seorang wanita paruh baya, aku langsung memberi salam pada mereka. Kelihatannya mereka sanak keluarga dari Ghania. Mungkinkah kakaknya? Adiknya? Ibunya? Aku tidak tahu. Tapi aku yakin wanita paruh baya ini adalah ibunya Ghania.

"Dia ini Irvan, kakaknya Ghania."

Hyoah memperkenalkanku pada pria itu. Ia mengulurkan tangannya dan aku menjabatnya. "Namanya Yoongi." Kata Hyoah memperkenalkanku pada kakaknya itu.

"Yang ini ibunya."

Aku otomatis membungkuk dan memberi salam padanya sesopan yang aku bisa. Senyum hangat yang dikeluarkan dari mulut ibunya membuatku merasa nyaman, mungkin karena ia seorang ibu.

Kami berbincang sebentar soal kedatanganku disini. Ibunya bertanya apa yang membuatku datang kesini, aku menjawabnya bahwa aku butuh kabar dari anak gadisnya karena dia tak kunjung menjawab telefon dan pesan singkatku. Di sini, Hyoah membantuku berbicara dengan mereka.

Setiap kali Hyoah berkata pada mereka dengan bahasa yang tidak aku mengerti, Hyoah selalu menerjemahkannya padaku.

"Kakaknya bertanya apa kau pacarnya Ghania?"

Aku tertegun, "Iya."

Dari ucapanku mungkin mereka mengerti. Wajah mereka menunjukkan ekspresi terkejut. Apa karena aku nekat kesini untuk menemui Ghania?

Setelah itu, ibunya bicara pada Hyoah. Beberapa saat aku memperhatikannya, aku tak begitu mengerti. Ah, kemana ilmu yang kudapatkan dari pak Yanto?! Kenapa aku tak bisa mengerti satupun bahasa mereka?

"Ibunya bilang, maaf kalau hal ini membuatnya kebingungan. Pertama karena kepulangan Ghania ke Jakarta tiba-tiba, itu karena ayahnya tahu dan marah besar bahwa Ghania menjalin hubungan denganmu." kata Hyoah.

Aku mengangguk. Itu sebabnya ayahnya bersikap sangat ketus saat bertemu denganku di apartemen kemarin.

"Kedua, kelihatannya Ghania benar-benar memikirkan hal ini dan membuatnya jatuh sakit. Ibunya tahu bahwa Ghania ingin bertemu denganmu karena itu ia menerima kehadiranmu. Kalau ayahnya yang tahu aku tak tahu nasibmu bagaimana, jadi simpan rahasia ini ya." Ucap Hyoah.

Aku kembali mengangguk dan mengerti.

"Ketiga, kau boleh menemui Ghania. Jangan bilang padanya kalau kau bertemu dengan ibu dan kakaknya. Lalu…"

"Lalu?"

"Maafkan aku, Yoongi. Tapi ibunya bilang kau harus memutuskan hubunganmu dengan Ghania."

Seperti tersambar, aku sangat terkejut dan membulatkan mata. Berpisah dengannya seakan tak pernah terjadi apapun antara aku dengan Ghania? Tidak mungkin. Menerima fakta bahwa ia takkan tinggal di rumahku saja membuatku gila, apalagi aku harus pisah dengannya?

"Kenapa?!" Ujarku.

Kakaknya bicara lagi. "Katanya ia tahu kalau kau mencintai adiknya, tapi ini demi Ghania dan dirimu sendiri."

Aku bungkam, berusaha menerima fakta ini. Ibunya bahkan memegang tanganku untuk memohon agar aku menghentikan hubunganku dengan Ghania.

Mana bisa.. Aku tak tahu apakah aku bisa melepas gadis itu.

"Maafkan aku, Yoongi. Ibu dan ayahnya sangat ingin Ghania fokus pada pendidikannya. Memang tidak berefek pada nilai-nilai yang diperoleh Ghania, tapi ya…." Omongan Hyoah terhenti. "Kebanyakan orang tua disini seperti itu. Aku harap kau mengerti."

"Kau tahu aku takkan pernah bisa melepaskannya, Hyoah."

"Iya, aku tahu. Tapi ㅡ"

"Tolong, aku tak ingin melupakannya. Aku tak tahu harus kemana lagi hingga aku bisa menemukan yang seperti dia."

Hyoah menghela nafasnya. "Seperti itulah kehidupan. Kau menemukan yang pas, bukan berarti mereka ditakdirkan untukmu." Ujarnya.

"Kau harus belajar melepasnya."

Aku harus belajar melepasnya. Aku harus belajar untuk..

Untuk melepas Ghania.

Kau pikir aku bisa? Mungkin. Tapi aku tidak yakin. Sangat tidak yakin dengan diriku sendiri. Aku bahkan tak tahu apa yang harus aku katakan padanya.

Aku takkan melepasnya.

Tapi ketika ia ingin melepasku, mungkin,

Aku akan belajar untuk menerima kenyataannya.

🎡🎡🎡

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang