Anin disambut hangat oleh wanita cantik yang sudah berumur, perkiraan Anin umur wanita ini tidak terlampau jauh dari bundanya. Kulitnya putih bersih,tinggi semampai dengan senyum hangatnya. Cantik, mungkin hanya itu yang bisa Anin ungkapkan ketika bertemu sosok wanita ini.
"Ini mama ku" ucap Satya.
Anin tersenyum seraya menyalimi tangan Susan. "Anin, Tante" ucapnya memperkenalkan diri secara singkat.
"cantik" pujinya membuat Anin tersipu malu.
"cocokkan dampingin Satya yang gantengannya maksimal gini?"
"kebagusan buat abang mah" sambar Sarah yang baru saja tiba.
Reflek Satya menjitak pelan kening adiknya itu membuat Sarah mengadu pada Susan. "mah abang jahat"
"sudah sudah malu ada tamu kok masih berantem"
Anin hanya terkekeh menanggapinya. Lalu matanya melirik Sarah yang saat itu berdiri tepat disamping susan.
"Sarah, adik bang Sat yang paling cantik" ucapnya seraya menekankan panggilan untuk abangnya itu.
"mulut lo itu ya minta disumpel batu" ucap Satya.
Susan menarik tangan Anin, membiarkan Sarah dan Satya debat didepan. "ayo masuk tante sudah masak banyak"
"makasi tan"
Anin duduk tepat disamping Satya berhadapan dengan Susan. Sedangkan Sarah berhadapan dengan Satya. Papa Satya tidak ada dirumah karna ada pekerjaan diluar kota.
"mah ih abang nih" ucap Sarah merengek. Belum mulai makan saja mereka berdua sudah membuat kericuhan dimeja makan.
"kenapa si abangmu?"
"ini kakiku di injek-injek dibawah" ucapnya.
Susan menajamkan matanya kearah Satya membuat Satya menyengirkan giginya. "abang"
"Sarah juga songong mah"
"apaan abang duluan yang jitak aku"
"apaan lo duluan yang manggil gue bang Sat"
"ya emang itu nama lo mau diapain lagi?"
"tuh kan bener-bener" setelahnya Satya dengan sengaja menginjak kaki Sarah sampai Sarah sedikit menangis.
"Sat udah" ucap Anin lembut. Seketika itu juga Satya diam ditempatnya.
"maafin abang ya" ucapnya seraya menghampiri Sarah dan memeluknya.
Sarah menggeleng "gak ada ice cream gak ada maaf" ucap Sarah.
Satya mendengus sebal, kalau tidak didepan Anin dan Susan rasanya Satya ingin sekali melempar Sarah ke kolam renang saja. Ngelunjak, apalagi kalo sudah minta makanan kesukaannya.
Satya kembali duduk disamping Anin.
"Kamu harus makan yang banyak ya nin, tante udah masakin semuanya"
Anin tersenyum seraya mengangguk, membayangkan makan yang banyak ini saja sudah kenyang apalagi harus makan semuanya. Walaupun Anin yakin makanan ini enak semua.
Mereka mengobrol ringat, membahas seputar kegiatan sekolah atau kegiatan yang sering dilakukan.
"jadi kalian pacaran sejak kapan?"
"baru seminggu"
"masih hangat dong ya, jangam bosen-bosen sama Satya ya Nin"
"iya tante"
"Anin ini anak kebanggaan sekolah mah, pinter, cantik, nyaris sempurna deh" ucap Satya membanggakan Anin pada Susan dan Sarah.
"berlebihan banget kamu mah" ucap Anin tersipu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA'VU [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU AKUNKU, BARU BACA CERITANYA] [TAMAT] Bagi Satya jatuh cinta itu sulit, bahkan siswi disekolahnya ia abaikan gitu saja, namun seketika semua itu berubah ketika ia bertemu dengan gadis polos ditaman belakang sekolah. Dan bodohnya ia malah...