Bintang terduduk ditaman, kotak persegi sudah ada digenggamannya, berniat merayakan ulangtahun temannya itu. Diusianya 8 tahun, ia sudah cukup berani untuk berpergian sendiri dikota seluas ini.
Anak kecil nan cantik berjalan dengan riang menghampirinya. Senyum Bintang terukir mendapat seseorang yang sudah ia tunggu sejak tadi. Usianya satu tahun dibawahnya. Gadis itu biasanya menyebutnya dengan sebutan "kakak" dan Bintang suka dengan panggilan itu.
Mereka tidak bertetangga, namun cukup dekat karna mereka satu sekolah. Bintang mengenal anak cowok yang biasa bersama anak kecil itu, dan anak kecil itu memanggilnya dengan sebutan "abang"
"Selamat ulang tahun Anindya" ucap Bintang seraya memberikan kotak persergi. Anindya menerima kotak itu dengan senang hati. Walaupun awalnya kecewa karna Bintang tidak bisa menghadiri acara ulangtahunnya.
"terimakasi Bintang" ucapnya.
Seperti kebanyakan anak kecil, Anindya langsung membuka kado itu. Dengan sangat antusias sampai Ia tidak memperhatikan Bintang yang sedang tersenyum melihatnya.
Sebuah kalung berbandul Bintang berwarna biru dan note berwarna biru begambar Bintang. Serba gambar Bintang dan Anindya senang menerima itu.
"kamu suka?" tanyanya
Anin mengangguk antusias, lalu diambilnya kalung itu. Dan memakainya pada dirinya sendiri.
"Aku harus pindah" ucap Bintang tiba-tiba.
Anindya hanya diam tanpa bicara namun air matanya sudah meluncur sempurna membasahi pipinya. Terasa menyakitkan ketika harus ditinggal oleh teman. Dan setelah mengatakan itu tanpa berkata lagi, Bintang mendekat dan Memeluk Anindya selayaknya teman. Kemudian Bintang pergi meninggalkan Anindya menangis.
Dan hari itu bagaikan mimpi buruk ketika melihat teman yang ia sayangin harus menangisinya.
*
"Anindya"
"Anindya"
"Anindya"
Matanya terpejam sempurna, namun mulutnya terus memanggil satu nama. Sarah yang melihatnya merasa sudah terbiasa. Beberapa kali ia melihat sendiri Satya memanggil nama seseorang ketika tertidur. Dan nama yang sama ketika Sarah melihat sebuah foto Satya bersama seseorang ditanam. Tempat yang biasanya ia kunjungi bersama keluarganya sebelum pindah kesini.
"abang bangun" teriak Sarah seraya menggoyangkan tubuh Satya.
Seketika Satya langsung terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap beberapa kali.
"Lo mimpi lagi?" tanya Sarah yang sekarang duduk dikasur. Satya merubah posisinya menjadi duduk bersila menghadap Sarah.
Ia mengatur napasnya senormal mungkin. Mimpi itu kembali dalam tidurnya, entah apa maksud dari semua mimpinya itu, tapi sudah beberapa hari belakang ini Satya memimpikan hal yang sama.
Kejadian yang sebenarnya tidak ingin ia buka kembali dalam hidupnya. Pada hari dimana ia meninggalkan Teman dekatnya dahulu. Melihatnya menangis sendirian ditaman sebelum Satya benar-benar meninggalkannya. Dan setelah hari itu Satya sudah tidak mengetahui lagi tentang Gadis itu,tidak melihat gadia itu.
Pasti gadis itu sudah tumbuh sebagai remaja seperti dirinya.
"cepet mandi, ada papa mau sarapan bareng" ucap Sarah seraya meninggalakan Satya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA'VU [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU AKUNKU, BARU BACA CERITANYA] [TAMAT] Bagi Satya jatuh cinta itu sulit, bahkan siswi disekolahnya ia abaikan gitu saja, namun seketika semua itu berubah ketika ia bertemu dengan gadis polos ditaman belakang sekolah. Dan bodohnya ia malah...