Acara wisuda berjalan lancar.
Melihat kerumunan keluarga yang menjemput anak-anak mereka, tertawa bahagia karena sekarang anaknya bisa membahagiakan kedua orang tuanya membuat benakku terasa sakit. Terhitung sudah satu jam lebih semenjak matahari terbenam sementara aku belum kembali ke apartemen untuk beberes. Universitas masih memberikanku waktu tiga minggu untuk pergi dari apartemen dan ketika waktu itu datang, aku harus pulang ke Jakarta. Tanah kelahiran.
"Arghh.. Aku belum pesan tiket pesawat…"
Aku meraung kesal, memegang ijazah di tangan kanan dan topi toga di tangan kiri. Ingin meneguk segelas susu stroberi agar suasana hatiku lebih baik, ternyata terlalu malas turun ke bawah mengingat aku berada di rooftop kampus.
"Pesan tinggal pesan, kenapa dibuat susah?"
Suara itu.
Aku menoleh ke arah suara tersebut. Melihat seorang pria yang berdiri dengan setangkai bunga di tangan kanannya dan tangan kirinya sengaja ia masukkan ke kantung celananya.
'Bangke, mantan gue ganteng banget dah, makin gak bisa move on ini namanya.'
Oh sial pikiranku sedang kacau sehingga aku ingin menangis sambil tertawa sekarang ini juga. Ia menambah rancu pikiranku yang sudah hancur senja ini.
"Nih." Katanya. Ia memberikanku buket bunga.
"'Nih'???" Aku keheranan.
"Suka bunga 'kan? Saya beliin." Katanya.
Sempat beberapa saat aku membulatkan mataku, terkejut dengan apa yang terjadi saat ini.
"Nuguya?" (Kau siapa?)
Dia menyentil dahiku. "Yoongi. Min Yoongi, lupa ingatan?" Katanya.
Dengan Bahasa Indonesia yang fasih.
Maksudku, hey, Min Yoongi yang hanya berbicara Bahasa Korea denganku sekarang bicara Bahasa Indonesia denganku, dengan prononsiasi yang baik dan sangat fasih, maksudku lagi, hey, SEJAK KAPAN?! DIA BUKAN YOONGI YANG AKU KENAL?!
Sudah beberapa bulan sejak terakhir kali aku bicara padanya di ruang dosen saat aku mengumpulkan tugas, itu juga hanya bicara soal mahasiswa yang belum mengumpulkan tugasnya dan pembicaraan itu berlangsung menggunakan Bahasa Korea yang sangat formal, memalukan.
"Kaget ya?" Tanyanya.
"Y-ya.. Iya…" Ujarku. "Sejak kapan?"
"Udah lama."
Selama ini ia belajar terus? Bahkan setelah putus denganku? Kupikir ia tak pernah melanjutkan pembelajarannya dengan Pak Yanto, astaga.. Orang ini.
"Mau enggak bunganya? Saya berikan ke yang lain saja ya."
Walaupun belum terlalu fasih dalam bahasa informal, ia begitu berbicara dengan baik dan benar. Selama ini dia juga berjuang ya… Apakah aku sudah melakukan yang sama padanya?
"Jangan. Sini buat aku aja."
Ia memberikannya, dan aku langsung memeluk buket bunga mawar itu. Mencium semerbak harum bunga itu sedikit membuatku tenang. Berada di sampingnya menambah rasa tenangku juga.
"Kamu masih belajar bahasa Indonesia ya ternyata." kataku, melempar pandangan ke arah gemerlap kota Seoul.
Yoongi tak menjawab apapun. Ia berdiri di sebelahku. Kami menikmati pemandangan Seoul, diselimuti rasa sakit yang ada di benakku. Aku tak tahu apa yang ia rasakan, apakah ia merasa yang sama?
"Tentu." Katanya.
"Kenapa?"
Yoongi menarik nafasnya, "Karena saya percaya." Ujarnya.
Aku mengerutkan keningku, "Percaya?"
"Dua tahun lebih saya gunain untuk belajar bahasamu, mencoba buat mengerti kamu. Saya percaya kamu, walaupun saya enggak tahu kamu percaya saya atau tidak." Ujarnya.
Aku tidak mengerti.
"Saya percaya bahwa kamu juga sama berjuangnya dengan saya. Saya percaya bahwa perjuangan kita ini akan terbayar nanti. Walaupun nanti kamu tidak berakhir sama saya. Walau nanti saya juga tidak berakhir dengan kamu. Saya akan tetap percaya bahwa kita sama-sama pernah berjuang demi kita berdua."
Aku bergeming, tak bisa bicara apapun. Menatap beberapa cahaya yang dipantulkan dari beberapa gedung di sana, mencerna kalimatnya barusan.
Aku jadi berpikir bahwa aku tak ingin berakhir dengan siapapun kecuali dia- Yoongi. Aku tak suka ini, serius, aku semakin tak bisa melepasnya walaupun aku tahu aku harus melepasnya perlahan.
"Sekarang ini…."
Ia menoleh padaku, "Apa ada kesempatan?"
Aku membalas tatapan matanya, "Entahlah, Yoongi." Kataku.
"Kenapa?"
"Aku.. enggak tahu."
Aku bahkan tak sanggup berkata bahwa aku sebenarnya tak bisa kau gapai lagi.
🎡🎡🎡
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Fanfiction[completed] Ghania adalah seorang gadis asal Indonesia yang berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Korea Selatan. Berbagai alasan memaksanya untuk tinggal bersama seseorang, yang hingga saat ini ia anggap sebagai dunianya. 항상 널 찾은 거야. - I'...