Di hadapanku ada Ayah yang memakan makanan kesukaannya -semangkuk bakso. Kami sedang berada di daerah Kramat Jati, lebih tepatnya di sebuah tempat makan sederhana yang menjual makanan khusus bakso. Dari kecil, Ayah sering membawaku ke sini. Sampai sekarangpun tidak berubah.
Maksudku, sangat berubah.
Keadaannya sangat canggung. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku pergi ke luar dengan Ayah. Hubunganku dengan Ayah dulu bagaikan lem - mungkin akan lebih mudah jika menyebutkannya seperti itu. Dulu, Ayah sering bercanda padaku, atau meledekku hingga aku kesal, namun Ayah tahu bahwa aku takkan pernah bisa marah padanya. Lagi-lagi, akibat kebodohanku.
Sangat menyedihkan.
"Mulai kerja kamu kapan?"
Ayah memulai pembicaraan. Beruntung aku tidak tersedak kuah bakso karena aku sangat terkejut.
"Bulan depan."
"Oh, masih ada waktu."
Masih ada waktu? Untuk apa? Oke, aku tak mengerti apapun yang dikatakan ayah siang ini.
"Untuk apa yah?" Tanyaku.
Ayah menghentikan aktifitas makannya. Ia menaikkan tatapan, lalu menatapku perlahan. Membuatku cukup bergidik ngeri dan takut, aku tak pernah dilihat seperti ini oleh Ayah sendiri.
"Kamu harus urus apapun itu untuk ke Seoul."
Aku mengerutkan dahi kebingungan, "Kenapa tiba-tiba?!" Ucapku.
"Kamu cari cowokmu yang di Korea itu. Ayah kasih waktu seminggu dari keberangkatan kamu. Kalau ketemu, bawa dia ke hadapan ayah. Pokoknya ayah mau bicara sama dia."
Tentu saja, pekartaan Ayah membuatku terkejut. Tiba-tiba Ayah menyuruhku untuk mencari ia- Min Yoongi, yang dimaksud. Jika saja mencarinya semudah mencari sesuatu di situs pencarian Google, maka akan aku biarkan perkataan Ayah kali ini.
Aku membulatkan mataku, "Ayah jangan bercanda, deh."
"Bercanda apanya? Kamu pikir ayah bercanda terus. Ibu bilang kamu masih mikirin cowokmu yang di Korea. Ayah kasih kamu kesempatan buat nyari dia. Gunain itu sebaik mungkin. Kalau kamu gak berhasil bawa dia ke ayah," Ayah menarik nafas lalu menghempaskannya.
"Kita bakal ketemu lagi sama keluarganya Lian dan omongin pernikahanmu."
Aku berdeham, berusaha menenangkan diri. Hanya dua kata yang ada dalam benakku, Tidak. Mau.
"Yah, Seoul itu luas. Sama kayak Jakarta. Aku gak mungkin cari dia di seluruh penjuru Korea dalam satu minggu!" Seruku.
Ayah mendelik ke arahku, "Ayah gak mau tau. Intinya seminggu dan dia harus dia ada di Jakarta."
Antara ingin tertawa atau menangis, aku bahkan tak tahu bagaimana caranya menemukan Yoongi disaat sudah lama putus kontak dengannya. Kau tahu kalimat bagai mencari jarum di dalam jerami? Kira-kira seperti itu yang akan aku alami.
Tapi karena aku percaya bahwa dunia itu kecil, aku percaya akan menemukanmu dimanapun aku berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
Fanfiction[completed] Ghania adalah seorang gadis asal Indonesia yang berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Korea Selatan. Berbagai alasan memaksanya untuk tinggal bersama seseorang, yang hingga saat ini ia anggap sebagai dunianya. 항상 널 찾은 거야. - I'...