Sudah seminggu setelah kejadian malam itu, baik Satya maupun Anin tidak saling sapa. Seperti musuh yang ketika bertemu memilih untuk melengos begitu saja.
Sempat waktu itu bertemu dikoridor sekolah, rasanya Anin ingin menyapa namun melihat Satya yang sepertinya menghindari dirinya, Anin mengurungkan niatnya itu. Memilih untuk diam melihati kepergian Satya.
Walaupun tidak bertegur sapa dengannya, Anin masih dapat mengetahui kabar Satya lewat Adam Atau Dinar. Biasanya Anin akan bertanya kepada mereka mengenai Satya. Beberapa kali Adam dan Dinar berusaha melunakkan hati Satya namun tetap saja tidak bisa.
Selama dua hari juga Satya tidak masuk kata Adam, Adam bilang kalau Satya sakit, entah benar atau tidak. Perasaan bersalah dalam dirinya terus menjalar setiap harinya. Menyesal karna sudah membuat Satya menjadi seperti ini. Menjadi Satya yang seperti apa dikatakan orang lain, Satya yang dingin dan cuek.
Dalam seminggu ini pula Anin tidak konsen belajar, jarang makan dan lebih sering menangis dikamar. Padahal dua minggu lagi akan diadakan ujian akhir semester. Namun Anin merubahnya mulai hari ini, melupakan semua kesedihannya, mencari kesibukan disekolah.
Seperti saat ini, ia sibuk mencari buku diperpustakaan. Ia ingin menyelesaikan tugasnya lebih cepat,agar dapat waktu belajar yang lebih banyak untuk ujian nantinya. Tanpa memikirkan perutnya yang kosong saat di jam istirahat, Anin masih membolak balikan lembaran demi lembaran dari buku tebal itu.
Seseorang duduk dihadapannya, membuat Anin tersadar dan menengadah. Ada Bima didepannya sambil tersenyum manis. Dan selama seminggu ini pula Bima sering datang menghampirinya. Awalnya Anin risih namun ia membiarkannya begitu saja, toh Bima hanya diam tidak menganggunya belajar. Kadang Bima juga mencari buku dan mengerjakan tugas bersama Anin.
Dengan belajar, Anin bisa sedikit melupakan kesedihannya. Walaupun sosok Satya sepertinya tidak bisa ia lupakan begitu saja, namun ia tetap berusaha untuk melupakan. Untuk apa mengingat toh Satya sendiri juga sudah lupa sepertinya.
Dan kemarin Anin lihat sendiri kalau antara Satya dan Nabila sudah mulai akrab. Bahkan mereka sering kekantin bersama atau pulang bersama, itu yang Anin tahu dari Adinda. Dan Anin berusaha untuk tidak peduli dengan itu semua. Walaupun awalnya sangat mengganggu pikiran Anin.
*
Dua hari Satya tidak masuk sekolah, apalagi alasannya kalau bukan karna badannya yang sakit karna ia siksa sendiri. Tangannya terasa patah akibat memukul samsak tanpa pelindung.
Saat kembali kesekolah, ia berharap tidak bertemu Anin. Bukan karna marah atau sebal, hanya saja ia merasa, kalau ia bertemu Anin perasaannya akan semakin bertambah. Padahal saat ini ia sedang berusaha melupakan Anin, Pernah bertemu namun Satya memilih untuk diam dan berlalu begitu saja, dan saat meninggalkan Anin begitu saja membuat hatinya terasa sesak. Namun mau bagaimanapun Satya ingin melihat Anin bahagia.
Selama seminggu ini pula, ia lebih banyak menghabiskan waktu disekolah untuk berdiam diri. Entah di taman belakang sekolah atau rooftop sekolah yang sepi, atau kadang-kadang menghabiskan waktunya bersama Adam dan Dinar.
Seperti saat ini, mereka bertiga jalan ditengah-tengah koridor sekolah yang ramai sambil bercanda satu sama lain. Dan tentu saja mereka menjadi bahan tontonan para siswi disini.
Bersama teman-temannya ia bisa melupakan Anin, walaupun tidak mudah ia akan berusaha untuk itu. Sebab yang terpenting baginya adalah melihat Anin bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA'VU [TAMAT]
Ficțiune adolescenți[FOLLOW DULU AKUNKU, BARU BACA CERITANYA] [TAMAT] Bagi Satya jatuh cinta itu sulit, bahkan siswi disekolahnya ia abaikan gitu saja, namun seketika semua itu berubah ketika ia bertemu dengan gadis polos ditaman belakang sekolah. Dan bodohnya ia malah...